Mohon tunggu...
Yudhistira Ananta
Yudhistira Ananta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa penyuka tempe rebus sambil seduh kopi ijo

Random Perduniawian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Fenomena Murid yang Ajak Berkelahi Gurunya

28 Oktober 2023   03:04 Diperbarui: 28 Oktober 2023   03:12 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Pendidikan yang seharusnya memberi asupan Budi Pekerti & Ilmu, bukan malah sebagai Ring Tinju "

Dalam proses pengajaran dan pembelajaran pendidikan di negara kita, memang sampai saat ini jauh jika dikatakan sempurna.

Banyak problem yang saat ini belum bisa tertuntaskan, baik masalah yang dianggap remeh tapi ternyata disitu lah akar dari permasalahan lain, maupun masalah yang dianggap penting dituntaskan namun ternyata bukan menjadi akar dari permasalahan yang lain. 

Baik pula kalau negara mampu dalam menuntaskan problematik sedemikian rupa beriringan, namun yang menjadi pertanyaan, Apakah negara semampu itu menangani Pendidikan kita ?.

Dilansir dari media SUARAMERDEKA.COM dan beberapa media Tribun, tepat pada hari Jum'at, 27 Oktober 2023. Beredar video viral yang menunjukan ada Murid yang menantang duel gurunya, yang informasinya sampai saat ini penulis terima adalah karena ditegur soal kerapian seragam yang dikenakan. 

Banyak kemudian warga media yang menyorotnya dan ikut mengomentari soal perilaku yang tak manis dipandang itu dengan mempertanyakan soal adab dari sang murid dan juga tak sedikit pula yang mempersoalkan bagaimana kedispilinan yang berlangsung di instansi tersebut. Sampai dengan hari ini, penulis menemukan informasi bahwa kejadian itu berlokasi di Kalimantan Tengah.

Dari sudut pandang penulis, menilai bahwa audience saat ini ketika melihat kejadian beberapa detik di video tersebut, tidak seolah-olah memihak salah satu diantaranya guru dan murid, ada yang mempersoalkan adab dari murid dan pelaksanaan kedisplinannya. 

Namun tetap disini kita harus menelaah dengan obyektif, bagaimana kemudian kita dapat memberikan solusi yang mungkin juga belum tentu solutif. Tapi setidaknya kita peka terhadap fenomena ini.

Berbicara soal perilaku, tindak tanduk, dan tabiat murid, tentu bukan menjadi respon yang baik sang murid di video tersebut ketika memang ada peringatan dari guru soal kerapian, kedisiplinan dll, yang seharusnya murid harus dapat mendengar nasihat yang baik dari seorang guru, dan bisa melaksanakan peraturan dan ketentuan yang telah disepakati antara wali siswa, siswa dan dengan guru. 

Saat ini pun kita juga memahami bahwa ketika ada siswa yang tidak berkelakuan baik, yang jadi alasan mendasarnya adalah siswa hanya ingin meraih perhatian dari khalayak kawan-kawannya atau bahkan hanya ingin mendapatkan simpatik dari gurunya. 

Itu saja sebetulnya bisa menjadi rumusan permasalahan yang harus jadi acuan utama instansi dalam menyelesaikan persoalan ini, bisa saja instansi memberikan satu wadah bagi siswa untuk mengexplore dirinya,  yang memang memiliki kesukaan dalam fisik bisa diwadahi dengan beladiri, dan keolahragaan lainnya, yang suka dalam mengkritik dengan narasi bisa diwadahi dengan satu tempat perkembangan penalaran bagi mereka.

Dengan demikian instansi selain dari menyelesaikan masalah tanpa harus dengan mematikan karakter dan potensi siswa.

Dilain itupun juga seharusnya instansi harus dapat memaksimalkan peranannya dalam menentukan kebijakan soal kedisiplinan, keamanan dan kenyamanan lingkungan instansi tersebut. 

Dengan betul betul memberlangsungkan ketentuan ketentuan yang telah dibentuk sedemikan rupa, dan harus ada proses pengawalan dari semua ketentuan tersebut. Sehingga siswa ketika ada rencana berkelakuan tidak baik, tidak ada kesempatan bagi mereka. 

Selain menguatkan kebijakan dan peraturan, sudah seharusnya subjek berperan di instansi tersebut (kepala sekolah, guru, karyawan) juga harus maksimal dalam melaksanakan aturan, karena sadar tidak sadar mereka adalah seorang figur. Semua tindak tanduknya akan menjadi cerminan bagi siswa-siswi di instansi tersebut.

Itu soal Kebijakan dan Peraturan, kalau kita bicara soal isi dari pengajaran dan pembelajaran, ini yang paling solutif juga. Karena terdidiknya siswa itu juga banyak dipengaruhi oleh apa yang diajarkan selama ini di instansi. 

Apakah hanya sekedar memberikan pengetahuan kognitif saja yang terus diberondong pada pikiran siswa? Apakah hanya sekedar diberikan tugas, dikerjakan, dinilai dan pulang ?. 

Rasa-rasanya itu yang menjadi standart banyak instansi di negeri kita, tanpa memikirkan bahwa ternyata ada yang jauh lebih vital dan penting untuk diajarkan kepada siswa, yakni soal pengetahuan afektif yang meliputi soal perilaku, emosional siswa. 

Sudah menjadi keharusan dari masing-masing instansi memiliki kesadaran bahwa pengetahun afektif ini harus juga seimbang diajarkan kepada siswa, bahkan kalau perlu diberikan tambahan program-program ideal dalam memaksimalkan afektif siswa. 

Karena yang sangat banyak dilaksanakan dalam proses berkehidupan siswa ketika sudah terjun di masyarakat, ya tentu tentang pengetahuan afektifnya, tentang bagaimana dia bisa menyesuaikan interaksi dengan sesama manusia, bagaimana dia bisa melaksanakan norma yang ada lingkungannya, berkelakuan baik ketika ada ditengah masyarakat. 

Nah itu semua jelas, masuk pada pengetahuan afektifnya yang selama ini diajarkan, jikalau tak diajarkan sama sekali? Saya rasa wajar jika akhirnya muncul video viral berdurasi beberapa detik itu.

Ruang kelas yang seharusnya menjadi wadah proses penempaan diri manusia, untuk mempersiapkan bekal menghadapi dinamika masyarakat, bukan malah didalamnya menjadi wadah yang dipenuhi dinamika masyarakat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun