dan tanpa ampun mulai merenggut waktu yang berlalu dengan ritmis
aku duduk manis (masih) memeluk dekap lututku
menunggu seorang datang mengetuk pintu beranda hatiku
yang nantinya akan kuajak berkeliling di sekitar telaga
entah dengan sampan kecilku atau dengan gelak tawa
wahai kau pemilik senyum manis, mampirlah kapan saja
ketika mendung hadir, mari nikmati bersama semua kesukaanmu
akan kupayungi dengan jaketku, meski hembus setidaknya ini mesra
tak mampu aku berpura pura didepanmu, kala matamu menghujamku
selamat hari minggu. terbanglah, ciptakan sesuatu untuk hidupmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H