Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jika Arinaga Family Ada Filmnya

3 Maret 2023   00:06 Diperbarui: 11 Maret 2023   19:28 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bismillahirrahmanirrahim.

Akhir-akhir ini saya sedang terobsesi dengan Arinaga Family, keluarga musisi Muslim asal Bogor, Jawa Barat yang pandai menciptakan lagu-lagu ramah anak. Mereka terdiri atas Ayah Ari, Bunda Aga, Bama, Ruby, dan Beryl. Beberapa lagu mereka pasti sudah Anda dengar di YouTube, seperti "Jangan rebutan", "Memancing keributan", dan "Tarian kucing".

Lalu saya berpikir, apakah jadinya jika kehidupan Arinaga Family dibuat film? Ini dia:

Judul filmnya adalah "Arinaga Family: The Movie". Cukup sederhana.

Ceritanya kira-kira seperti ini (murni dari otak imajinatif saya):
Arinaga Family tampak seperti keluarga lain pada umumnya, yang terdiri atas ayah, ibu, dan tiga anak. Sang patriarch, Ayah Ari bekerja sebagai produser musik setelah karirnya sebagai gitaris band heavy metal di Jakarta hancur setelah perusahaan tempat mereka bernaung bangkrut. Sang matriarch, Bunda Aga bekerja sebagai ibu rumah tangga. Namun yang unik adalah mereka suka menyanyi dan membuat video di YouTube untuk penghasilan sehari-hari.

Arinaga Family dikenal sebagai keluarga Muslim yang taat. Bama dikenal sebagai hafiz Quran. Dengan tanpa menghilangkan nilai-nilai keislaman dalam hidup mereka, Ayah Ari dan Bunda Aga ingin Bama belajar keras agar bisa masuk Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir dan menjadi ulama.

Bama yang baru masuk SMA merasa kurang gaul. Dia tidak punya teman. Setiap teman-teman yang lain pergi jajan di kantin atau berolahraga di lapangan, dia akan duduk di pojok kelas sambil membaca Alquran. Sampai akhirnya dia berkenalan dengan Jaki. Dari Jaki-lah Bama mengenal dunia K-pop, yang disukai cewek-cewek di sekolah mereka. Setelah bersahabat dengan Jaki, Bama yang dikenal alim, taat agama, menjadi sedikit berandalan. Dia lebih senang menirukan tarian pop Korea.

Namun, setelah menjadi K-popers, nilai Bama justru anjlok. Terutama di mata pelajaran matematika, pelajaran yang amat sangat dibencinya. Ayah Ari dan Bunda Aga sering mengomeli Bama karena prestasinya menurun. Sampai akhirnya Bama berkenalan dengan Markonah alias Konah, teman sekelasnya yang cantik dan pintar matematika. Bukan kecantikan Konah yang membuat Bama naksir dia, tetapi kepintarannya dalam bidang matematika. Bama dan Konah pun sering belajar matematika bersama sepulang sekolah, namun dia masih sering meninggalkan kewajibannya sebagai Muslim, yaitu membaca dan menghafal Alquran.

Ayah Ari dan Bunda Aga kembali memarahi Bama karena dua hal: K-pop dan pacaran. Kedua hal tersebut, menurut mereka, bertentangan dengan nilai-nilai keislaman yang mereka pegang teguh. Belum lagi kehadiran Beryl, yang sering membuat Bama dan Ruby cemburu. Mereka ingin sayangnya Ayah Ari dan Bunda Aga untuk mereka juga.

Suatu hari, Beryl menghilang. Ditambah internet, listrik, dan air rumah Arinaga Family mati. Untuk menghibur diri, Ayah Ari mengajak keluarganya jalan-jalan, keliling Kota Bogor untuk mencari hiburan. Di jalan mereka bertemu dengan Pak Atep, kakak sulung Ayah Ari, dan keluarganya: Bu Eneng, Angga, dan Anggis. Ternyata Angga adalah peretas komputer dan tahu di mana Beryl.

Usut punya usut, berdasarkan info dari seorang Angga, ternyata Beryl diculik. Pelaku penculikannya juga belum ketemu. Awalnya Arinaga Family sungkan menerima bantuan dari keluarga Pak Atep untuk membebaskan Beryl. Namun, akhirnya kedua keluarga menjadi akrab. Bama bersahabat dengan Angga dan Ruby menjadi erat dengan Anggis, adik perempuan Angga yang juga baru masuk SMA. Yang mengejutkan, Bama dan Anggis satu sekolah, hanya saja bedanya Bama kelas IPS, sedangkan Anggis kelas IPA. Angga masih kuliah tingkat 3.

Masalah kembali muncul ketika Bama kembali masuk sekolah. Kendati nilai matematika dan pelajaran lainnya terus meningkat, Bama yang awalnya taat agama, nilainya semakin hari semakin anjlok di pelajaran agama dan tahfizul Quran. Dan sejak kenal K-pop, dia menjadi pemberontak dan sering mabuk-mabuk (minum Fruit Tea dan Teh Botol). Wali kelas Bama memanggil Ayah Ari saat pengambilan rapor UTS terkait perubahan nilai pelajaran agamanya. Akibatnya, Ayah Ari tak hanya memarahi Bama tetapi juga Jaki dan Konah. Beliau memarahi Jaki karena memberi perubahan sikap pada Bama sejak menjadi K-popers, dan Konah karena berpacaran dengan Bama. Pacaran memang dilarang dalam Islam.

Ruby juga menghadapi masalah serupa. Tahun ini Ruby akan masuk SMP. Padahal untuk masuk SMP biayanya mahal, sedangkan uangnya hendak dia pakai untuk masuk sekolah vokal. Ruby ingin menjadi penyanyi terkenal, namun lagi-lagi, ditentang oleh Bunda Aga.

Karena capek Ayah Ari terus-terusan bersikap keras padanya, Bama marah dan bertengkar dengan Ayah Ari. Pertengkaran berkepanjangan. Tanpa ada penengah. Hubungan kekeluargaan Arinaga Family merenggang. Ayah Ari dan Bunda Aga juga marah-marah terus. Mereka tidak saling bicara. Sering Bunda Aga sarapan di ruang tamu.

Lain halnya dengan keluarga Pak Atep. Angga sering tidak tahan menghadapi Endah, pacarnya yang posesif dan minta diantarkan ke mana saja. Sejak pacaran dengan Endah, Angga sering pulang malam dan lalai mengerjakan tugas kuliah.

Belum lagi Bunda Aga sering menegur Bu Eneng dan Anggis untuk segera berhijab karena menutup aurat wajib hukumnya dalam Islam. Sekolah Bama memang memungkinkan kebebasan beragama, jadi siswi tidak diwajibkan berhijab. Karena Anggis tidak berhijab, rambut panjangnya bebas tergerai, lebat, alami, dan bercahaya, menarik perhatian cowok-cowok. Bunda Aga takut Anggis jadi korban fitnah, kejahatan, dan pelecehan seksual di sekolah. Namun, Bama tidak keberatan Anggis tidak berhijab karena sekolah mereka memang sebebas itu dalam etika berpakaian. Yang penting, seragam mereka rapi dan tetap dimasukkan ke dalam celana atau rok serta memakai sepatu hitam.

Tetapi yang jadi masalah utama adalah, walaupun keluarga Pak Atep juga Islam seperti Arinaga Family, mereka tidak setaat Arinaga Family. Salat berjamaah jarang mereka lakukan, bahkan tadarus pun hampir tidak pernah.

Keesokan harinya, sebelum pulang sekolah, sekolah Bama mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pentas kreasi siswa. Bama dipilih sebagai perwakilan kelas X IPS 1, kelasnya, untuk tampil menyanyi. Dia akan tampil bersama Anggis, yang duduk di kelas X IPA 3. Kemudian Bama dan Anggis pergi nongkrong di Dramaga untuk mendiskusikan penampilan mereka.

Sementara itu, Ayah Ari dan rekan-rekan se-band-nya kembali bertemu. Mereka ternyata juga akan reuni di pentas kreasi siswa sekolah Bama. Mendengar kabar tersebut, Bama merasa malu dan tidak mau berbicara dengan Ayah Ari. Dalam saat sulit itu Bama kembali mencari tahu soal keberadaan Beryl. Tentunya ditemani Anggis.

Tiba-tiba mereka melihat kerumunan mulai bubar. Sayup-sayup Bama dan Anggis mendengar bahwa ada anak kecil yang telah dianggap meninggal dalam penculikan. Anak itu adalah Beryl. Yang membuat Bama marah, ternyata keluarga Pak Atep, termasuk Anggis, dicurigai sebagai pembunuh Beryl. Bama merasa dikhianati oleh sepupunya sendiri.

Mendengar berita tersebut, sepulang sekolah Bama mendorong Anggis di depan kelasnya. Bama malu karena dikhianati keluarga Pak Atep. Dia juga memukul jatuh Angga yang baru datang menjemput Anggis. Bama dan Angga pun berkelahi hebat. Pun halnya dengan Ayah Ari dan Pak Atep. Hanya Bunda Aga dan Bu Eneng serta Ruby dan Anggis yang normal-normal saja hubungannya.

Keesokan harinya, Bama, Jaki, dan Konah mengunjungi makam yang diasumsikan sebagai makam Beryl. Bama kembali meledak dan kali ini menyalahkan Jaki atas kematian Beryl. Bama memutus persahabatannya dengan Jaki. Dia juga putus dengan Konah.

Sejak berhenti bersahabat dengan Jaki dan putus dengan Konah, Bama kembali menghafal Alquran setiap malam. Dia tahu dia ingin membanggakan Ayah Ari. Dia ingin Ayah Ari dan Bunda Aga berdamai.

Keesokan paginya, Bama, Ruby, dan Ayah Ari mendengar kabar bahwa Bunda Aga sakit dan baru saja dirawat di rumah sakit. Di momen ini Bama kembali bertemu dengan Konah. Mereka berbaikan lagi dan memulai hubungan mereka dari nol. Konah menerima permintaan maaf Bama. Konah juga mengatakan bahwa Beryl ditemukan dalam keadaan sehat walafiat dan bahwa sama sekali tidak ada campur tangan keluarga Pak Atep atas apa yang dialaminya. Bama pun lega dan ingin meminta maaf kepada Anggis karena menuduh keluarganya sebagai sosok di balik penculikan Beryl.

Bama dan Konah berbincang-bincang ringan sambil berkeliling kota Bogor. Mereka disupiri oleh supir pribadi Arinaga Family karena Ayah Ari sibuk menjaga Bunda Aga yang harus dioperasi.

Sekembalinya Bama ke rumah sakit, operasi Bunda Aga berjalan lancar, beliau sembuh total, dan beliau sudah bisa rawat jalan. Arinaga Family kembali berlima setelah Beryl disembuhkan luka-lukanya. Mereka berpelukan dan saling memaafkan.

Di akhir film, setelah penampilan yang sangat sukses dari Arinaga Family di pentas kreasi siswa sekolah Bama, keluarga Pak Atep memuji penampilan mereka. Pak Atep dan Ayah Ari bersalaman dan saling memaafkan. Pun halnya dengan Bama dan Angga. Bama juga meminta maaf karena telah mendorong Anggis.

Yang membuat Bama syok, ternyata walaupun Bu Eneng masih menolak berhijab, Anggis mantap berhijab karena sudah mendapat hidayah. Dia mengungkapkan bahwa dia seminggu sekali ikut kelas mengaji dari teman Ayah Ari. Dia ingin belajar menjadi Muslimah yang baik dan bisa mengaji seperti Bama.

Namun yang paling penting, Bama dan Jaki kembali bersahabat dan mereka aktif di klub pecinta kokoreaan di sekolah mereka, tanpa melewatkan kewajiban mereka sebagai Muslim, yaitu salat dan mengaji.

Dan begitulah kisah hidup Arinaga Family jika dibuat film.
Bagaimana menurut Anda?

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun