Sesegerakan mungkin perbaiki. Ada beberapa hambatan pada saat kami melakukan presentasi yaitu satu teman kami yang berperan sebagai penjawab yaitu pa Zaenal tidak bisa melakukan perannya karena terkendala signal tetapi dengan kerjasama hambata tersebut dapat terselesaiakan sehingga kami dapat sukses menyelesaikan sesi ini dengan cukup memuaskan. Banyak manfaat yang kami peroleh dari sesi ini. Saya jadi mengetahui bagaimana mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam sebuah RPP. Â RPP yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik.
Di hari kedua, saya melakukan Refleksi terbimbing. Kami diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik yang makin memperkuat kami meningkatkan pemahaman terkait pembelajaran berdiferensiasi. Di aktivitas ini tidak ada hambatan yang dirasakan karena di sesi ini bagaimana CGP menggali lebih dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi.Â
Saya lebih memahami bahwa Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu tentang siswa dan merespons belajarnya berdasarkan perbedaan. Ketika guru terus belajar tentang keberagaman siswanya, maka pembelajaran yang profesional, efesien, dan efektif akan terwujud.
Adapun aktivitas yang saya lakukan di refleksi terbimbing ini tergambar dalam dokumentasi berikut:
Aktivitas ketiga yaitu demonstrasi kontekstual. Di aktivitas ini kami diminta membuat Rencana pembelajaran berdiferensiasi dan mengevaluasi efektivitas RPP yang dibuat oleh sesama rekan CGP. (peer assessment). Saya membuat RPP berdiferensiasi dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik ditinjau dari Profil Belajarnya. Â
Profil belajar yang terdapat di RPP Berdiferensiasi yang dibuat saya itu tiga gaya belajar. Auditori anak yang akan lebih cepat memahami sebuah konsep dengan menyajikan dominasi suara dan saya buat sebuah rekaman untuk membantu anak auditori. Anak visual mereka akan lebih cepat menyerap suatu konsep dengan berbantuan gambar-gambar yang secara visual terlihat jelas oleh indera penglihatan mereka. Kinestetik, mereka belajar sambil mempraktekan konsep tersebut.Â
Jadi akan cepat terpahami jika langsung dipraktekkan. Saya mengalami kesulitan mencari sebuah media yang membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep matematika berdasarkan kebutuhana mereka. Karena matematika sejatinya sudah mulai bersifat abstraksi untuk anak usia sekolah. tetapi dengan menggali berbagai sumber referensi masalah ini dapat terselesaikan.
Berikut peer assessment yang dilakukan antar CGP dalam aktivitas ruang demonstrasi kontekstual
Aktivitas penutup di minggu ke-10 yaitu Elaborasi Pemahaman, mengelaborasi pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi lewat proses tanya jawab dan diskusi. Ruang untuk menyampaikan keraguan dan persepsi tentang potensi hambatan dalam implementasi. Ruang elobarasi pemahaman diinstrukturi oleh Ibu Dias Rismasari dengan peserta seluruh CGP Angkatan 2 Kabupaten Majalengka. Dalam aktivitas ini tidak ada hambatan yang begitu krusial karena sebelumnya kita telah melalui proses untuk memahami materi.