Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Coklat dan Bintang Bumi

16 April 2019   08:22 Diperbarui: 16 April 2019   08:33 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu ingat? Aku pernah memberimu coklat. Ku bungkus pita berwarna jingga. 

Disimpan rapi waktu membawa nya. Tiap diperempatan lampu merah ku raba, kawatir jatuh dan gagal rencana. 

Tak benar benar aku punya rencana. Sepanjang jalan begitu banyak kata yang bergelayutan. Apa kabarmu? Lahir tahun berapa? Kamu sedang apa? Aku mengganggu tidak? Huh, makin banyak yang ku pikir, makin besar resah yang menghinggap. 

Pintu rumahmu seperti menuju rumah hantu. Makin dekat tanganku mengetuk, makin berdebar jantungku berdegub. Aku ragu apakah senyum simpul yang terlihat atau raut wajah datar yang memberi penanda aku harus bersiap pergi. 

Seperti bidadari, manis yang dirasa. Wajahmu memerah, guratmu berurai indah. Aku takluk dalam senyum mu yang merekah. Aku bingung, tak sanggup memandang. Tapi ingin, sangat ingin terus melihat. 

Lupa, lupa, lupa. Hilang semua rencana. Ku berikan saja coklat itu. Mungkin kamu tertawa. Melihatku kuyup berlulur keringat. Malu.

Coklat kamu ambil dari tanganku, sambil tersenyum kamu berucap " makasihh yaa" kamu tersenyum.... ahhh bintang terindah seperti hadir dibumi, diwajahmu kala itu. Dalam senyummu yang berwarna.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun