Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Terbimbing Teknik Coaching

18 Agustus 2021   20:24 Diperbarui: 18 Agustus 2021   20:36 13483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diary sang calon guru penggerak dalam melakukan refleksi dan metakognisi terkait aktifitas pembelajaran modul coaching yang telah dilalui. Saya coba untuk merenungkan dan flash back aktifitas pembelajaran dengan harapan dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan menjawab beberapa pertanyaan reflektif sebagai berikut:

1. Sebelum mempelajari modul ini,

Saya pikir bahwa coaching

Apa yang kita lakukan dalam rangka memberikan layanan, bimbingan , masukan atau arahan kepada peserta didik yang mengalami hambatan, masalah atau kendala baik dalam belajar dan atau dalam berinteraksi di lingkungan sekolah itulah yang disebut dengan coaching.

saya merasa bahwa coaching

cukup secara langsung memberikan solusi kepada peserta didik yang mencurahkan keluh kesah dan masalahnya dan anak langsung menerapkan solusi yang kita berikan. Tanpa ada proses diskusi untuk menggali segala usaha yang pernah dilakukan dan apakah solusi tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Setelah mempelajari modul ini,

Saya pikir bahwa coaching

coaching adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan antara coach dan coachee. Dimana coachee sebagai klien distimulasi dan dieksplorasi segala kemampuan dan potensinya oleh coach untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri. Coach hanya membantu untuk memaksimalkanya

saya merasa bahwa coaching

sangat bermanfaat dalam mendewasakan peserta didik/coachee untuk tidak bergantung terhadap orang lain yang lebih dewasa darinya. Coaching ini membantu coachee memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk menyelesaikan problemnya sendiri.

3. Dari empat kelompok kompetensi dasar seorang coach, saya merasa bahwa kekuatan saya ada pada kompetensi 

Keterampilan membangun hubungan baik 

Keterampilan berkomunikasi keterampilan memfasilitasi pembelajaran

Karena

Dua kompetensi tersebut sangat diperlukan untuk menciptakan kenyamanan coachee untuk berbagi dan berkolaborasi menemukan segala potensi yang dimiliki coachee untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Membangun kemitraan antara coach dan coachee tanpa pemisah atau tidak menjadikan sebagian pihak berada diposisi yang lebih dari yang lainnya. Mengarahkan coachee untuk menemukan keputusannya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

4. Dari teknik coaching yang saya pelajari, teknik yang perlu saya kembangkan dan latih adalah

Komunikasi Asertif

Karena

Dengan komunikasi asertif akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyampaikan masukan atau pemikiran-pemikiran yang seharusnya disampaikan. Pemikiran-pemikiran yang kita miliki tidak perlu disimpan dalam benak dan hati akan tetapi diungkapkan degan lugas dan tegas dengan tetap menghormati teman komunikasi kita. Komunikasi asertif juga akan menumbuhkan rasa hormat menghormati antar sesama karena ketika akan mencurahkan pikirannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita selalu mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan orang tersebut.

5. Kendala yang saya hadapi ketika melakukan praktik coaching dalam Komunitas Praktisi adalah 

  • Terburu-buru menyampaikan Solusi sehingga tidak mengajak diskusi coachee untuk menemukan potensi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. 
  • Susah meluangkan waktu di tengah kesibukan penuhnya tanggung jawab yang diselesaikan. 
  • Belum begitu menguasai tehnik coaching yang sesuai dengan esensi.

6. Upaya yang saya lakukan dalam menghadapi kendala tersebut adalah 

  • Tidak terpancing untuk terburu-buru memberikan solusi, mencoba menjadi pendengar aktif. Belajar sabar mengelola emosi untuk terus menggali potensi coachee.
  • Jangan terlalu terjebak dengan padatnya aktivitas (meluangkan waktu), dengan membuat schedule time yang jelas dan memasukan praktik coaching sebagai salah satu jadwal pekerjaan yang harus dilakukan dalam salah satu list daftar pekerjaan.
  • Membuka lebih banyak referensi yang membahas tentang coaching dan berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman dengan para ahli dan parktisi yang sudah terbiasa melakukan praktik coaching.

Salam bahagia dan Merdeka

Salam guru penggerak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun