Mohon tunggu...
Yudi Rahmatullah
Yudi Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Writer

Reading for writing, Traveling for sharing

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menghabiskan Puasa Ramadan di Pulau Dewata Bali

27 April 2020   21:31 Diperbarui: 27 April 2020   21:38 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Titik Nol Km Anyer - Panarukan, dok. pribadi

Kenapa saya memilih untuk menghabiskan puasa Ramadan di Bali?

Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa saya memilih Bali. Mungkin karena saya belum pernah merasakan berpuasa di tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam, yaitu memeluk agama Hindu. 

Jadi, ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya bagaimana nantinya saya harus mencari makan untuk buka puasa dan sahur, di masjid mana saya harus melaksanakan salat tarawih, dan bagaimana saya harus mengisi hari-hari saya selama menunaikan ibadah puasa di sana.

Saya memang terbiasa berpuasa bersama keluarga. Semua makanan dan minuman untuk berbuka sudah tersedia di rumah. Tinggal makan. Di Bali, saya harus mandiri untuk  melakukan segala halnya sendiri. Berpuasa Ramadan di Bali juga menjadi kesempatan saya untuk lebih mengenal Bali. 

Bagaimana suasana Ramadan di Pulau Dewata yang memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan daerah asal saya di Banten. Ini kesempatan saya juga untuk lebih mengenal kuliner khasnya. Apalagi saat Ramadan, pastinya banyak rasa yang bisa saya coba.   

Tidak Pantas Mengeluh

Rencana tinggal rencana. Resolusi masih sekedar wacana. Walaupun begitu, saya tidak pantas untuk mengeluh karena adanya Pandemi Virus Corona ini. Semua sudah direncanakan oleh Allah SWT. Saya percaya, semua yang ditakdirkan-Nya adalah demi kebaikan kita semua, khususnya diri saya sendiri.  

Alhamdulillah, di tengah merebaknya kasus terinfeksi-nya orang-orang dengan covid-19 ini, saya masih dalam keadaan sehat wal'afiat dan masih bisa makan dengan teratur. Dua hal yang benar-benar harus saya syukuri. Saya juga masih bisa melakukan kegiatan yang saya suka di rumah, seperti membaca buku, menonton youtube,  dan masih semangat untuk menulis. 

Mengingat di luar sana, banyak sekali orang yang sangat terdampak dengan adanya virus corona ini. Kesedihan akan meninggalnya orangtua atau sanak saudara, susahnya mencari penghasilan, atau bahkan mungkin banyak yang tidak bisa makan dengan teratur.

Sepertinya, saya tidak pantas untuk mengeluh. Saya tidak pantas untuk merasa bosan harus berada di rumah terus. Mungkin di luar sana, banyak orang yang malah merasa bosan menahan lapar dan  kebingungan menghadapi hari esok. Bagaimana mereka harus memberi makan anak-anaknya dan menjaga lingkungannya dengan susah payah agar tetap terhindar dari bahayanya virus corona ini.

Jadi, di bulan puasa yang penuh berkah ini tidak terlalu banyak harapan yang saya inginkan. Saya hanya mengikuti keridha'an Allah SWT, yaitu berkumpul bersama keluarga dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Merasakan nikmatnya rezeki yang masih Allah SWT berikan untuk saya dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun