Kebanyakan kita menunggu pemimpin, dan penyelenggara negara untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa. Apakah sebesar itu pengaruh pemimpin dan pemerintah? Apakah tidak ada yang kita, rakyat, bisa lakukan? Seperti halnya banjir, apakah hanya beban pikiran pemerintah ataukah kita yang masih sembarangan buang sampah? Seperti halnya objek wisata yang fasilitasnya jelek dan kotor, apakah kita tidak bisa berbuat apa-apa? Dan hanya bisa marah-marah tanpa solusi ketika negara kita kepayahan, seperti misal suatu hari aset negara terpaksa dijual untuk bayar hutang? Hutang karena defisit fiskal.
Kita tau, persoalan bangsa ada disegala lini. Kesehatan, Pendidikan, Pertahanan dan lain-lain. Semua adalah kebutuhan rakyat Indonesia, kita. Dan semua kebutuhan memerlukan biaya. Isu lama bahwa Anggaran Negara kita defisit. Memerlukan hutang, untuk membiayai kebutuhan negara kita. Hal ini diperberat dengan korupsi. Tetapi kita tidak cukup berhenti sampai disini. Tidak cukup menyerahkan Indonesia pada pemerintah dan dewan. Ada hal-hal yang bisa kita lakukan. Serahkan korupsi pada penegak hukum, dan kita lakukan tugas kita pada negara.
1. Belilah Obligasi atau Sukuk Negara
Obligasi atau Sukuk adalah surat hutang negara. Kebijakan ini mulai diterapkan 2004. Sejak kita bebas hutang dari IMF, maka sebisa mungkin pendanaan pembiayaan negara dilakukan dengan hutang kepada rakyat. Negara menerbitkan surat hutang. Ada kupon dan bagi hasil bagi rakyat yang membeli obligasi atau sukuk negara indonesia. Selain membantu negara, tentunya juga menambah income anda.
Daripada surat hutang akhirnya dibeli luar negeri, kenapa tidak kita yang memberi pinjaman negara? Sekarang kita tak mau meminjami uang pada negara, nanti jika kebanyakan surat hutang ada ditangan bangsa asing kita marah-marah?
2. Belilah saham di bursa efek indonesia
Dengan membeli saham di bursa efek, anda memiliki sebagian hak kepemilikan perusahaan. Keuntungan anda tentu saja mendapat deviden jika perusahaan mencetak laba. Selain itu akan mendapatkan nilai kenaikan saham jika perusahaan anda berkembang dan membaik. Pilihlah perusahaan yang kinerjanya baik.
Bagi negara, dengan rakyatnya sendiri yang membeli saham-saham perusahaan Indonesia, baik yang BUMN maupun swasta, diharapkan kita tidak terlalu tergantung pada asing. Saat ini 40% dana yang berada di bursa efek adalah dana asing. Sewaktu-waktu asing cabut dari indonesia, maka ekonomi kita bisa goyah. Hanya 0,02% rakyat Indonesia yang memiliki saham di Bursa Efek. Masih ingat kasus Indosat dibeli asing? Anda marah? Tapi saat ini waktu telkom, pgas, bri, masih milik kita anda tidak mau membeli sahamnya? Nanti teriak-teriak ketika saham dibeli asing. Tidak paham saham? Beli reksadana saham atau belajar. Pilihannya ada dua.
3. Kurangi konsumsi, perbanyak investasi
Rasio wajib investasi dibandingkan penghasilan adalah 10%. Jika mampu tingkatkan rasio ini menjadi 20-50%. Terserah anda akan ditaruh dimana investasi ini. Deposito, reksadana, tabungan, atau hal lain. Dengan banyaknya dana yang tersedia, maka banyak hal yang dapat dibiayai, dibangun dan dibuat. Dana ditabungan anda di Bank, dapat dipinjam oleh perusahaan konstruksi misalnya untuk membangun jalan tol, atau pabrik. Hal ini menyebabkan efek berantai yang berujung kemakmuran negara dan rakyat.
Lakukan konsumsi utamakan pada barang dalam negeri, jika bisa. Jika tidak ada cek kembali apakah kebutuhan atau keinginan.
4. Jika lebih tertarik sektor rill lakukanlah
Semisal anda tidak yakin dengan sektor keuangan, maka biayailah orang-orang disekitar anda, membuat warung, pabrik skala rumah tangga, dll. Tetapi berhati-hati juga. Mengingat penipuan juga marak. Jangan tergiur dengan investasi yang tidak masuk akal. Tawaran investasi hasil pasti diatas 5% sebulan perlu anda ragukan, apalagi jika sampai 30% sebulan. Jangan sampai hal-hal seperti ini merusak kepercayaan anda terhadap dunia investasi.
5. Belilah properti yang bermanfaat
Jika anda tertarik dengan properti, belilah yang sekiranya dapat anda sewakan. Rumah kos, apartemen atau ruko, serta properti lain yang dapat produktif. Kurangi investasi properti yang hanya diam menunggu harga naik. Selain merugikan bagi anda, karena tidak ada pemasukan serta banyak pengeluaran biaya pemeliharaan dan pajak, juga melambatkan perkembangan ekonomi negara.
Sekiranya itu, semoga kita mampu menjadi bangsa mandiri, berkembang dengan biaya sendiri, dari kita, oleh kita, untuk kita.
Artikel lain di blog saya www.yudhistya.com
Share on Facebook Tweet on Twitter Share on Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H