Indonesia sedang dalam kondisi darurat!
Kita sama-sama tahu, tanggal 8 November 2018 yang lampau muncul ke permukaan film karya anak bangsa yang terinspirasi dari kisah nyata. "A Man Called Ahok", yang disutradarai oleh Putrama Tuta, dan "Hanum & Rangga: Faith in the City", yang disutradarai oleh Benni Setiawan.
"A man called Ahok" menceritakan kehidupan mulai dari Ahok kecil, menjadi seorang gubernur, hingga mendekam di Rutan Mako Brimob. Pesan utamanya jelas, peran orangtua, khususnya ayah Ahok, hingga membentuk sosok Ahok seperti sekarang ini.
"Hanum & Rangga: Faith in the City" mengisahkan bagaimana Hanum dan Rangga mempertahankan cinta mereka, ditengah pergumulan karir dan menjaga keluarga yang harmonis. Pesan utamanya jelas, membagikan perjuangan karir dan agama ditengah minoritas, serta mempertahankan kehidupan rumah tangga.
Dua film indah karya anak bangsa yang memberikan pesan moral yang kuat.
.
Sayangnya, pesan indah yang ingin disampaikan kedua film tersebut seakan sirna.
Sirna oleh pihak-pihak yang matanya telah kabur dan memenuhi setiap komentar di lini masa dengan hujatan. Mata mereka kabur oleh kepentingan politik yang membabi-buta.Â
Film yang seyogianya menjadi inspirasi dan semangat bagi para penikmatnya, malah menjadi ajang lempar hujat. Panggung layar bioskop berubah menjadi panggung politik.
Hal itu disebabkan tokoh utama dalam kedua film tersebut berafiliasi sangat dekat dengan kedua calon presiden kita.
Ahok kita tahu bersama, menjadi rekan sekerja Jokowi saat masih fokus membangun Jakarta. Hanum Rais merupakan putri Amien Rais, tokoh pendiri PAN yang juga mengusung Prabowo.