mungil wajah dan lesung pipinya tanpa ampun membiusku perlahan
dia masih seperti dulu, hanya beda sedikit, tapi aku tak tau itu apa
beberapa orang pemuda masih mengolokku dengan seru
aku hanya senyum simpul dengan berbagai ekspresi
taukah kalian? aku kali ini senang mendengar olokan itu
dengan hal tersebut aku bisa dari balik meja menatap sendiri.
Dengan simpul senyum, aku sembunyi.
Dipojokan ruangan disebuah kampus, salah! gedung tua.
aku membesitkan sebait rindu padamu.
yang pernah mampir diberandaku.
dengan senyum izinkan tulisan ini ku akhiri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!