Mohon tunggu...
YUDIANTO YUDIANTO
YUDIANTO YUDIANTO Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangkok yang Menawan - Bagian 3

28 Agustus 2014   20:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:16 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari terakhir kami di Bangkok diawali dengan hujan ringan di pagi hari sehingga menjadikan udara pagi menjadi lebih segar. Tujuan kami kali ini adalah kompleks istana Grand Palace. Mengingat terbatasnya waktu karena kami harus tiba di bandara Don Muang sekitar pukul 17.00 maka kami memilih taksi untuk menuju Grand Palace. Setiba di Grand Palace suasana sangatlah ramai. Tiket masuknya seharga 500 Bath dan terdiri dari 3 jenis tiket yang dapat digunakan untuk mengunjungi beberapa tempat sekaligus di kawasan Grand Palace seperti Grand Palace, Vimanmek Mansion Museum, Support Museum Abhisek Dusit Throne Hall, Sanam Chandra Palace, Arts of the Kingdom Exhibition, At Ananta Samakhom Throne Hall, the Pavilion of Regalia dan Royal Decorations and Coins.

Pengunjung harus memakai pakaian sopan, celana panjang dan baju berlengan. Jika tidak berpakaian seperti itu pengunjung diwajibkan menyewa pakaian yang disediakan di pintu masuk. Nampak banyak sekali turis khusunya bule-bule Amerika dan Eropa yang harus menyewa baju tersebut dikarenakan kebanyakan dari mereka hanya memakai kaos singlet, tangtop, dan celana pendek.

[caption id="attachment_321306" align="aligncenter" width="576" caption="Grand Palace yang indah"][/caption]

Cuaca saat itu sangat panas. Suhu berkisar sekitar 34 derajat Celcius. Namun karena kompleks Grand Palace hampir semuanya dipaving sehingga menambah suhu panas di tempat itu. Kami tidak berlama-lama di dalam Grand Palace karena tidak kuat dengan panas dan ramainya pengunjung saat itu. Selain turis, penduduk lokal Bangkok juga memanfaatkan Grand Palace untuk melakukan sembahyang. Namun kami beruntung masih sempat melihat pergantian pasukan penjaga Grand Palace.

[caption id="attachment_321319" align="aligncenter" width="550" caption="Pergantian Pasukan di Grand Palace"]

14092067771072015662
14092067771072015662
[/caption]

[caption id="attachment_321313" align="aligncenter" width="640" caption="Penduduk Bangkok melakukan sembahyang di dalam kompleks Grand Palace"]

14092034961730960831
14092034961730960831
[/caption]

Tujuan kami berikutnya adalah Wat Po. Lokasinya sangat dekat dengan Grand Palace dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tiket masuknya tidak termasuk dalam tiket masuk Grand Palace sehingga kami harus membayar lagi dengan harga 100 Baht. Di dalam Wat Po terdapat patung Budha tidur terpanjang di Thailand yaitu sepanjang 46 meter. Patung Budha tidur ini dilapisi dengan emas. Di samping patung Budha tidur terdapat 108 mangkuk perunggu yang melambangkan sifat-sifat keberuntungan Budha. Jadi jika kita memasukkan koin di dalam mangkuk-mangkuk tersebut dipercaya dapat membawa keberuntungan. Untuk mendapatkan koin tersebut kita dapat menukarkan uang 20 Baht di dekat deretan mangkok tersebut dengan koin-koin khusus untuk dimasukkan ke dalam deretan mangkok tersebut. Uang sebesar 20 Baht tadi akan dimasukkan ke dalam kotak amal untuk pengelolaan tempat ibadah tersebut.

[caption id="attachment_321320" align="aligncenter" width="578" caption="Patung Budha Tidur di Wat Po"]

1409206895172548469
1409206895172548469
[/caption]

Puas melihat-lihat isi Wat Po kami kembali menuju Platinum Fashion Mall untuk makan siang dan membeli beberapa barang yang belum sempat dibeli. Dari Platinum kami kembali ke penginapan untuk mengambil tas yang telah dititipkan sebelumnya di resepsionis lalu menuju bandara Don Muang. Sepanjang trotoar antara Platinum dan penginapan kami terdapat banyak PKL penjual makanan dan buah-buah khas Thailand. Durian montong yang terkenal itu hanya dihargai sekitar 60-80 Baht per packnya. Saya pun mencobanya dan rasanya sungguh lezat.

[caption id="attachment_321321" align="aligncenter" width="527" caption="Durian montong Thailand"]

14092070131650611310
14092070131650611310
[/caption]

Untuk menuju bandara Don Muang saya mencoba menawar taksi dan disepakati harga 300 Baht termasuk biaya tol. Setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, tibalah kami di bandara Don Muang. Suasana bandara ramai namun masih tertib dan bersih. Usai melakukan chek-in dan pemeriksaan imigrasi kami mencoba melihat barang-barang di area duty-free dan beberapa toko yang ada. Harganya tidak terlalu mahal. Bahkan bisa dibilang standart. Suasana ruangan di area duty-free ini bisa dibilang bagus untuk ukuran low cost terminal airport. Lantainya dilapisi karpet dan penataan ruangan yang mirip mall.

[caption id="attachment_321322" align="aligncenter" width="560" caption="Duty-Free Don Muang International Airport"]

1409207078396442847
1409207078396442847
[/caption]

Tak terasa tiba waktunya kami untuk menaiki pesawat yang akan membawa kami kembali ke Indonesia. Dari atas pesawat pemandangan kota Bangkok sangat indah. Lampu-lampu kota Bangkok berpadu apik dengan lekukan sungai-sungai yang membelah kota Bangkok. Sampai jumpa Bangkok. Semoga bisa berkunjung kembali.

[caption id="attachment_321323" align="aligncenter" width="560" caption="Bangkok di malam hari"]

14092072021088197002
14092072021088197002
[/caption]

-- Tamat --

Cerita sebelumnya :

1. Bangkok yang Menawan - Bagian 1

2. Bangkok yang Menawan - Bagian 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun