Menurut saya, setiap manusia memang punya beban hidupnya masing-masing. Punya masalah dengan urusannya sendiri, keluarga, saudara, rekan kerja, atau temannya. Hanya saja, mungkin karena saya tidak terbiasa mengumbar begitu saya masalah yang saya hadapi. Jadi, seakan-akan saya terlihat seperti tidak mempunyai masalah dalam hidup.
Sebenarnya, begitu ada masalah yang perlu diselesaikan, saya terbiasa untuk membicarakannya atau curhat kepada orang yang tepat. Dalam arti, orang yang bisa langsung memberi solusi atau nasihat. Agar, bisa meringankan beban atau masalah yang saya hadapi.
Dan, seringnya, walaupun saya curhat kepada orang yang tepat, diberi nasehat dan solusi. Tetap saja, ia menasihati saya untuk selalu berdoa kepada Allah SWT. Meminta pertolongan-Nya dan berharap keridhaan-Nya agar masalah yang sedang saya hadapi segera diselesaikan.
Jadi, akhirnya, kenapa saya tidak langsung curhat saja kepada Allah. Dibandingkan harus menceritakannya terlebih dahulu kepada orang lain, yang mungkin malah menceritakan masalah yang saya hadapi ke orang lain lagi.
Ceramah dari Ustad Khalid Basalamah selalu menjadi pengingat saya apabila saya ingin menceritakan masalah kehidupan saya ke setiap orang atau teman. Yang takutnya, mereka tidak memberikan solusi, malah membicarakan (kesusahan) saya kepada orang lain lagi. Akhirnya curhatan yang tadinya saya anggap hanya orang dekat saja yang menyimpannya, malah semua orang menjadi tahu.Â
Ketika hati saya terdorong untuk curhat kepada seseorang, saya selalu teringat dari ceramah Ustad Khalid Basalamah yang saya tonton di Youtube tentang Dahsyatnya curhat kepada Allah. Dari semenjak itu, saya selalu menahan mulut saya untuk tidak selalu menceritakan atau curhat apapun kepada orang lain, bahkan orang terdekat. Jika ada masalah, ya langsung saja saya "bicarakan" kepada Allah dalam doa, setelah selesai salat atau di luar waktu salat.
Bagaimana dengan di bulan Ramadan ini? Adakah momen tersulit yang saya rasakan saat sedang menjalankan ibadah puasa?
Di posting-an saya sebelumnya, yaitu tentang kehidupan sehari-hari yang saya jalani saat mulai mewabahnya Virus Corona dan memasuki bulan Ramadan, saya selalu bersyukur karena di daerah tempat tinggal saya, situasinya masih aman dan tenteram. saya merasa cukup dengan pengeluaran belanja sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan saya dan keluarga. Tidak terlalu berlebihan.
Di bulan Ramadan dan di saat Social/Physical Distancing ini, yang dirasa berbeda hanyalah kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah, sekarang tidak bisa dilakukan. Seperti ngabuburit, silaturahmi langsung ke rumah saudara atau rekan, dan sering-sering main ke rumah teman. Itu saja, tidak ada hal yang terlalu berarti.Â
Bosan di rumah terus? Tidak terlalu. Karena, keseharian pun saya tipe orang yang tidak terlalu suka banyak main. Jarang-jarang saja.
Sedih tidak bisa ngabuburit atau mudik? Sama sekali tidak. Masih banyak orang yang sedang bersedih karena mungkin kesusahan untuk mencari makanan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!