Yang duduk mengepalkan tangannya. Menempel pada pipinya yang lembut. Pipimu yang biasanya cembung, erat menempel pada gigimu yang rapi. Bibirmu yang berisi membulat memerah, mekar dalam warna bunga bunga gincu favoritmu.
Kamu cantik.
Merona berhias kaca yang dipasang dihidung mungilmu.
Ayolah senyum, tawamu bukan main indahnya. Seperti melihat mawar merah muda berembun di pagi itu.
Aku terpesona.
Matamu yang  hitam tergantung bintang yang membuatnya berpijar.
Ayo sini, lupakan guratan lelah sejarah suram itu. Biarlah ia menjadi kafilah yang bergerak berlalu. Kamu terlalu menarik, tak usah berlalu dengannya.
Iya, Kamu adalah pagi dalam siang. Kamu adalah pagi dalam sore. Dan kamu selamanya pagi, bagiku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI