Masih terjadi dan entah sampai kapan berakhir,mental bully generasi milenial yang terus berkembang menjadi seperti budaya. Entah siapa yang memulai pertama kali?bahkan satu dunia ini tidak luput buaday "bully". Keresahan seperti yang seharusnya menjadi perhatian khusus.
Siapa yang tidak mengenal dengan istilah" bully/perundungan:? Segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang kepada orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti atau menurunkan martabat dan dilakukan secara terus menerus.
Hampir setiap orang didunia pernah merasakan bagaiman pahitnya dibully. Pembully akan merasa puas apabila orang yang ia merasa tertekan. Sikap seperti inilah yang harus dihapus dari sebuah negara,terkhusus untuk Bangsa Indonesia dan sampai menjadi budaya yang turun temurun apalagi sampai mandarah daging kepada anak cucu kita nantinya.
Bahkan ada survei yang mengatakan 41% murid di Indonesia pernah merasakan bully. Miris memang!kenapa bangsa sebesar ini masih ada perilaku seperti itu. Generasi kitalah yang harus memutus rantai budaya bully agar tidak merambah ke generasi dibawah kita.
Tindakan bully tidak harus dengan kata-kata kasar atau dengan kata-kata ejekan,contoh tindakan bully lainnya yaitu memukul,mendorong,menendang,menjambak dan sebagainya.Yang merupakan tindakan membully dalam bentuk fisik.
Zaman semakin berkembang dan maju,tindakan bully. Tindakan bully kini tidak harus dengan kata yang katar atau dengan mendorng,memukul,dan sebagainya. Lalu dengan apa?kini pembully dapat memanfaatkan kecanggihan social media yang disalah gunakan untuk ajang bully membully.
Kejahatan seperti itu dinamakan dengan istilah Cyberbullying. Bahkan di zaman sekarang semakin parah Cyberbullying yang terjadi. Instagram,facebook,twitter,telegram dan masih banyak aplikasi media social lainnya. Kini sudah tidak menjadi aplikasi bertukar pikiriran atau dimanfaatkan sebagai media promosi lagi.
Tapi kini malah menjadi lahan baru untuk membully seseorang,seperti menghina dan mencaci di kolom komentar,mengirim pesan pribadi,mengirim voice note,mengirim gambar ejekan dan masih banyak lagi.
Apalagi di perparah dengan situasi pandemic covid-19 seperti saat ini. Yang kita di tuntut untuk melakukan aktivitas hanya dirumah. Entah jenuh atau apa?di media sosial makin marak aksi bullying. Mental bangsa yang seperti inilah yang harus di rubah.
Jangan menganggap enteng dengan kata "bully" karena dapat mengakibatkan hal buruk terjadi. Seperti di korea misalnya,wanita yang dibully oleh banyak orang lewat media sosial berakhir dengan bunuh diri. Hal ini jelas betentangan dengan nilai nilai Pancasila,terutama sila pertama dan sila yang ke 2 yang berbunyi:
"Ketuhana Yang Maha Esa"
Membully jelas sangat salah di dalam makna Pancasila sila pertama Ketuhana Yang Maha Esa yaitu yang harus taat kepada Tuhan dan menjauhi larangan larangannya yang salah satunya melarang menghina atau menyombongkan diri kepada orang lain.
"Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab"
Sudah seharusnya kita sebagai satu bangsa besar memiliki sikap adil dan beradab. Serta menjauhi sikap bully membully antar satu bangsa sendiri. Mental bully harus dijauhkan dari generasi dibawah kita,supaya tidak menjadi tradisi hitam yang selalu menghantui setiap korban bullying,cukup berakhir di generasi kami saja.
Bahkan dalam agama yang saya anut,yakni islam terdapat ayat yang menegur orang orang yang suka membully kepada orang lain. Sebagai berikut kutipan ayatnya:
Al-Qur'an memberikan pesan larangan terhadap sikap membully. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 Allah berfirman:
Y ayyuhallana man l yaskhar qaumum ming qaumin 'as ay yakn khairam min-hum wa l nis`um min nis`in 'as ay yakunna khairam min-hunn, wa l talmiz anfusakum wa l tanbaz bil-alqb, bi`sa lismul-fusqu ba'dal-mn, wa mal lam yatub fa ul`ika humu-limn
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim."
Larangan membully tentu saja sangat tepat. Sebab jika kita lihat, bully bukan hanya menimbulkan perasaan malu,minder,ataupun takut bagi korbannya, namun juga terbersit perasaan bahwa kita yang membully lebih baik dari padanya.
Jadi, apa yang bisa lakukan untuk memerangi "bully" ?
1.Selalu menjujung tinggi AGAMA
Karena jika kita taat terhadap perintah-Nya kita juga akan dijaga tindak tanduk kita didunia dan inshaallah dijauhkan sifat yang buruk. Apapun itu halangannya jika ALLAH berkehendak,tidak ada yang tidak mungkin.
2.Mencari teman yang banyak
Jika kita memiliki banyak teman,kita bisa sedikit terhindar dari bullying karena pembully biasa mengincar korban yang kurang bergaul dengan sesame. Apabila bila teman kita berkata kurang mengenakan di hati kita, hendaklah di maafkan. Biasanya teman berucap seperti itu dia ingin bercanda saja.
3.Senantiasa ingat dengan Pancasila
Mengapa bengitu?karena didalam Pancasila sudah jelas dan sudah peraturan apa saja yang harus dijalankan. Pancasila juga merupakan pondasi negara Indonesia yang dibuat oleh para pahlawan bangsa yang berkorban darah dan nyawa demi Bangsa Idonesia
4.Sadar Diri
Apabila kita melakukan perbuatan bully kepada seseorang, sadar jika perbuatan tersebut dibalik menimpa diri sendiri. Apa yang mereka rasakan terjadi pada kita. Hendaklah berbuat baik kepada setiap orang. Sebab berbuat baik itu tidak mahal.
5.Niat
Ke 4 solusi di atas bila tidak di landasi dengan niat yang sungguh sungguh, ya tidak akan terjadi. Innamal a'malu binniyat yaartin "sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya".
5 upaya pencegahan di atas bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari agar terhindar dari sifat bullying. Jika kalian mempunyai cara lain yang lebih akurat dan juga lebih baik menurut kalian,bisa juga dipraktekkan. Hindarilah watak pembully dari diri kalian,karena tidak ada yang dapat diambil dari sifat suka membully.(Dr. Ira Maerani,M.H.(dosen FH Universitas Islam Islam Sultan Agung),dan Yudi Aditya Pratama (Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri,S1 Teknik Informatika Universitas Islam Sultan Agung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H