Mohon tunggu...
YUDIANTO YUDIANTO
YUDIANTO YUDIANTO Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangkok Yang Menawan - Bagian 2

27 Agustus 2014   21:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:22 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kedua kami di Bangkok bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69. Karena lokasi kami menginap dekat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), maka kami berencana foto di depan kantor KBRI. Rupanya pagi itu sudah nampak para petugas KBRI dan masyarakat Indonesia yang bersiap-siap akan mengikuti upacara 17 Agustus.  Nampak pula beberapa turis asal Indonesia seperti kami yang ingin berfoto di depan KBRI.

[caption id="attachment_321082" align="aligncenter" width="504" caption="Foto di depan KBRI di Bangkok"][/caption]

Setelah puas berfoto di depan KBRI, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju kompleks mall Siam Paragon. Lokasinya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari KBRI karena dekat dengan pintu keluar kompleks mall Siam Paragon. Bagi pejalan kaki bisa masuk lewat pintu ini. Sedangkan kendaraan harus memutar dan melewati bagian depan. Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit sampailah kami di Siam Paragon. Rupanya mall masih belum buka jadi kami menunggu di salah satu kedai kopi ternama yang sudah buka terlebih dahulu. Rupanya banyak juga pengunjung mall ini yang sudah antri di depan pintu masuk mall. Ternyata hari itu adalah hari terakhir acara branded big sale sehingga begitu pintu mall dibuka sontak ratusan pengunjung masuk dan berlari menuju lokasi sale tersebut. Rupanya sama saja dengan penduduk Jakarta yang doyan dengan acara branded sale.

[caption id="attachment_321086" align="aligncenter" width="630" caption="Iseng-iseng sambil menunggu mall buka"]

1409099929331223368
1409099929331223368
[/caption]

Setelah dibuka, kami menuju museum lilin Madame Tussaud. Museum lilin ini merupakan cabang satu-satunya di Asia Tenggara jadi rugi jika tidak mampir kesini ketika berkunjung ke Bangkok. Lokasinya berada di lantai 6 Siam Center yang masih berada dalam kompleks mall Siam Paragon. Harga tiket masuknya 800 Bath atau sekitar Rp 320.000,- Namun karena kami membeli di booth ticket di lantai 5 maka kami mendapat diskon 10% menjadi 720 Bath. Jika ingin lebih murah lagi bisa membeli tiketnya secara online dengan menggunakan kartu kredit di website www.madametussauds.com/bangkok/

Pada saat kami masuk museum ini rupanya datang pula rombongan wisata dari Indonesia dalam jumlah banyak. Walhasil kami serasa bukan di negara lain karena bertemu dengan banyak orang Indonesia. Namun yang tidak mengenakkan kami harus antri ketika akan berfoto dengan patung-patung lilin yang ada di dalam museum. Mengingat waktu kami yang terbatas maka trik kami adalah berfoto dengan patung-patung lilin yang tidak banyak antriannya sehingga menghemat waktu. Patung lilin yang banyak diserbu  untuk berfoto adalah patung Presiden Soekarno dan Presiden Obama dan Michelle Obama.

[caption id="attachment_321087" align="aligncenter" width="551" caption="Narsis di Madame Tussaud Bangkok"]

14091007412142595771
14091007412142595771
[/caption]

Setelah puas berfoto di Madame Tussaud, kami berencana melanjutkan perjalanan ke Chatuchak Weekend Market dengan menggunakan BTS yang ada persis di samping mall. Sebelum itu kami mencoba salah satu kedai ice cream Stickhouse yang merupakan franchise asal Italia. Tampilan ice cream disini sunggu menggoda jadi sayang jika dilewatkan. Hmmm... yummiii

[caption id="attachment_321089" align="aligncenter" width="480" caption="Selfie @ Stickhouse Bangkok"]

14091014741081732566
14091014741081732566
[/caption]

Tujuan kami berikutnya adalah Chatuchak Weekend Market. Pasar yang buka hanya di hari Sabtu dan Minggu ini merupakan salah satu tempat tujuan favorit turis untuk berbelanja aneka barang dengan harga yang sangat murah. Selain belanja kita juga bisa menikmati aneka makanan jalanan (street food) khas Thailand seperti buah potong, kelapa muda bakar, mango sticky rice dan masih banyak yang lainnya. Untuk menuju tempat ini kita dapat menggunakan BTS, MRT atau taksi. Karena di Siam Paragon terdapat Siam BTS Station maka kami memilih menggunakan moda transportasi ini.

Menggunakan BTS pada saat lalu lintas padat & macet sangatlah berguna untuk menghemat waktu. Siam station sendiri merupakan stasiun pertemuan 2 jalur BTS (interchange) antara Sukhumvit Line dengan Silom Line. Tiket dapat dibeli melalui mesin tiket dengan memasukkan uang koin. Jika tidak mempunyai koin Bath, kita bisa menukarkan uang kertas Bath di Station Office di sebelah mesin tiket. Terdapat pula beberapa petugas yang akan membantu penumpang jika mengalami kebingungan ketika akan membeli tiket atau menentukan tujuan. Untuk informasi lengkap tentang BTS Bangkok dan rutenya dapat dilihat disini.

[caption id="attachment_321124" align="aligncenter" width="567" caption="Mesin Tiket BTS Bangkok"]

1409118884701210591
1409118884701210591
[/caption]

[caption id="attachment_321125" align="aligncenter" width="567" caption="Ticket Office Siam Station Bangkok untuk menukarkan koin"]

1409118967310291160
1409118967310291160
[/caption]

Untuk menuju Chatuchak maka kita harus menuju Mo Chit Station yang merupakan stasiun terakhir dari Sukhumvit Line. Turun dari stasiun kita tinggal berjalan kaki untuk menuju Chatuchak. Pada saat itu kondisi pasar sangat ramai namun tetap aman. Namun disarankan bagi setiap pengunjung agar mengawasi dompet dan barang bawaan. Chatuchak sendiri menempati areal yang sangat luas yang tidak mungkin dapat dijelajahi dalam waktu 1 hari. Disini terdapat pembagian zona-zona barang yang dijual sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari barang yang diinginkan. Terdapat pula ATM bank lokal yang memudahkan pengunjung jika ingin mengambil uang tunai. Selain barang-barang, disini juga terdapat banyak penjual makanan khas Thailand seperti buah potong, kelapa muda bakar, mango sticky rice dan masih banyak yang lainnya. Harganya murah dan enak-enak.

Yang membuat saya kagum disini adalah para penjual barang dan makanan dapat menjaga kebersihan sehingga pengunjung tidak merasa risih atau jijik ketika akan berbelanja. Bahkan ketika kami usai menyantap es kelapa muda lalu membuang sampah di tempat sampah yang berada di pedagang lainnya, pedagang es kelapa muda itu lalu mengambil sampah kami dan menaruh di tempat sampahnya sendiri. Sungguh patut diacungi jempol dan ditiru oleh pemerintah dan pedagang di Indonesia dalam mengelola PKL sebagai aset wisata unggulan.

[caption id="attachment_321127" align="aligncenter" width="560" caption="Pedagang es kelapa muda di Chatuchak yang sangat menjaga kebersihan"]

14091197571785666183
14091197571785666183
[/caption]

[caption id="attachment_321128" align="aligncenter" width="551" caption="Sebagian dari barang dan makanan di Chatuchak"]

14091198631720445112
14091198631720445112
[/caption]

Puas berbelanja di Chatuchak kami melanjutkan perjalanan ke Asiatique. Namun sebelumnya kami pulang ke hotel terlebih dahulu untuk menaruh barang belanjaan dan mandi karena suasana Chatuchak yang panas membuat baju kami basah oleh keringat. Setelah meletakkan barang belanjaan dan mandi di hotel kami pun menuju Siam BTS Station kembali untuk menuju Saphan Taksin Station yang merupakan stasiun BTS yang terintegrasi dengan dermaga kapal di sungai Chao Praya. Dari dermaga ini ada kapal gratis yang akan mengantarkan kita ke Asiatique.

Dari dermaga menuju Asiatique menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit. Asiatique The Riverfront merupakan tempat belanja dan kuliner yang sedang hits di Bangkok. Disini terdapat puluhan cafe-cafe dan fashion store yang ditata dengan apik. Konsepnya sama dengan Citos di Jakarta atau Sutos di Surabaya namun letaknya berada di pinggir sungai. Juga terdapat bianglala raksasa yang akan membawa pengunjung menikmati suasana Bangkok dari ketinggian. Waktu yang pas berkunjung ke Asiatique The Riverfront adalah saat sore hari karena kita bisa menyaksikan suasana ketika matahari terbenam dan lampu di gedung-gedung sekitarnya mulai menyala.

[caption id="attachment_321129" align="aligncenter" width="560" caption="Pemandangan di Sungai Chao Praya. Tampak Asiatique dengan bianglalanya"]

14091211821261759623
14091211821261759623
[/caption]

[caption id="attachment_321131" align="aligncenter" width="360" caption="Berfoto di depan Asiatique"]

1409121490566690363
1409121490566690363
[/caption]

[caption id="attachment_321132" align="aligncenter" width="560" caption="Suasana Asiatique ketika matahari mulai terbenam"]

14091215721869931469
14091215721869931469
[/caption]

Semakin malam maka pengunjung Asiatique akan semakin ramai karena tempat ini buka sampai tengah malam. Kami pun kembali dengan menaiki kapal gratis yang sama pada saat tiba. Suasana Sungai Chao Praya di malam hari sangatlah indah dengan dihiasi lampu-lampu dari gedung-gedung di sekitarnya.

Sambil menikmati pemandangan tersebut saya berpikir kapan Indonesia bisa mempunyai pengelolaan wisata sebaik Thailand. Sungai Chao Praya juga berwarna coklat sama seperti sungai-sungai di kota besar di Indonesia. Namun sungai Chai Praya bersih dari sampah serta tidak ada pemukiman kumuh. Yang ada malah hotel-hotel berbintang, gedung perkantoran sampai apartemen mewah sehingga membuat pemandangan disini mampu menjadi daya tarik wisata tersendiri. Banyak pula kapal yang lalu lalang dengan fasilitas dinning on cruise atau disewa untuk party dan gathering sembari mengitari sungai Chao Praya yang diiringi dentuman musik dari DJ diatas kapal tersebut.

Tak terasa sampai juga kami di dermaga. Kami kembali naik BTS untuk menuju penginapan.

See you next time Asiatique !!

-- bersambung --

Cerita Sebelumnya : Bangkok Yang Menawan - Bagian 1

Referensi :

1. Madame Tussaud Bangkok

2. BTS Bangkok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun