Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Film

Pembahasan tentang Ayah-Ibu Upin Ipin

9 Oktober 2022   11:22 Diperbarui: 9 Oktober 2022   11:24 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Siapa sih yang tidak kenal Upin Ipin? Kembar berkepala plontos yang tinggal di Kampung Durian Runtuh bersama Opah dan Kak Ros di rumah panggung bercat hijau ini sukses menghibur anak-anak Malaysia dan Indonesia sejak 16 September 2007. Awalnya kartun ini hanya untuk pendidikan seputar Ramadan, kemudian merambah ke cerita kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan beberapa anak pada umumnya, Upin Ipin besar tanpa ayah dan ibu, alias yatim piatu. Namun, sebenarnya ada fakta unik di balik mengapa Upin Ipin yatim piatu. Saat itu, Les' Copaque, rumah produksi Upin Ipin, sedang dikejar deadline penayangan episode pertama, sehingga dibuatlah cerita mereka yatim piatu.

Jadi, kita tidak pernah tahu bentuk dan rupa ayah-ibu si kembar seperti apa. Sampai pada episode "Hari Misteri" (spesial 5 tahun Upin Ipin), kita diberi sedikit cuplikan ayah-ibu Upin Ipin seperti apa. Si kembar dihadiahi foto yang di balik bingkainya tertulis "Mak, Abah, Ros, Upin, Ipin". Keluarga Upin Ipin saat masih lengkap.

Sebelumnya saya pernah mendengar teori bahwa Upin Ipin sebenarnya bukan penduduk asli Kampung Durian Runtuh, melainkan pindahan dari kota. Begini. Sebelumnya ayah-ibu Upin Ipin memang penduduk asli Kampung Durian Runtuh. Ayah mereka, Abdul Salam, baik hati dan rajin orangnya. Begitu cerita Tok Dalang, tetangga sebelah Upin Ipin dan teman masa kecil Opah. Setiap pagi, beliau pergi ke kedai Uncle Muthu untuk menyiapkan satu meja untuk menjual nasi lemak. Abdul remaja ingin menabung untuk kuliah.

Uncle Muthu, pemilik restoran terbuka Kampung Durian Runtuh, juga ingat dahulu menjual minuman. Kemudian, Abdul memerintahkan Uncle Muthu untuk memperluas restorannya agar semua orang dapat makan. Menunya juga lebih beragam. Mee goreng, mee rebus, mee kari, bihun goreng, bihun sup...

Pada saat itulah Abdul bertemu Ratih, ibu Upin Ipin, yang tengah berjualan kue. Mereka saling jatuh cinta. Langsunglah Abdul dan Ratih bekerjasama dengan Uncle Muthu untuk berjualan nasi lemak dan kue di gerai Uncle Muthu untuk menabung kuliah.

Uncle Ah Tong, sahabat Tok Dalang yang beretnis Tionghoa dan berjualan barang bekas, bercerita, saat itu satu kampung bangga. Abdul dan Ratih, dua remaja kampung, lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang sangat mulia. Seorang tentara dan seorang perawat. Mereka menikah dan pindah ke kota untuk bekerja setelah dewasa.

Namun, tak kunjung mendapat momongan, mereka mengadopsi Jeanne Roselia Fadhullah, anak kota yang ditinggal orang tuanya ke surga. Barulah ketika Kak Ros berusia sekitar 5 tahun, Ratih melahirkan sepasang bayi kembar, lelaki. Mereka dinamai Aruffin Abdul Salam dan Ariffin Abdul Salam - Upin Ipin yang kita kenal sekarang.

Akan tetapi, teori Upin Ipin pindahan dari kota akhirnya terbantahkan karena ketika si kembar lahir, mereka menetap di Kampung Durian Runtuh.

Singkat cerita, Abdul dan Ratih meninggal dunia karena kecelakaan. Bahkan Opah selalu menangis jika dimintai bercerita lebih lanjut tentang mereka. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada kejelasan apakah Opah adalah nenek dari pihak ayah atau ibu Upin Ipin.

Perihal Ratih, Opah bercerita, beliau baik hati dan suka menolong orang. Beliau tidak galak, malahan lemah lembut dan penyayang orangnya. Ratih cantik, seperti Kak Ros. Ada tahi lalat seperti Opah. Berarti kemungkinan Opah adalah nenek dari pihak Ratih, ibu Upin Ipin.

Mungkin dari faktor genlah Kak Ros cantik seperti Xiaoting Kep1er. Karena ibunya cantik.

Sepeninggal Abdul dan Ratih, kopernya disimpan di dalam sebuah kamar rahasia. Di situlah seragam Abdul selama bertugas sebagai tentara disimpan. Jika kamarnya dibiarkan tidak dikunci, hilanglah semua barang. Itulah satu-satunya kenangan dari Abdul yang tersisa untuk keluarganya tercinta.

Tahukah Anda siapa yang menjahitkan kain merah Ipin yang selalu dia kenakan bak Superman? Ibunya. Menurut Opah, Ratih menjahitkan kain tersebut untuk si kembar ketika mereka hendak makan agar baju tidak kotor dan air liur tidak membasahi baju. Upin tidak menyukai kain itu. Setiap kali dipakaikan pasti ditarik lepas, baru dia puas hati. Karena seringkali dilepas dan ditaruh sembarangan, akhirnya hilang entah ke mana. Tetapi Ipin tidaklah seperti itu. Setelah selesai makan, kainnya tidak dilepas. Dia putar kain itu ke belakang dan dia pakai ke mana pun dia pergi. Pantang hilang. Dia cari sampai ketemu, kemudian dipakai lagi. Sampailah sekarang.

Kain merah Ipin menyimpan sejuta kenangan dengan ibunya. Makanya dia tidak pernah melepaskannya sekalipun sudah kumal dan jelek. Makanya dia menangis ketika kainnya hilang dan akhirnya ditemukan dalam kondisi dirobek Rembo, ayam jantan peliharaan Tok Dalang.

Kain merah bermotif kupu-kupu tersebut jugalah yang beliau pakai untuk menjahit baju baru Upin Ipin di episode "Raya Penuh Makna", tetapi tidak sempat menjahitkan untuk dirinya sendiri dan Abdul.

Ketika Upin Ipin mendadak merindukan ayah-ibu mereka, Cikgu Melati memberi wejangan kepada mereka bahwa rindu itu bagus. Itu tandanya kita masih ingat orang tersayang yang sudah pergi meninggalkan kita. Tetapi, orang yang kita sayang tidak akan suka melihat kita sedih. Ayah-ibu Upin Ipin pasti ingin melihat putra kembar mereka jadi orang yang kuat, sehat jiwa raga, taat agama, dan hidup bahagia. Pasti mereka di surga bangga.

Siapalah yang tahu kapan sosok Abdul dan Ratih akan ditampilkan lebih jauh lagi di Upin Ipin. Kita hanya tinggal menunggu.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun