Terlepas digenggamanmu, satu buku yang begitu kuinginkan. Dan dia menjatuhkan semaunya, tanpa tahu buku itu sangat berarti. Buku yang tak bisa kubeli, tapi di depanku buku itu dicampakan tak berarti. Sedih ...
Suatu waktu kuminta pada ibuku, "buk, mau tidak membelikanku buku yang bigboss seperti punya dia itu?", dan aku tak perlu mendengar jawabnya. Diamnya ibuku adalah isyarat, cukuplah untukku buku tipis yang bisa berbagi untuk adik-adikku. Bukan tak mau, tapi belum waktunya untukku dan memang tak perlu.Â
...
Mengingatnya, membikin bulir-bulir bening memenuhi mata. Bukan tentang buku tulis yang tak terbeli, tapi apapun buku tetap hanya buku. Karna buku butuh penulisnya, butuh yang mengkreasinya menjadi berwarna dan berseri. Dan ibuku membuatnya menjadi lebih berarti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H