Bismillahirrahmanirrahim.
Mereka bilang, jadi orang itu harus tabah. Tidak boleh sedikit-sedikit menangis. Jika merasa air mata hendak berlinang karena suatu cobaan dari Allah SWT, air mata itu harusnya bisa ditahan dalam satu kali tarikan napas. Hal itu yang akan kita bahas di #KINANTI (Kisah Nabi, Selalu Dinanti) episode hari ini, yang akan membahas kisah Nabi Ayub a.s. dan ketabahannya.
Dalam Alquran, Nabi Ayub a.s. adalah salah satu nabi dan rasul yang harus diimani oleh setiap Muslim. Beliau diketahui lahir di Yordania dan meninggal di Salalah, Oman.
Nabi Ayub a.s. semasa hidupnya dikenal sebagai orang kaya. Dia diberkahi 12 anak, yang mana semuanya lelaki. Hidupnya bergelimang harta, punya banyak ternak, serta istri yang cantik yang bernama Siti Rahmah. Namun, semua nikmat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ayub a.s. tidak lantas membuatnya menjadi pribadi yang sombong. Dia tetap dermawan dan rajin bersedekah. Dia memanfaatkan nikmat yang Allah SWT berikan untuk menolong orang lain.
Setelah pernikahannya dengan Siti Rahmah berjalan selama 20 tahun, tiada ujian yang berat yang Allah SWT berikan untuk Nabi Ayub, hingga usianya 50 tahun.
Ketika usianya 51 tahun, Allah SWT menguji Nabi Ayub a.s. untuk pertama kalinya. Dia diuji dengan penyakit kulit yang menyebabkan kulitnya mengeluarkan nanah dari kepala hingga kaki, dan nanahnya berbau tidak sedap. Rambutnya juga rontok.
Ujian kedua, ketika Siti Rahmah sedang menghidangkan makanan untuk 12 anaknya, tiba-tiba atap rumah Nabi Ayub a.s. roboh dan menimpa kedua belas anaknya sampai meninggal semua. Ujian ketiga, Allah mendatangkan hama dan badai yang membunuh semua ternak dan hasil tani yang dimiliki Nabi Ayub.
Namun demikian, Nabi Ayub a.s. dikenal sebagai seorang yang tabah. Dia tidak kenal mengeluh dan selalu bersabar. Dia selalu ingat bersabar dan bersyukur kepada penciptanya, yakni Allah SWT, serta tetap bertobat dan beribadah. Kita tentu harus mencontoh sifat tabah Nabi Ayub a.s. yang diuji seperti ini selama 18 tahun.
Dalil tentang kisah Nabi Ayub a.s.:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) sebagai seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)." (Q.S. Shad: 44)
Hikmah kisah Nabi Ayub a.s.:
Jadi orang harus jadi orang yang sabar dan tabah, seperti Nabi Ayub a.s. yang tidak pernah mengeluh walau diuji dengan sakit kulit, anak-anaknya meninggal, dan ternak dan hasil tanahnya mati dimakan hama.
Stay tuned besok karena kita akan membahas kisah Nabi Syu'aib a.s. Karena saya juga jarang mendengar kisah Nabi Syu'aib semasa sekolah, saya butuh research untuk membahasnya.