Mohon tunggu...
Yudi Rahmatullah
Yudi Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Writer

Reading for writing, Traveling for sharing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Teringat Ustaz Khalid Basalamah, Saat Mau Berkata Ini Itu

5 Mei 2020   22:44 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:59 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, Ibu dari teman saya bertanya: 

“Yud, hidup kamu bahagia? Kok adem-adem aja kaya gak ada masalah? Temen-temennya anak Ibu suka curhat lho ke ibu.”

Saya menjawabnya, "Alhamdulillah bahagia" sambil tertawa.

Sebelumnya, sering juga, ketika saya sedang berkumpul bersama teman, dan mereka suka saling curhat. Saling menceritakan keluhan dan masalah pribadinya. Kadang ada teman yang nyeletuk:

“Kalau lu gimana, yud?”

Saya jawab: “Gak gimana-gimana.”

“Ah, masa hidup lu gak ada masalah.”

Saya jawab: “Ya, ada lah.”

“Ah, lu mah pengen dianggap bahagia aja.”

“Iya. Munafik lah. Sok gak punya masalah.”

Dan, saya Cuma meresponnya dengan tertawa.

Menurut saya, setiap manusia memang punya beban hidupnya masing-masing. Punya masalah dengan urusannya sendiri, keluarga, saudara, rekan kerja, atau temannya. Hanya saja, mungkin karena saya tidak terbiasa mengumbar begitu saya masalah yang saya hadapi. Jadi, seakan-akan saya terlihat seperti tidak mempunyai masalah dalam hidup.

Sebenarnya, begitu ada masalah yang perlu diselesaikan, saya terbiasa untuk membicarakannya atau curhat kepada orang yang tepat. Dalam arti, orang yang bisa langsung memberi solusi atau nasihat. Agar, bisa meringankan beban atau masalah yang saya hadapi.

Dan, seringnya, walaupun saya curhat kepada orang yang tepat, diberi nasehat dan solusi. Tetap saja, ia menasihati saya untuk selalu berdoa kepada Allah SWT. Meminta pertolongan-Nya dan berharap keridhaan-Nya agar masalah yang sedang saya hadapi segera diselesaikan.

Jadi, akhirnya, kenapa saya tidak langsung curhat saja kepada Allah. Dibandingkan harus menceritakannya terlebih dahulu kepada orang lain, yang mungkin malah menceritakan masalah yang saya hadapi ke orang lain lagi.

Ceramah dari Ustad Khalid Basalamah selalu menjadi pengingat saya apabila saya ingin menceritakan masalah kehidupan saya ke setiap orang atau teman. Yang takutnya, mereka tidak memberikan solusi, malah membicarakan (kesusahan) saya kepada orang lain lagi. Akhirnya curhatan yang tadinya saya anggap hanya orang dekat saja yang menyimpannya, malah semua orang menjadi tahu. 

Ustad Khalid Basalamah, sumber: albayyinahgriya.wordpress.com
Ustad Khalid Basalamah, sumber: albayyinahgriya.wordpress.com
Ketika hati saya terdorong untuk curhat kepada seseorang, saya selalu teringat dari ceramah Ustad Khalid Basalamah yang saya tonton di Youtube tentang Dahsyatnya curhat kepada Allah. Dari semenjak itu, saya selalu menahan mulut saya untuk tidak selalu menceritakan atau curhat apapun kepada orang lain, bahkan orang terdekat. Jika ada masalah, ya langsung saja saya "bicarakan" kepada Allah dalam doa, setelah selesai salat atau di luar waktu salat.

Bagaimana dengan di bulan Ramadan ini? Adakah momen tersulit yang saya rasakan saat sedang menjalankan ibadah puasa?

Di posting-an saya sebelumnya, yaitu tentang kehidupan sehari-hari yang saya jalani saat mulai mewabahnya Virus Corona dan memasuki bulan Ramadan, saya selalu bersyukur karena di daerah tempat tinggal saya, situasinya masih aman dan tenteram. saya merasa cukup dengan pengeluaran belanja sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan saya dan keluarga. Tidak terlalu berlebihan.

Di bulan Ramadan dan di saat Social/Physical Distancing  ini, yang dirasa berbeda hanyalah kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah, sekarang tidak bisa dilakukan. Seperti ngabuburit, silaturahmi langsung ke rumah saudara atau rekan, dan sering-sering main ke rumah teman. Itu saja, tidak ada hal yang terlalu berarti. 

Bosan di rumah terus? Tidak terlalu. Karena, keseharian pun saya tipe orang yang tidak terlalu suka banyak main. Jarang-jarang saja.

Sedih tidak bisa ngabuburit atau mudik? Sama sekali tidak. Masih banyak orang yang sedang bersedih karena mungkin kesusahan untuk mencari makanan.

Marah akan keadaan seperti ini? Ya, Marah kepada siapa? Semuanya sudah diatur oleh Allah SWT. Semuanya harus dijalani.

Jadi tidak ada hal yang terlalu berat untuk dirasakan oleh diri saya pribadi. Selalu disyukuri, karena memang ini sudah Jalan dari Allah SWT. Sudah diatur oleh-Nya. Kita hanya tinggal menjalani dengan rasa sabar dan ikhlas.

Sepertinya dengan makanan yang saya makan tiap hari, dengan kesehatan yang saya dapat saat ini. Jangankan ingin mengeluh, ketika ada niat untuk mengeluarkan uneg-uneg dari mulut saya saja, saya merasa tidak pantas. Banyak nikmat yang saya dapatkan dari Allah SWT yang saya rasakan sampai saat ini. Banyak rezeki-Nya yang saya nikmati sampai sekarang ini.

Dan, ketika ada masalah, saya selalu teringat dengan nasihat dari Ustad Khalid Basalamah di dalam ceramahnya, bahwa curhat lah hanya kepada Allah SWT, Dia tahu yang menjadi jawaban dari masalah-masalah yang sedang saya hadapi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun