Mohon tunggu...
Yudi Rahmatullah
Yudi Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Writer

Reading for writing, Traveling for sharing

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Traveling Di Saat Genting

19 Maret 2020   21:08 Diperbarui: 20 Maret 2020   20:13 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tertanggal Kamis 19 Maret 2020 pukul 12.000 WIB, terhitung jumlah orang yang positif Virus Corona di Indonesia menjadi 309 orang (liputan6). 

Segala pencegahan penyebaran di masyarakat ini sudah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan melakukan Social Distancing. Diharapkan, dengan cara ini menjadi jalan terbaik dalam menahan laju penularan Virus Corona. 

Lalu, apakah Social Distancing itu?

Dilansir dari kompas.com, pengertian Social Distancing adalah menjaga jarak satu dengan yang lain. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara menghindari keramaian, pertemuan dalam jumlah besar, atau orang yang sedang sakit. Jadi, mulai dari kesadaran diri untuk melakukannya agar kita tidak terpapar oleh Covid-19. Dan, sebaiknya dilakukan secara konsisten. 

Jika, dalam  Social Distancing, kita dianjurkan untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain. Lalu, bagaimana dengan orang seperti saya yang harus membuat artikel traveling? Atau, para content creator yang mengharuskan dirinya untuk traveling?

Saya pribadi, sebenarnya sangat ingin sekali traveling walaupun hanya ke tempat-tempat wisata yang dekat dengan rumah. Tapi, ya itu tadi, kita diharuskan menjauhi keramaian dulu berdasarkan anjuran dari pemerintah. Jalan keluarnya, akhirnya tergantung kepada kemauan kita untuk selalu berkreatifitas atau melakukan kegiatan yang masih produktif di waktu Social Distancing ini, atau menurut saya, di waktu yang cukup genting untuk seseorang melakukan traveling. 

Akhirnya, saya mencari beberapa kegiatan agar masih tetap bisa menulis artikel traveling dan menambah keterampilan lain.

Armchair Traveling

lifestyle.kompas.com
lifestyle.kompas.com
Istilah 'Armchair Traveling' saya dapatkan ketika membaca buku The Naked Traveler dari Trinity. Disebutkan bahwa, kegiatan ini merupakan kegiatan membaca buku-buku traveling di rumah. Jadi, kita tidak harus pergi keluar, hanya duduk santai di kursi dan mulai "menjelajahi" berbagai tempat wisata di seluruh Indonesia dan mancanegara melalui sebuah buku.

Kebetulan saya mempunyai beberapa buku traveling yang belum dibaca. Buku-buku ini bisa dijadikan referensi untuk saya merencanakan traveling nanti, atau sampai waktunya cukup kondusif untuk keluar rumah, bahkan keluar kota atau negara. Malah, ada beberapa buku traveling favorit saya yang dulu sudah saya baca, sekarang masih saya baca lagi. Membaca buku merupakan suatu kebutuhan bagi saya yang suka menulis, karena cara ini untuk menambah kosakata yang pastinya dibutuhkan saat menulis.

Oh, ya. Enaknya, sekarang sudah tersedia buku-buku yang bisa dibeli secara daring dan dalam bentuk pdf atau unduhan. Lebih praktis dan aman. Dan, selain buku, banyak juga artikel-artikel traveling yang bisa dibaca secara daring di berbagai website dan blog.

Artikel Traveling Listicle

Saya biasanya menulis artikel tentang satu tempat wisata di satu kota. Terkadang, ada tiga atau empat tempat wisata dalam satu kota yang saya jadikan artikel. Tidak lupa, saya mengambil banyak foto di tempat-tempat wisata tersebut untuk kelengkapan artikel saya. 

Nah, imbauan untuk belajar dan bekerja dari rumah, salah satunya saya isi dengan melihat-lihat lagi koleksi foto yang dulu pernah diambil. Mungkin ada beberapa foto yang belum sempat saya pakai untuk kelengkapan dalam menulis artikel. Foto-foto tersebut bisa saya jadikan tema baru dalam sebuah artikel dengan bentuk listicle. 

Misalnya, ketika saya dulu traveling ke Bandung dan berkeliling ke beberapa tempat wisata. Sekarang tempat-tempat wisata tersebut bisa saya kumpulkan lagi untuk dijadikan artikel traveling baru, misalnya dengan judul '5 tempat wisata di dekat Alun-alun Bandung.' Begitu juga ketika saya ke Jogja dulu. Foto-foto yang belum dipublikasikan, bisa dimasukkan ke dalam artikel dengan bentuk listicle, seperti '4 tempat wisata sejarah di Yogyakarta.' 

Jadi, walaupun sekarang saya belum bisa traveling, tapi  masih bisa menghasilkan artikel traveling baru.

Youtube Traveling Channel

travel.kompas.com
travel.kompas.com
Sebelum merebaknya Virus Corona ke berbagai negara, termasuk Indonesia, saya sudah sering menonton traveling channel di Youtube. Ada beberapa channel  favorit yang sering saya tonton, seperti Divert Living, Lost LeBlanc, dan Conner Sullivan. Selain memang cukup seru untuk bisa menonton keindahan alam di berbagai tempat wisata di Indonesia dan mancanegara, saya juga bisa sambil belajar Bahasa Inggris.

Sebenarnya, ada beberapa acara traveling di televisi yang sering saya tonton juga. Hanya saja, penayangannya cuma satu atau dua kali dalam seminggu, itupun biasanya ditayangkan saat weekend saja. Sedangkan, di Youtube, saya bisa menontonnya setiap waktu, bisa sambil duduk-duduk di teras rumah atau sambil tiduran di kursi.

Walaupun, hanya menonton beberapa video traveling, tetapi saya sudah cukup merasa puas untuk mengenal beberapa destinasi wisata. Niat saya traveling memang untuk lebih mengenal sejarah, budaya, dan keindahan alam di negara sendiri atau negara lain. Jadi, masih bisa diwakilkan dengan hanya menonton channel traveling ini.  

Ya, walaupun saya belum belum bisa traveling dalam waktu dekat. Tetapi, dengan video-video yang saya tonton tersebut, bisa dijadikan sebuah itinerary atau rencana perjalanan nantinya.

Traveling Video Editing

Mungkin ada orang yang lebih memilih untuk membuat video traveling, dan membagikannya ke media sosial. Kalau saya, saya seringnya menulis artikel traveling saja dan hanya melengkapinya dengan beberapa foto, tapi tidak dengan video. Nah, dengan waktu recess yang cukup lama ini, saya mulai belajar mengedit video dengan aplikasi yang bisa saya unduh di playstore dengan gratis, seperti KineMaster atau Filmorago. 

Semua video yang pernah saya ambil saat traveling dulu, akhirnya saya kumpulkan dan kemudian saya coba-coba edit dengan aplikasi tersebut. Bagi saya, yang baru belajar, memang cukup sulit untuk mengedit beberapa video dengan hasil akhir berdurasi tiga sampai lima menit. Apalagi, dengan penambahan beberapa lagu backsound dan dilengkapi keterangan di setiap videonya. 

Tapi, dengan hasil video buatan sendiri yang jauh dari kata sempurna, bisa dijadikan cara untuk memperkenalkan sebuah tempat wisata menjadi lebih menarik dan mungkin akan membuat orang lebih tertarik lagi untuk membaca tulisan saya.

Oh ya, sisi positif yang saya rasakan dengan mengedit video-video tersebut, akhirnya lebih mengingatkan saya lagi tentang destinasi wisata yang pernah saya datangi.  Mengingatkan saya lagi dengan budaya dan sejarah di destinasi tersebut. 

Well, itulah beberapa kegiatan yang suka saya lakukan dalam menjalankan imbauan Social Distancing ini. Traveling di saat genting bukan berarti saya tetap melakukan perjalanan dengan beberapa alat pelindung diri (APD) agar terhindar dari tertularnya Virus Corona. Tapi, dengan keempat kegiatan yang saya lakukan tadi, saya merasa masih bisa melakukan traveling dengan cara lain. Karena, saya masih bisa mendapatkan berbagai informasi dan keindahan alam di berbagai destinasi wisata di Indonesia dan mancanegara. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun