Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 September 2021   09:25 Diperbarui: 14 September 2021   15:40 6867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang focus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. 

Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.

Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

5. Dampak pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Sangat jelas lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman salah satunya terciptanya dari pengambilan keputusan yang tepat. Proses yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang tepat adalah dengan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut memberikan keyakinan kepada kita bahwa keputusan yang kita ambil mampu mengakomodir seluruh kepentingan dan harapan berbagai pihak yang dilibatkan dalam kasus atau permasalahan yang dihadapi, sehingga dengan keputusan yang tepat tersebut dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, positif, nyaman dan aman.

6. Kesulitan-kesulitan sulit yang dihadapi dalam melaksanakan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika serta masalah perubahan paradigma di lingkungan sekolah

Sebagai makhluk social yang selalu melakukan interaksi dan komunikasi  dengan lingkungan yang ada di sekitar kita. Kita pasti pernah dan bahkan sering dihadapkan dengan situasi yang menuntut diri mengambil suatu keputusan yang tepat. Situasi yang bisa termasuk dilemma etika atau bujukan moral. Dalam mengambil keputusan yang tepat kita sering dihadapkan dengan berbagai kesulitan di antara:

  • Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman menjadi salah satu kendala/kesulitan pribadi yang muncul.
  • Terkadang pengalaman pahit sebelumnya akan mempengaruhi pengambilan keputusan di masa selanjutnya.
  • Kehawatiran akan keputusan yang tidak tepat menjadi kesulitan tersendiri dalam pengambilan keputusan.
  • Ketidakcermatan dalam mengindentifikasi fakta dan informasi awal akan mempengaruhi ketepatan keputusan yang diambil.
  • Perbedaan sudut pandang setiap orang dalam mengambil keputusan suatu kasus yang sama menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan keputusan.

Kelima kesulitan yang dipaparkan di atas akan memberikan pengaruh terhadap perubahan paradigma yang berkembang dan dipegang oleh pihak yang ada di lingkungan institusi tempat saya berkerja.

7. Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid

Program guru penggerak salah satu edisi yang bertujuan untuk memerdekakan anak didik kita. Ada banyak proses yang dilakukan dalam rangka memerdekakan anak didik. Salah satunya adalah dengan keputusan yang tepat ketika kita dihadapkan dengan situasi atau kasus yang membutuhkan penyelesaian yang berpihak pada murid dan mengangkat kepentingan peserta didik. Keputusan yang diambil kita sebagai bentuk proses menuntun peserta didik didik untuk merdeka, berkembang dan hidup sesuai kodrat alam dan zamannya. Kita bisa melakukan proses coaching kepada kita ketika mereka dihadapkan dengan kondisi yang berhubungan dengan dilemma etika dan bujukan moral. Menemukan potensi yang mereka miliki untuk menyelesaikan segala masalah dilemma etika dan bujukan moral untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga keputusan yang diambil tanpa paksaan dan interpretasi dari pihak mana pun. Dalam mengambil keputusan melalui proses yang memerdekakan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun