Mohon tunggu...
Yudhistya Ksyatria
Yudhistya Ksyatria Mohon Tunggu... -

Perencana Keuangan Indonesia, Domisili Jogja-Solo.\r\n\r\nWomen Health Provider

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jokowi Turun? Atau Lanjut?

29 Maret 2015   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami tidak fanatik terhadap seseorang, juga tidak berpolitik. Semua alasan pasti berhubungan dengan ekonomi rakyat dan negara. Nah, apakah Jokowi layak lanjut? Atau musti diturunkan? Diganti siapa?

Hal-hal yang terjadi
Saat ini, ada banyak hal yang terjadi terangkum dalam “perlambatan ekonomi
BBM naik seiring harga minyak dunia.
Inflasi, kenaikan harga beras, dan pangan lain
Rupiah melemah, menembus 13.000
Antrian BPJS
Pembiaran KPK dilemahkan
Menaruh orang dekat Jokowi termasuk relawan, menduduki posisi penting
Dll.

Hal-hal diatas menyebabkan demo mahasiswa dan rakyat menuntut:
1. Turunkan harga
2. Stabilkan rupiah
3. Perkuat KPK
4. Reformasi POLRI dan Lembaga Peradilan
5. Bersihkan demokrasi dari Oligarki

Dari kelima tuntutan dan hal-hal diatas, kami tidak akan membahas bagian hukum dan politik karena diluar kompetensi. Tetapi kami simpulkan mirip kejadian dibidang ekonomi.

Indonesia dalam kondisi rusak
Secara ekonomi, defisit kita banyak. Hutang pun demikian. Rakyat merasakan kesulitan. Analogi serupa juga bisa diterapkan (mungkin) ke hukum dan politik, bahwa Indonesia sedang rusak. Itu dahulu starting point nya. Begitulah kondisi kita.

Sehingga bisa dibilang saat ini kita kepayahan. Ekonomi lemah, demikian juga sektor lain.

Solusi
Bagaimana solusi (untuk masalah ekonomi) menurut anda?
Bagaimana solusi untuk menurunkan harga, menurunkan defisit negara, membangun infrastruktur demi kemajuan ekonomi rakyat dan negara?

Solusi Jokowi:
1. Menurunkan harga.
Disikapi dengan niatan swasembada pangan, dan menegaskan kelautan. Serta dengan memperbaiki infrastruktur. Disini infrastruktur menjadi rantai penting untuk dibangun. Jalan yang lancar akan menurunkan biaya logistik, banyak rumah sakit akan mengurangi antrian kesehatan, jalan yang tidak macet akan menghemat BBM. Infrastruktur adalah solusi menurunkan harga. Sayang, Infrastruktur butuh dana.
2. Mengatasi hutang
Hutang luar negeri sudah ada sejak dahulu kala. Dan hanya dapat dibayar dengan produktifitas dan daya saing, yang lagi-lagi solusinya adalah infrastruktur dan mudahnya perijinan. Sekali lagi, infrastruktur butuh dana.
3. Darimana dana membangun infrastruktur?
– pertama BBM subsidi dicabut. Sehingga dana infrastruktur di RAPBN 2015 naik 2 kali lipat
– kedua Pajak diketatkan. Dengan harapan penerimaan negara meningkat. Target naik 20-40%.
– ketiga, cara pertama dan kedua tidak cukup, karenanya mencari dana pinjaman lunak ke Luar Negeri, seperti China atau Jepang.

Kenapa minta ke Luar Negeri? karena tidak ada jalan lain untuk membiayai infrastruktur sekitar 2000-5000 Triliun. Apakah kita, rakyat, punya uang sebanyak itu? Jika tidak dari utang luar negeri, darimana? Kemudian, jikapun minyak, batubara, emas kita banyak didalam bumi, saat menggali apakah tidak butuh infrastruktur?

Sehingga, menurut kami:
– rupiah melemah
– BBM naik
– Hutang Indonesia yang banyak
Adalah hasil masa lalu kita, Indonesia, yang diterima kita masa kini. Dan kita pulalah yang harus membantu untuk membenarkannya.

Dan demikian yang sedang dicari solusinya oleh pemerintah kita melalui pengurangan subsidi, dan hutang luar negeri untuk investasi. Diimbangi penegakam hukum dan kemudahan perijinan, transparansi.

Apakah anda setuju? Atau punya solusi lain, untuk membawa 2000-5000 T? Tuliskan pada komentar. Untuk sementara, tindakan kami sendiri adalah… Bersabar. Sampai ada solusi yang lebih baik.

Catatan:
– untuk kasus korupsi, hukum dan politik kami memilih untuk tidak berkomentar terlalu banyak karena bukan kompetensi.

Share on Facebook Tweet on Twitter Share on Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun