Bismillahirrahmanirrahim.
Tanggal 9 Maret setiap tahun diperingati di Indonesia sebagai Hari Musik Nasional. Hari Musik Nasional memperingati hari kelahiran Wage Rudolf Supratman. Beliaulah yang menciptakan lagu kebangsaan Republik Indonesia, "Indonesia Raya".
Zaman sekarang, orang tidak bisa hidup tanpa musik. Musik ada di mana saja, di radio, di komputer, di speaker, di mini market langganan kita, dan bahkan di kendaraan umum yang kita tumpangi. Bahkan dulu di televisi ada acara khusus musik yang populer pada masanya, seperti Dahsyat, Inbox, 100% Ampuh, dll.
Musik ada dalam berbagai genre, seperti pop, rock, jazz, blues, EDM, K-pop, J-pop, M-pop, country, R&B, dan bahkan dalam berbagai bahasa, dari Perancis sampai Uzbek, dari Korea sampai Quechua.
Sebagai penggemar K-pop dan musik kontemporer dewasa, saya sungguh prihatin melihat anak-anak Indonesia semuda usia 10 tahun mendengarkan lagu-lagu mancanegara bertema cinta. Belum lagi itu adalah tantangan yang tidak bisa dia hadapi jika dia lahir dan besar di Indonesia.
Karena di negeri ini, jarang ada lagu untuk anak-anak. Hampir semua lagu berkisah tentang cinta. Bahkan cinta erotik semata, jarang sekali lagu bertema selain cinta erotik. Anak yang masih duduk di bangku SD secara tidak sadar menyanyikan lagu yang lebih pantas dinyanyikan oleh orang di usia 13 tahun ke atas. Mereka belajar tentang kata "cumbu", "rayu", "gairah", "kehangatan", dll. Akibatnya mereka dikhawatirkan terjerumus ke arah seks bebas dan pergaulan bebas.
Dulu pacaran memang hanya dilakukan oleh orang yang mau menikah, sekarang bahkan semuda anak TK sudah belajar tentang kata "pacaran" dan gaul. Mengerikan tetapi terjadi.
Bersyukurlah kita dilahirkan di era di mana penyanyi-penyanyi seperti Trio Kwek Kwek, Bondan Prakoso, Sherina, Tasya, Kenny, Ita-Tara, Saskia, Geofanny Tambunan, Angie, dll. berjaya. Tentu saja mereka sudah dewasa, tetapi bagi kita yang besar di tahun 90an atau 2000an awal, they made Indonesian children's music sound good.
Survival show musik juga berperan penting dalam penghidupan kembali musik anak Indonesia. Akademi Fantasi Indosiar (AFI) adalah survival show musik pertama di Indonesia yang menggunakan sistem eliminasi. Musim pertama dijuarai oleh Veri. AFI musim pertama diadakan pada tahun 2003 (kalau saya tidak salah). Namun siapa sangka, setahun kemudian Indosiar membuat AFI Junior, yang mana musim pertamanya dimenangkan oleh Samuel Dharmawan. Samuel saat itu berusia 9 tahun dan sekarang dia masih menyanyi di usia yang sudah dewasa. Albert Fakdawer menjadi juara kedua AFI Junior musim pertama.
Bahkan Callista, putri Ira Maya Sopha (bekas penyanyi cilik Indonesia dan juri Idola Cilik), pernah ikut AFI Junior musim pertama.
Tak mau kalah dengan Indosiar, RCTI membuat survival show dengan sistem serupa, yaitu Indonesian Idol. Sebenarnya ini versi Indonesia dari Pop Idol, survival show asal Inggris yang dibuat oleh Simon Cowell. Indonesian Idol musim pertama dimenangi oleh Joy Tobing, dengan Delon Thamrin sebagai juara kedua. Saat ini Indonesian Idol sudah masuk musim 12.
Juara Indonesian Idol sepanjang masa:
Musim 1: Joy Tobing
Musim 2: Mike Mohede
Musim 3: Ihsan Tarore
Musim 4: Rinni Wulandari
Musim 5: Januarisman Runtuwene
Musim 6: Igo Pentury
Musim 7: Regina Ivanova
Musim 8: Nowela Mikhelia
Musim 9: Maria Simorangkir
Musim 10: Lyodra Ginting
Musim 11: Rimar Callista
Musim 12: Salma Salsabil
Juara keduanya:
Musim 1: Delon Thamrin
Musim 2: Judika Sihotang
Musim 3: Dirly Sompie
Musim 4: Wilson Maiseka
Musim 5: Gisella Anastasia
Musim 6: Citra Scholastika
Musim 7: Kamasean Matthews
Musim 8: Husein Alatas
Musim 9: Ahmad Abdul
Musim 10: Tiara Andini
Musim 11: Mark Natama
Musim 12: Nabila Taqiyyah
Seakan mengambil inspirasi dari AFI Junior, RCTI membuat Idola Cilik. Musim pertama berlangsung dari tahun 2007-2008 dengan Rizky Patrick Egeten alias Kiki dari Manado sebagai juara pertama. Angel Pieters keluar sebagai juara kedua musim pertama.
Juara Idola Cilik:
Musim 1: Rizky Patrick Egeten
Musim 2: Debo Andryos Aryanto
Musim 3: Halilintar Mahaputra Morgen
Musim 4: Bagas Rahman Dwi Saputra
Musim 5: Sion Philip Sagala
Musim 6: Pamela Ghaniya
Juara keduanya:
Musim 1: Angel Pieters
Musim 2: Patton Otlivio Latupeirissa
Musim 3: Mario Stevano Aditya Haling
Musim 4: Muhammad Difa Ryansyah
Musim 5: Muhammad Fikih Aulia
Musim 6: Shania Naveen
Beberapa alumni Idola Cilik masih menyanyi sampai sekarang. Bagas, juara Idola Cilik 4, kini bernaung di bawah Indo Semar Sakti dengan nama panggung Bagas Ran. Sang juara tiga, Agatha Chelsea, masih di Hits Records dan saat ini aktif sebagai singer-songwriter. Chelsea bersahabat dengan Alvin Jo, jawara X Factor Indonesia musim 3 yang sekaligus juara 3 Idola Cilik 3. Fikih kini tergabung dalam boy band I-pop, UN1TY. Nama Debo melejit sebagai aktor lewat perannya sebagai Nandan di trilogi film "Dilan".
Tentunya beberapa nama yang saya sebutkan di atas sudah dewasa. Namun, mereka berkontribusi besar dalam popularitas musik anak Indonesia ketika mereka masih kecil.
Dan masih terus bersyukur, musik anak Indonesia kembali bangkit karena Arinaga Family dan Aishwa Nahla. Dua musisi Muslim asal Indonesia dengan lagu penuh makna. Si sulung Bama dan si tengah Ruby sudah remaja, pastinya musikalitas mereka akan bertambah matang seiring mereka tumbuh dewasa. Namun mereka masih bisa menyanyikan lagu anak-anak jika mau.
Satu lagi permasalahan musik Indonesia yang saya ingin ungkit adalah masalah BAJAKAN. Saat ini, musik bajakan sudah tidak menjadi masalah, karena ada aplikasi seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dll. untuk mendengarkan musik secara legal. Namun, sebelum itu, orang jika ingin mengunduh lagu harus ke warnet dan membuka situs web download lagu secara ilegal.
Surat Asy-Syuara' ayat 183 berbunyi:
"Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. "
Dari ayat tersebut, dapat ditafsirkan bahwa menggunakan produk bajakan dalam Islam tidak dibenarkan, termasuk musik yang diunduh secara tidak sah. Kita harus mulai menghargai usaha musisi favorit kita, mereka merekam lagu yang kita dengar di radio atau ponsel dengan penuh usaha, bahkan sudah jauh-jauh hari, tak kira musisi Indonesia atau mancanegara.
Termasuk Enhypen, Weeekly, P1Harmony, STAYC, dan Lightsum. Lima grup K-pop generasi 4 yang sedang saya gilai ini merekam lagu-lagu mereka dengan penuh usaha, dan jika kita mendengarkan lagu mereka secara ilegal, kita tidak menghargai usaha mereka.
Demikian postingan ini.
Semoga hari Anda menyenangkan, dan selamat Hari Musik Nasional!
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H