Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Terbimbing Pembelajaran Sosial Emosional

1 Agustus 2021   21:32 Diperbarui: 1 Agustus 2021   21:44 5591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam Aktivitas pembelajaran ini Calon Guru Penggerak akan coba untuk merefleksi dan melakukan metakognisi dengan menjawab beberapa pertanyaan untuk menggali kemampuan akan pemahaman terhadap aktivitas pembelajaran sosial emosional sebelumnya. berikut adalah pertanyaan reflektif dan metakognisi beserta jawabannya:

  1. Apakah hal yang menarik yang telah Anda pelajari?

Hal menarik yang saya pelajari bahwa setiap orang bahkan guru pasti pernah mengalami hal-hal yang menyebabkan muncul rasa stress dan meningkatnya emosi.  

Emosi dan stress tersebut muncul diakibatkan karena bertumpuknya tugas, tanggung jawab dan pekerjaan yang harus diselesaikan secara bersamaan. 

Seseorang tidak dapat menyelesaikan berbagai permasalahan hidup secara bersamaa. Maka perlu mengenali diri, apa yang sedang terjadi pada dirinya dan memberi nama apa dirasakan dan terjadi pada dirinya, seperti saya sedang marah, saya kesal, saya kecewa dan yang lainnya. 

Dengan mengenal dan menamai maka muncul satu kesadaran penuh langkah apa atau tindakan apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan emosi dan stress yang muncul tersebut. 

Jika seseorang telah mengenal dan mampu mengelola emosinya maka akan muncul kepekaan, kepedulian dan rasa empati terhadap orang lain. Merasakan bagaimana jika apa yang dialami dan dirasakan orang lain menimpa pada diri. Menghilangkan penghukuman terhadap orang dan menggantikannya dengan rasa empati.

Selain itu overloading beban, kesulitan atau perasaan yang ada pada diri menghilangkan focus pekerjaan mana yang harus dahulu diselesaikan dan tanggung jawab yang bersifat urgen yang mana untuk didahulukan dikerjakan. 

Perlu suatu proses yang dapat memulihkan kesadaran penuh dan perlu kemampuan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula yang penuh konsentrasi serta focus untuk mengerjakan setiap pekerjaan dengan maksimal (resiliensi). 

Seseorang yang berada dalam kondisi bertumpuk suatu pikiran perlu memilih penyelesaian-penyelesaian yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Ketika terjadi sesuatu terjadi pada diri seseorang kenali bahwa itu semua masalah (Problem), buatlah opsi-opsi penyelesaian yang dipilih oleh kita (Options), deskripsikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dari setiap opsi yang kita ambil (Outcomes), selanjutnya tentukanlah keputusan apa yang akan diambil oleh kita (Choices).

Hal menarik lainnya bahwa dalam materi yang telah dipelajari kita diajarkan bagaimana bisa mengembalikan ke keadaan yang berkesadaran penuh. 

Tehnik STOP menjadi primadona sebagai penyelesaikan, menghentikan gerakan bebera saat (Stop) menghirup nafas (Take a Breath) , menahan nafas, merasakan nafas, dan mengeluarkan napas, mengamati perubahan apa yang terjadi dengan melakukan itu (Observe) untuk mengembalikan ke kesadaran penuh sehingga pada akhirnya kondisi kita pulih kembali dan kita siap melakukan aktivitas selanjutnya dengan penuh kesadaran.

  1. Apa perubahan dalam pemahaman atau latihan pembelajaran yang Anda lakukan selama ini?

Mencoba mempraktikkan teknik STOP sebagai upaya untuk memulihkan berkesadaran penuh sehingga emosi dapat terkendali dan focus tetap terjaga. Menyisipkan teknik-teknik KSE dalam pembelajaran di kelas sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan diri dan peserta didik dalam mengahapi setiap kesulitan dan rintangan yang datang. 

Selaih tahan napas, memparaktikkan juga tehnik berjalan berkesadaran dan bergerak berkesadaran. Berupaya untuk mengaplikasikan kompetensi Sosial emosional dalam setiap setiap gerak, pikir dan ucap. Mengintegrasikan pembelajaran social emosional dalam praktik mengajar di kelas.

  1. Apakah tantangan yang masih Anda hadapi dalam proses pembelajaran ini?
  • Hal baru akan menjadi asing untuk dilakukan apalagi melibatkan pihak lain.
  • Praktik baik tidak selama diterima dan direspon secara positif harus terus berusaha untuk mengajak yang lain untuk bersama-sama melakukan praktik baik.
  • Memerlukan waktu tambahan karena akan sedikitnya menyita waktu pembelajaran dikelas.
  • Penyusunan tehnik kompetensi social emosional yang relevan dengan mata pelajaran matematika pada saat pengaplikasian tehnik Kompetensi social emosional terintegrasi ke dalam mata pelajaran.
  • tidak semua guru mau melakukan sesuatu hal baru walaupun itu positif bagi dirinya dan peserta didik.

Sepatutnya setiap guru terus berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang menjadikan anak senang, tenang dan nyaman dalam belajar. Guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat untuk terus mengupgrade kompetensinya demi perbaikan pembelajaran dan sebagai salah satu bentuk upaya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Salam Bahagia dan salam merdeka belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun