Mohon tunggu...
Yudhi Wahyu
Yudhi Wahyu Mohon Tunggu... Guru - Penulis amatir yang nyamar jadi guru STM

Suka nulas-nulis, suka bikin web, suka corat-coret, tapi sekarang lebih sering cuap-cuap.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan Kelulusan

30 September 2021   11:59 Diperbarui: 30 September 2021   12:04 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sebenarnya adalah salah satu konten blog lama saya. Tepatnya sekitar tahun 2013. Sengaja saya edit-edit dikit lalu Copy-Paste ke sini agar tersebar lagi. 

---

Beberapa waktu yang lalu aku diminta untuk menulis semacam pesan dan kesan untuk anak2ku, peserta didik yang telah lulus dalam menempuh studinya di SMK N 1 Seyegan, Sleman, DIY. Tulisan ini rencananya akan digunakan untuk meramaikan isi buku kenangan sekolah.

Beberapa hari kemudian aku mendapat juga jatah buku tersebut. Sayang tulisan ini tidak diterbitkan. Semua itu mungkin karena ke-alpaan-ku juga. Tulisan ini (mungkin) terlambat sampai penerbit, atau terlalu panjang untuk di tayangkan. Yaaah.. ga bisa pamer tulisan dong.. 

Yah, karena sayang kalau terbuang lebih baik tampilkan di sini saja. Selamat membaca ya. Semoga bisa tetap bermanfaat untuk semua.

---

Selamat pagi anak-anak,
Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.

Selamat juga saya sampaikan, atas keberhasilan menuntaskan jejak studi di tingkat SMK. Semoga kelulusan ini menjadi bekal yang penuh manfaat, yang bisa kalian bawa ke tingkat pendidikan atau dunia kerja kalian selanjutnya.

Tentu kalian bangga bisa berhasil lulus dari SMK N 1 Seyegan tercinta ini. Tentu banyak cerita, pengalaman, dan ilmu yang bisa kalian dapatkan. Ambil, bungkus dan silahkan bawa untuk diterapkan di kemudian hari.

Sebenarnya saya tak punya banyak lagi tutur kata yang harus disampaikan. Sudah sering kali kita berbagi atau berdiskusi di kelas. Semoga saja, kata-kata yang selama ini saya berikan ada manfaatnya untuk kalian semua. Kali ini saya hanya ingin berbagi sesuatu yang lebih sederhana saja.

Tentu kalian kenal lirik lagu ini :

Oh ibu dan ayah selamat pagi
ku pergi sekolah sampai kan nanti
Selamat belajar Nak, penuh semangat
rajinlah selalu, tentu kau dapat
Hormati gurumu, sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman

Itu lagu kesukaan saya pada masanya. Aneh ya?
Bagi saya sih tidak aneh. Pada masa pertama sekolah, saya suka sekali lagu itu. Seperti mampu memberi semangat. Mungkin beda dengan anak-anak usia masuk sekolah masa kini, yang lebih suka gaya chibi-chibi atau lebih hafal gomen ne summer-nya JKT48.

Lalu apa istimewanya lagu itu? Liriknya.
Lirik lagu itu sederhana, karena itulah istimewa. Liriknya hanya berisi gambaran obrolan kita dengan orang tua kita. Tapi masih seringkah hal tersebut kalian lakukan di keseharian.

Ayo, coba kita kupas satu per satu.
Lirik pertama lagu itu adalah Oh ibu dan ayah selamat pagi.
Masih pernahkah kita menyapa orang tua kita di pagi hari, di saat semua kegiatan hendak kita lakukan. Kalian tidak mungkin akan berhasil seperti sekarang jika tidak karena orang tua.
Dalam setiap doa orang tua, kita pasti disebut. Sudah menjadi kewajiban kita untuk menyapa ayah dan ibu. Salam-lah. Jika memang tidak bisa, doakanlah saat awal mata kita terbuka di pagi hari. Dan hari itu akan menjadi milikmu.

Hormat dan sayanglah kepada orang tua, meminta restu untuk setiap kegiatan kita. Jika pada lirik selanjutnya berbunyi ku pergi sekolah sampai kan nanti, bagi saya itu tidak semata-mata minta restu untuk pergi ke SMK.
Sekolah itu berarti luas, Nak. Lingkunganmu itu sekolahmu, dari tempat bermain, playgroup, TK hingga kuliah, dunia kerja bahkan alam raya ini, semua adalah sekolah. Ingat, sekolah adalah tempat mendapatkan ilmu.
Jadi, mintalah restu orang tua, dan dapatkanlah ilmu baru dari setiap lingkunganmu.

Yang perlu kalian ingat, tidak semua orang tua kita bisa menyampaikan pesan dalam tutur kata. Sebagian besar akan disampaikan lewat tindakan nyata. Andai saja kalian menyadari bagaimana orang tua dari awal hingga sekarang selalu berusaha keras melayani kebutuhan pendidikanmu. Semata-mata untuk masa depan kalian. Secara tersirat maupun terucap orang tua kita akan selalu merestui kita. Dalam setiap usaha kerja kerasnya, orang tua selalu ingin menyampaikan Selamat belajar Nak...

Dan yang paling penting, berikut ini adalah rentetan nasehat yang disampaikan orang tua kita.


1. Penuh semangat
Mengerjakan sesuatu itu hendaknya kalian penuhi dengan semangat. Jangankan belajar, bermainpun jika tanpa ada semangat pasti tidak mendapatkan apa-apa. Karena itulah, dalam menuntut ilmu, bekerja atau sekedar melakukan sesuatu yang sederhana sebaiknya tunjukkan rasa semangat. Dengan rasa semangat pekerjaan seberat apapun pasti selalu ada solusinya.

2. Rajinlah selalu
Belajar itu ibarat mengisi kolam dengan air. Kita tidak mungkin mengisi penuh kolam dengan sekali tuang. Butuh tenaga ekstra untuk melakukan itu. Jangan memaksa terlalu banyak tenaga untuk belajar. Jika itu kalian lakukan, kalian tidak akan mendapat ilmunya. Tapi lakukan semua itu dengan rajin dan terus menerus. Isi kolam pikiran kalian dengan menuangkan air pengetahuan pelan-pelan, rapi dan terus menerus. Dengan begitu air pengetahuan akan mengalir, mengisi setiap sudut pikiran kita, dan membersihkan kotoran ketidaktauan dan menempatkan pemahaman ilmu di sana.

3. Hormati guru
Guru itu ada empat, yaitu :
Tuhan yang kuasa, Orang Tua kita, Guru akademik dan Pemerintah di negeri ini.
a. Tuhan itu maha baik. Memberi kita ilmu setiap saat, melalui hembusan nafas hingga gerak tubuh kita. Mulai lingkungan sekitar kita hingga seluruh hamparan jagad raya ini. Semua adalah ilmu pengetahuan. Bersyukurlah, berterimakasihlah.
b. Orang tua kita begitu perhatian dari dalam kandungan hingga sekarang tak henti-hentinya ilmu melalui nasehat dialirkan untuk kita. Ambil dan tampung itu semua.
c. Guru-guru akademik kita, dari tinggal dasar hingga lanjut selalu membagi berbagai bidang ilmu. Menambah wawasan dan pengalaman kita, pilihlah hal-hal yang bermanfaat dan sesuai untuk rencana masa depan kita.
d. Pemerintah di negeri ini juga seorang guru. Baerbagai kebijakan untuk kelangsungan negara disusun sedemikian rupa sehingga hendaknya warga negara bisa tentram dan makmur.

Hormatilah guru-guru itu.
Generasi dewasa ini mulai melupakan apa yang disebut hormat. Hormat itu berarti santun. Santun itu berkata yang baik, bersikap yang baik dan berpikir yang baik. Sudah menjadi kewajiban kita untuk santun kepada Tuhan, Orang tua, Guru di sekolah, ataupun Pemerintah di negeri ini. Ada kalanya mungkin pesan atau nasehat yang muncul tidak sesuai dengan perasaan atau keinginan kita, namun alangkah baiknya apabila ketidaksetujuan kita sampaikan secara santun. Jika kalian ingin tetap jadi insan terhormat, mulailah dengan santun kepada siapapun.

4. Sayangi teman
Teman itu berarti segala sesuatu yang mengiringimu. Apapun dan siapapun itu. Sebenarnya tidak pernah ada musuh di sekelilingmu. Rasa permusuhan muncul karena rasa egois diri kita yang terlalu besar. Keinginan, keserakahan, pemarah, kemabukan, angkuh dan iri hati yang membuat lingkungan kita serasa menjadi musuh. Jika kalian bisa mengendalikan itu semua, niscaya segala sesuatu akan selalu terasa nyaman dan menyenangkan. Tak usah mencari-cari musuh yang memang tidak ada, kendalikan diri, kumpulkan teman dan sayangi mereka.

Itulah tandanya kau murid budiman
Tujuan pendidikan di manapun dan bagaimanapun sebenarnya membentuk insan menjadi lebih baik. Baik dalam segala ilmunya, baik dalam sosialnya. Insan yang seperti itu disebut seorang yang budiman. Dan yakinlah, orang yang budiman selalu dekat dengan kesuksesan.

Berbagai hal boleh kalian lakukan, namun cukup dengan empat hal agar kalian akan menjadi insan yang berhasil. Jadilah anak yang penuh semangat, rajin, hormat dan santun, serta penuh kasih sayang.

Sekian, Semoga bermanfaat.
Sekali lagi selamat atas prestasi kalian. Semoga sukses mendekati kalian.
Semoga anugrah Tuhan selalu menyertai langkah kalian.

Seyegan, Mei 2013,
Wahyudhi Hatmoko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun