Judul Modul   : Praktek Coaching model TIRTA
Nama        : Yudi Hamdan Dardiri
A. LATAR BELAKANGÂ
Peserta didik adalah asset masa depan yang akan mengubah peradaban. Budaya, cipta, rasa dan karsa akan tergantung di tangan mereka. Keleluasaan spiritual, social, emosional dan intelektual akan dibangun dan diciptakan oleh mereka. Itu semua hanya akan menjadi sebuah angan tanpa nyata jika di masa sekolah mereka tidak digembleng dan diarahkan.Â
Peran kitalah sebagai penuntun menciptakan suasana yang aman, nyaman dan berkmakna bagi kehidupan mereka semasa sekolah. sekolah menjadi tempat perseamaian benih-benih kebaikan, menanamkan nilai-nilai positif dan membiasakan displin positif serta budaya positif.
Guru adalah penuntun bagi hidup dan kehidupan murid sehingga mampu berjalan sesuai kodrat alam dan zamannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk membiasakan budaya menuntun adalah dengan proses coaching. Proses untuk menggali potensi keunikkan peserta didik untuk mampu menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahannya sendiri.Â
Tak terkecuali dengan kondisi bagaimana pun sekolah harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk mampu memaksimalkan potensi-potensi muridnya dengan proses coachingnya. Begitupun Di SMP Negeri 2 Talaga, salah satu sekolah yang terkena imbas merebaknya pandemic covid-19 memberjalankan proses pembelajaran secara kombinasi baik luring maupun daring.
Permasalahan bermunculan tak ada hentinya. Apalagi permasalahan yang berhubugan dengan peserta didiknya. Guru mempunyai peranan penting untuk membimbing, Â mengarahkan, membina dan menuntun peserta didik untuk mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Seluruh guru harus mampu menjadi coach bagi murid-muridnya.Â
Begitu pun dengan saya sebagai salah satu guru SMP Negeri 2 Talaga bersama komunitas praktisi akan mencoba memberikan layanan prima untuk seluruh anak didik melalui proses coaching. Proses yang akan dilakukan secara kontinyu untuk menciptakan iklim pembelajaran yang memerdekakan potensi  setiap peserta didik. Pembelajaran yang berdampak dan berpihak pada peserta didik di lingkungan SMP Negeri 2 Talaga.
B. TUJUANÂ
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Dengan penggalian potensi, tuntunan dan arahan guru, akan menciptakan peserta didik yang mampu hidup dengan laku yang sebaik-baiknya sebagai individu atau bagian masyarakat sesuai kodrat zaman dan alam.
- Dengan proses coaching model TIRTA akan membantu peserta didik mengoptimalkan potensi yang miliki untuk bisa lebih merdeka belajar
- Dengan proses coaching TIRTA akan menciptakan iklim pembelajaran yang lebih berpihak pada peserta didik
C. TOLAK UKURÂ
Adapun tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan adalah sebagai berikut:
- Terciptanya peserta didik dengan laku baik sebagai individu atau bagian masyarakat sesuai kodrat zaman dan alamnya
- Optimalisasi dan melejitnya potensi yang miliki untuk bisa lebih merdeka belajar dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan proses coaching model TIRTA
- Terciptanya iklim pembelajaran yang lebih berpihak pada peserta didik dengan berjalannya proses coaching di sekolah.
D. LINIMASA TINDAKAN YANG DILAKUKANÂ
- Membuat rencana tindakan praktik aksi nyata meliputi jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan
- Membuat perizinan kepada kepala sekolah dan mensosialisasikan proses coaching kepada rekan sejawat dengan melibatktifkan komunits parktisi.
- Proses coaching di komunitas sekolah dengan pendampingan.
- Evaluasi dan refleksi pelaksanaan coaching
- Tindak lanjut dan perbaikan proses coaching selanjutnya.
E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKANÂ
Kegiatan coaching ini akan dilakukan dengan menerapkan model TIRTA dan melibatkan Kepala sekolah, Wali kelas, Tenaga Pendidik, pendamping dan peserta didik yang prosesnya akan didokumentasikan oleh CGP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H