Mohon tunggu...
Yudi Rahmatullah
Yudi Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Writer

Reading for writing, Traveling for sharing

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menghabiskan Puasa Ramadan di Pulau Dewata Bali

27 April 2020   21:31 Diperbarui: 27 April 2020   21:38 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Dewata Bali, dok. pribadi

Resolusi di Tahun 2020

Memasuki awal tahun 2020, sepertinya semua orang mulai memikirkan tentang resolusinya masing-masing. Apa yang akan dilakukannya sepanjang tahun ini dan bagaimana cara agar resolusi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Tidak terkecuali dengan saya sendiri, yang sudah mulai menyusun resolusi untuk tahun ini.

Saat ini, saya mulai menjalankan kegiatan yang sesuai passion saya, yaitu menulis artikel dan blog tentang traveling.  Beberapa tempat wisata di Banten dan di luar Banten sudah saya tulis. Di dalam tulisan saya, secara garis besar saya menuliskan tentang keindahan, hal-hal menarik, dan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan orang-orang di tempat wisata tersebut. Dan, terkadang saya juga menuliskan tentang kuliner, akomodasi, dan transportasi.

Semua yang saya tulis tentunya berdasarkan pengalaman pribadi yang saya alami secara langsung. Tujuannya adalah agar tulisan saya bisa lebih real, menarik, dan saya juga akan lebih mudah menceritakannya kembali melalui tulisan, tidak dikarang-karang.

Tahun 2020 ini, salah satu resolusi saya masih berkaitan dengan traveling. Saya ingin melakukan traveling dengan cara yang berbeda dari biasanya, yang lebih bermakna dan lebih bernilai sejarah. Tidak hanya datang ke suatu tempat wisata, mengeksplorasinya, dan pulang. Lalu, menceritakannya kembali melalui tulisan.

Tapi, saya ingin traveling kali ini merupakan suatu rangkaian perjalanan yang saling berkaitan. Suatu cerita perjalanan yang ada titik awal dan tujuan akhirnya. Saya berencana untuk menyusuri Jalan Pos Raya atau Postweg yang telah dibangun oleh Gubernur Jenderal Daendels pada masa pemerintahan Belanda dulu. Saya akan menyusurinya dengan cara Moto-backpacking, agar lebih mudah memilih jalurnya dan lebih fleksibel.

Monumen Titik Nol Km Anyer - Panarukan, dok. pribadi
Monumen Titik Nol Km Anyer - Panarukan, dok. pribadi
Perjalanan saya akan dimulai di Monumen Titik Nol Km Anyer - Panarukan di daerah Cikoneng, Anyer, Banten dan akan berakhir di Monumen 1000 Km Anyer- Panarukan di daerah Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Perjalanan ini akan disesuaikan dengan jalur yang ada di  peta monumen tersebut. Kota-kota mana saja yang memang dulu dilalui oleh Jalan Pos Raya ini.

Selama di perjalanan, tidak lupa saya juga akan menceritakan perjalanan saya melalui blog Kompasiana, agar cerita perjalanannya dapat tersimpan dengan baik dan semoga dapat memberi manfaat bagi yang membacanya. Malah saya juga berencana untuk membuat YouTube Channel perjalanan tersebut agar dapat lebih memperkenalkan daerah-daerah bersejarah di Indonesia dengan lebih menarik.

Nah, setelah saya menyelesaikan resolusi saya tersebut, dari Kecamatan Panarukan- Kabupaten Situbondo, saya kemudian akan menuju Bali, masih menggunakan motor saya. Bali adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang  menjadi favorit saya. Jadi, ini seperti memberikan reward kepada diri saya sendiri yang telah menyelesaikan resolusi tersebut, yaitu dengan liburan di Bali.

Selain untuk mengeksplorasi Pulau Bali lebih jauh lagi -- karena terakhir saya ke Bali hanya menghabiskan waktu selama empat hari- intinya saya ingin menghabiskan puasa Ramadan di Bali.

Menghabiskan Puasa Ramadhan di Pulau Dewata Bali

Kenapa saya memilih untuk menghabiskan puasa Ramadan di Bali?

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa saya memilih Bali. Mungkin karena saya belum pernah merasakan berpuasa di tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam, yaitu memeluk agama Hindu. 

Jadi, ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya bagaimana nantinya saya harus mencari makan untuk buka puasa dan sahur, di masjid mana saya harus melaksanakan salat tarawih, dan bagaimana saya harus mengisi hari-hari saya selama menunaikan ibadah puasa di sana.

Saya memang terbiasa berpuasa bersama keluarga. Semua makanan dan minuman untuk berbuka sudah tersedia di rumah. Tinggal makan. Di Bali, saya harus mandiri untuk  melakukan segala halnya sendiri. Berpuasa Ramadan di Bali juga menjadi kesempatan saya untuk lebih mengenal Bali. 

Bagaimana suasana Ramadan di Pulau Dewata yang memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan daerah asal saya di Banten. Ini kesempatan saya juga untuk lebih mengenal kuliner khasnya. Apalagi saat Ramadan, pastinya banyak rasa yang bisa saya coba.   

Tidak Pantas Mengeluh

Rencana tinggal rencana. Resolusi masih sekedar wacana. Walaupun begitu, saya tidak pantas untuk mengeluh karena adanya Pandemi Virus Corona ini. Semua sudah direncanakan oleh Allah SWT. Saya percaya, semua yang ditakdirkan-Nya adalah demi kebaikan kita semua, khususnya diri saya sendiri.  

Alhamdulillah, di tengah merebaknya kasus terinfeksi-nya orang-orang dengan covid-19 ini, saya masih dalam keadaan sehat wal'afiat dan masih bisa makan dengan teratur. Dua hal yang benar-benar harus saya syukuri. Saya juga masih bisa melakukan kegiatan yang saya suka di rumah, seperti membaca buku, menonton youtube,  dan masih semangat untuk menulis. 

Mengingat di luar sana, banyak sekali orang yang sangat terdampak dengan adanya virus corona ini. Kesedihan akan meninggalnya orangtua atau sanak saudara, susahnya mencari penghasilan, atau bahkan mungkin banyak yang tidak bisa makan dengan teratur.

Sepertinya, saya tidak pantas untuk mengeluh. Saya tidak pantas untuk merasa bosan harus berada di rumah terus. Mungkin di luar sana, banyak orang yang malah merasa bosan menahan lapar dan  kebingungan menghadapi hari esok. Bagaimana mereka harus memberi makan anak-anaknya dan menjaga lingkungannya dengan susah payah agar tetap terhindar dari bahayanya virus corona ini.

Jadi, di bulan puasa yang penuh berkah ini tidak terlalu banyak harapan yang saya inginkan. Saya hanya mengikuti keridha'an Allah SWT, yaitu berkumpul bersama keluarga dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Merasakan nikmatnya rezeki yang masih Allah SWT berikan untuk saya dan keluarga.

Harapan dan rencana untuk  menghabiskan puasa Ramadan di Pulau Dewata Bali saya simpan sebentar. Semoga tidak lama. Tidak di awal tahun, mungkin bisa saya lakukan di akhir tahun nanti atau di tahun berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun