Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Music

Rekam Jejak Georgia di Junior Eurovision Song Contest (Mereka Sebagus Itu)

19 November 2024   00:07 Diperbarui: 19 November 2024   00:13 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Baru saja kemarin, Andria Putkaradze membawa pulang medali emas keempat untuk Georgia di Junior Eurovision Song Contest, menjadikannya negara dengan kemenangan terbanyak sejauh ini di kontes tersebut. Mereka disebut-sebut lebih bagus di Junior Eurovision daripada Eurovision reguler. Negara di kawasan Kaukasus ini debut di Eurovision reguler dan Junior Eurovision di tahun yang sama, yaitu 2007.

Bendera Georgia. (sumber: Adobe Stock)
Bendera Georgia. (sumber: Adobe Stock)

Data singkat Georgia:
Nama resmi: Sakartvelo
Ibukota (dan kota terbesar): Tbilisi
Bahasa resmi: Georgia
Luas: 69.700 km2
Populasi: 3.760.365 jiwa
Demografi:
- Kelompok etnis: 86,8% Georgia, 6,2% Azerbaijan, 4,5% Armenia, 0,7% Rusia, 2,1% lainnya
- Agama: 87,3% Kristen (83,4% Ortodoks Georgia, 3,9% Kristen lainnya), 10,7% Islam, 2% agama lainnya/tidak beragama
Bentuk pemerintahan: republik parlementer kesatuan
Presiden (saat ini): Salome Zourabichvili
Perdana Menteri: Irakli Kobakhidze
Ketua Parlemen: Shalva Papuashvili
Badan legislatif: Parlemen
Tanggal kemerdekaan: 9 April 1991
Mata uang: lari Georgia
Mengemudi di sisi: kanan

Namun apa yang membuat Georgia sebagus itu di Junior Eurovision Song Contest? Tentunya sama dengan Georgia di Eurovision Song Contest reguler, yaitu tidak mengikuti tren terkini dan memilih untuk menempuh jalur kreatifnya sendiri. Mereka selalu ikut Junior Eurovision setiap tahun sejak debut di tahun 2007 dan tidak pernah withdraw.

Semuanya bermula pada tahun 2007. Ketika itu Junior Eurovision digelar di Rotterdam, Belanda, dan menandai debut empat negara: Armenia, Bulgaria, Georgia, dan Lituania. Junior Eurovision 2007 merupakan edisi terakhir di mana penulisan lagu semuanya ditangani oleh anak-anak yang mengikuti kontes, karena mulai edisi 2008, orang dewasa ikut dalam proses penulisan lagu.

Di edisi debut mereka di Junior Eurovision, Georgia diwakili oleh seorang gadis remaja usia 13 tahun bernama Mariam Romelashvili dengan lagu "Odelia Ranuni". Lagu ini dibumbui dengan pengaruh musik tradisional Georgia. Mariam membawa awal yang bagus untuk Georgia; dia finis di posisi keempat. Entri debut Georgia di Eurovision reguler, yaitu "Visionary dream"-nya Sopho Khalvashi, juga dipengaruhi musik tradisional Georgia.


Setahun kemudian, di Limassol, Siprus, muncul sosok yang akan mengubah nasib Georgia untuk selamanya. Sebuah trio yang memulai kisah sukses Georgia di Junior Eurovision, sebuah trio yang menjadi awal kebangkitan Georgia di Junior Eurovision dan komunitasnya. Adalah Bzikebi, trio yang beranggotakan Giorgi Shiolashvili, Mariam Kikuashvili, dan Mariam Talulashvili. Lagu mereka berjudul "Bzzz...", yang dinyanyikan dalam bahasa buatan.

Tidak ada yang mengira bahwa Bzikebi, yang pada saat kontes mengenakan kostum lebah hitam-kuning, akan membawa kemenangan pertama untuk Georgia. Mereka berhasil memperoleh 154 poin di Limassol. Dan ini merupakan awal dari kisah sukses sebuah negara kecil di kawasan Kaukasus di antara Eropa dan Asia, di Junior Eurovision Song Contest.


Ketika mengadu nasib di Limassol, semua anggota Bzikebi berusia 10 tahun (lahir 1998). Mereka berhasil mengulang performance lagu yang membawa kemenangan pertama Georgia saat upacara pembukaan Junior Eurovision Song Contest 2022 di Yerevan, Armenia, setelah dewasa. Tentunya tetap dengan kostum hitam-kuning mereka.


Georgia tidak menjadi negara tuan rumah Junior Eurovision 2009; gelar kehormatan tersebut diberikan kepada Kyiv, Ukraina, juara dua Junior Eurovision 2008. Kali ini mereka mengirimkan Group Princesses dengan lagu mereka, "Lurji prinveli", yang ditulis oleh Elene Makashvili, Liza Kenia, Irina Sanikidze, dan Zaza Tsurtsumia. Irina kemudian menulis entri Georgia untuk Eurovision Song Contest 2018, yaitu "For you" milik Ethno-Jazz Band Iriao yang menggabungkan musik jazz dengan nyanyian polifonik Georgia.

Walaupun tidak dapat mengulang kesuksesan Bzikebi, Group Princesses finis di posisi yang mengesankan, yaitu peringkat 6 dari 13 negara. Adapun Group Princesses terdiri atas Mariam Bokeria (lahir 1998), Mariam Gurgenidze (lahir 1998), Liza Kenia (lahir 1998), Elene Makashvili (lahir 1997), Lizi Ramishvili (lahir 1997), dan Ana Tkeshelashvili (lahir 1995).


Kesuksesan Georgia tidak berhenti sampai situ. Pada tahun 2010, ketika Junior Eurovision Song Contest diadakan di Minsk, Belarusia, Georgia diwakili oleh Mariam Kakhelishvili, yang saat itu berusia 15 tahun. Lewat lagu "Mari Dari" yang dibawakan dalam bahasa yang dibuat-buat, Mariam berhasil membawa Georgia menuju gelar runner-up ketiga alias peringkat empat dari 14 negara.

"Mari Dari" dikarang oleh Mariam Kakhelishvili sendiri dengan asistensi dari penulis lagu Giga Kukhianidze. Giga nantinya akan menulis lebih banyak lagi entri Georgia di Junior Eurovision Song Contest, termasuk favorit saya yang akan kita bahas kemudian.


Tahun 2011, Junior Eurovision Song Contest diadakan di negara tetangga Georgia, Armenia. Ini adalah kali pertama dalam sejarah Junior Eurovision di mana kontes diadakan di negara pemenang edisi sebelumnya. Kali ini, gelar juara jatuh ke tangan Candy, sebuah kuintet yang beranggotakan Irina Khechanovi, Ana Khanchalyan, Mariam Gvaladze, Gvantsa Saneblidze, dan Ira Kovalenko. Dengan lagu "Candy music", Georgia berhasil membawa pulang medali emas kedua mereka di Junior Eurovision, dibalut busana pink cantik.

Semua anggota Candy menulis lagu "Candy music" dibantu oleh Giga Kukhianidze. Salah satu anggotanya, yaitu si bungsu, Irina Khechanovi alias Iru, kemudian kembali sebagai perwakilan Georgia di Eurovision Song Contest 2023 di Liverpool, Inggris, dengan lagu "Echo".


11 tahun kemudian, Candy mengulang penampilan "Candy music" mereka di upacara pembukaan Junior Eurovision Song Contest 2022 di Yerevan, Armenia, namun minus Iru. Saat itu Iru sedang mengadu nasib di The Voice Georgia 2022, di mana dia keluar sebagai pemenang dan walhasil menjadi perwakilan Georgia di Eurovision 2023. Hanya Ana, Mariam, Gvantsa, dan Ira yang tampil di Yerevan. Mereka tampil lebih dewasa dengan mengenakan blazer warna pink tua.


Georgia kembali bernyanyi tentang makanan manis ketika kuartet hip hop Funkids menyanyikan "Funky lemonade" di Amsterdam, Belanda. Mereka beranggotakan Ketevan Samkharadze (lahir 1999), Luka Karmazanahsvili (lahir 2000), Nino Dashniani (lahir 2001), dan Elene Arachashvili (lahir 2002). Ini adalah kali pertamanya tidak ada kontestan bernama Mariam yang mewakili Georgia.

Georgia mempertahankan kesuksesan mereka di Junior Eurovision 2012; Funkids berhasil keluar sebagai juara kedua, hanya di belakang Anastasia Petryk dari Ukraina dengan "Nebo"-nya. Anastasia merupakan adik dari Viktoria Petryk, yang mewakili Ukraina di Junior Eurovision 2008. Adapun "Funky lemonade" ditulis oleh para anggota Funkids, dibantu oleh Giga Kukhianidze dan Nana Tsintsadze.


Setahun kemudian, menyusul kemenangan Anastasia Petryk, Junior Eurovision 2013 diadakan di Kyiv, Ukraina. Kali ini mereka diwakili oleh The Smile Shop, sebuah sekstet beranggotakan Mariam Shavladze (lahir 2003), Ana Kvantaliani (lahir 2001), Saba Chachua (lahir 2000), Mariam Samushia (lahir 2002), Luka Gogiberidze (lahir 1999), dan Tamta Diasamidze (lahir 2002). Mereka menyanyikan "Give me your smile" - dan penampilan ceria mereka berhasil membuat penonton tersenyum lebar. Senyum dari penonton sudah cukup untuk membuat The Smile Shop berakhir di 5 besar, dengan penampilan berkonsep retro.

Semua anggota The Smile Shop menulis lagu "Give me your smile" dibantu oleh - you guessed it - Giga Kukhianidze.


Pada tahun 2014, yang merupakan pertama kalinya saya terjun ke dunia per-Junior Eurovision-an, Georgia mencoba peruntungan dengan mengirimkan seorang penyanyi cilik bernama Lizi Pop, nama panggung dari Lizi Japaridze. Judul lagunya "Happy day", yang dikarang oleh Giga Kukhianidze.

Sayangnya, penampilan Lizi di Marsa, Malta tidak cukup untuk membuat penonton berada dalam happy mood. Dia harus puas menempati posisi 11 dari 16 negara. Perlu diingat bahwa Junior Eurovision 2014 didominasi oleh kontestan cewek, dan satu-satunya cowok tahun itu, Vincenzo Cantiello dari Italia, keluar sebagai juara. Saat itu Lizi berusia 11 tahun.


Lizi kemudian mencoba peruntungan sebagai MC di Junior Eurovision Song Contest 2017 di Tbilisi.

Walaupun Italia menjadi juara ketika debut di Junior Eurovision 2014, negara berbentuk sepatu bot tersebut tidak menjadi tuan rumah Junior Eurovision 2015; gelar kehormatan tersebut jatuh kepada Bulgaria, sang juara kedua. Di Sofia, Georgia diwakili oleh kuartet The Virus, yang beranggotakan Elen (lahir 2004), Tako (lahir 2004), Lizi (lahir 2003), dan Data (lahir 2004). Lagi-lagi, Giga Kukhianidze berperan dalam penulisan lagu "Gabede", lagu yang The Virus nyanyikan di Sofia, dibantu oleh Erekle Deisadze.

Keberuntungan Georgia di Junior Eurovision 2015 hanya somewhat lebih baik dari tahun sebelumnya; The Virus berakhir di 10 besar, hanya satu posisi di atas posisi akhir mereka di Junior Eurovision 2014.


Walaupun Georgia berakhir dengan hasil buruk di Junior Eurovision 2014 dan peruntungan mereka di Junior Eurovision 2015 hanya somewhat better, Junior Eurovision 2016 akan mengubah segalanya untuk Georgia. Mereka diwakili oleh seorang gadis cilik yang menghidupkan kembali segalanya, seorang dara yang menyalakan kembali api Georgia di Junior Eurovision Song Contest dan komunitasnya. Inilah Mariam Mamadashvili dengan lagu "Mzeo" yang bernuansa jazz dan emosional.

"Mzeo" dikarang oleh Giga Kukhianidze dan Maka Davitaia, yang juga mengarang lagu "To my mom" milik Andria Putkaradze, sang jawara Junior Eurovision 2024. Dengan kemenangan Mariam di Valletta, semangat Georgia kembali muncul, karena sebelum itu mereka hampir berhenti dari Junior Eurovision Song Contest karena hasil mereka yang memalukan dengan Lizi Pop.


Mariam memenangkan Junior Eurovision pada usia 11 tahun. Setelah dewasa, dia berhasil mengulang lagu kemenangannya di upacara pembukaan Junior Eurovision Song Contest 2022 di Yerevan, Armenia. Suaranya berubah dan menjadi sedikit lebih dalam, jadi lagunya di-pitch dua kunci lebih rendah di performance bawah ini untuk menyesuaikan dengan perubahan suara Mariam. Yang tidak berubah darinya justru kecantikannya. "Mzeo" dalam bahasa Georgia berarti matahari, dan Mariam senantiasa tampil bersinar seperti matahari.


Menyusul kemenangan Mariam Mamadashvili, untuk pertama kalinya Junior Eurovision diadakan di Tbilisi, ibukota Georgia yang cantik bagaikan putri dari kahyangan. Sebanyak 16 negara mengadu nasib di Junior Eurovision 2017, dan Georgia diwakili oleh Grigol Kipshidze dengan lagunya, "Voice of my heart", yang bernuansa jazz dan dikarang oleh Giga Kukhianidze serta Temo Sajaia. Jika Anda perhatikan, "Voice of my heart" memiliki kemiripan dengan "Versace on the floor"-nya Bruno Mars.

Grigol berhasil membawa pulang medali perak Junior Eurovision 2017 di negara sendiri. Sekarang dia bermukim di Chicago, Illinois, Amerika Serikat dan berprofesi sebagai seorang gitaris jazz.


Junior Eurovision 2018 diadakan di Minsk, Belarusia, dan kali ini Georgia diwakili oleh seorang cewek, Tamar Edilashvili dengan lagunya, "Your voice". Lagu ini dikarang oleh Aleksandre Lordkipanidze dan Sopho Toroshelidze. Ini adalah kali pertamanya sejak 2009 di mana Giga Kukhianidze tidak turut andil dalam penulisan entri Georgia di Junior Eurovision Song Contest. Padahal, beliau sangat berjasa dalam penulisan entri Georgia di kontes.

Namun hanya karena lagunya tidak ditulis oleh Giga tidak lantas berarti Tamar tidak sukses di Minsk; dia berhasil menempati posisi 8 dari 20 kontestan, yang merupakan jumlah terbesar roster Junior Eurovision Song Contest sejauh ini.


Menyusul kemenangan Roksana Wegiel dari Polandia, Junior Eurovision 2019 diadakan di kota Gliwice, sebuah kota di daerah Silesia Hulu. Georgia diwakili tahun itu oleh Giorgi Rostiashvili, seorang penyanyi jazz remaja dengan lagu "We need love" karya David Evgenidze. Sepertinya Georgia punya affinity terhadap lagu-lagu berirama jazz di Eurovision, baik reguler maupun junior. Mereka saja menang tahun 2016 dengan lagu jazz.

Judul lagunya memang "We need love", namun Giorgi tidak mendapatkan cinta yang dia butuhkan dari penonton, karena dia harus berakhir di posisi ke-14 dari 19 kontestan, yang merupakan hasil terburuk Georgia di Junior Eurovision Song Contest. Buruk sekali.


Tahun 2020 akan menjadi tahun yang sangat memorable bagi Junior Eurovision. Dikarenakan pandemi COVID-19 saat itu sedang berlangsung, maka semua kontestan merekam penampilan mereka dari negara masing-masing untuk nantinya ditampilkan di Warsawa, kota tuan rumah saat itu. Menyusul kemenangan Viki Gabor di Gliwice, Warsawa berkesempatan untuk menjadi kota tuan rumah Junior Eurovision 2020.

Memasuki dekade baru, seorang gadis cilik berambut hitam panjang dan berponi bernama Sandra Gadelia berhasil membalikkan keadaan bagi Georgia di Junior Eurovision 2020. Lewat lagu "You are not alone", dia tampil secara remote dan membawa Georgia berakhir di posisi 6 besar. Giga Kukhianidze kembali sebagai penulis lagu untuk lagu "You are not alone" ini, dan beliau kembali menggandeng Temo Sajaia. Mereka bekerjasama menulis "Voice of my heart"-nya Grigol Kipshidze di Junior Eurovision 2017.


Pandemi COVID-19 mulai sedikit mereda di tahun 2021, yang berarti untuk Junior Eurovision 2021 di Paris, semua peserta dapat terbang ke Kota Cahaya untuk tampil di La Seine Musicale. Edisi ini sangat memorable, karena untuk pertama kalinya, artis Korea bertindak sebagai mentor untuk para kontestan. Georgia diwakili oleh Niko Kajaia di Paris dengan lagu "Let's count the smiles", yang menurut saya mirip dengan "Say so"-nya Doja Cat. Niko, bersama kontestan usia 9-11 tahun lainnya, dimentori oleh aktris Park Shinhye sebagai kontestan di kategori unders.

Perjuangan Niko di Junior Eurovision 2021 tidak sia-sia; dia berhasil membawa Georgia ke posisi 4 besar, yang merupakan kelanjutan dari kisah sukses negara Kaukasus tersebut. Dan kita patut berterima kasih kepada Giga Kukhianidze selaku penulis lagu "Let's count the smiles" karena telah membawa Niko ke posisi 4 besar.


Kesuksesan Georgia kembali berlanjut di tahun 2022; kali ini mereka tampil di negara tetangga, yaitu Armenia. Mariam Bigvava membawakan "I believe" di Yerevan, dengan mengenakan kostum yang menurut saya cukup aneh untuk lagu yang emosional - menyerupai tabung pasta gigi. Lagu "I believe" dikarang oleh Giga Kukhianidze, Beni Kdagidze, dan Iru Khechanovi, yang kemudian mewakili Georgia di Eurovision Song Contest 2023 di Liverpool dengan "Echo".

Namun tampil dengan kostum pasta gigi tidak berarti Mariam menjadi bahan tertawaan. Dia berhasil membawa pulang medali perunggu untuk Georgia di Junior Eurovision 2022. Saat itu Mariam berusia 11 tahun, dan dia dimentori oleh Minhyuk dari BtoB sebagai kontestan dari kategori unders.


Tahun pun berganti, dan Georgia pun kembali mengembangkan strategi baru. Ketika Anastasia Vasadze memenangkan Ranina 2023, dia ditemani oleh Nikoloz Kharati dan Oto Bazerashvili. Trio ini dinamakan Anastasia and Ranina, dan mereka terbang ke Nice, Perancis untuk mewakili Georgia dengan lagu "Over the sky". Lagu ini dikarang oleh Betkho dan Mebo Nutsubidze dan mengandung unsur nyanyian polifonik Georgia.

Strategi ini harusnya berfungsi untuk membawa Georgia naik ke langit, namun di akhir kontes, mereka jatuh ke tanah dan berakhir di posisi 14, seperti tahun 2019. Hasil ini benar-benar memalukan untuk Georgia.


Dan itu membawa kita ke 2024 - present day.
Baru saja kemarin, seorang cowok usia 11 tahun bernama Andria Putkaradze mencetak sejarah dengan membawa pulang medali emas keempat untuk Georgia di Junior Eurovision 2024 dengan lagu "To my mom", karya Giga Kukhianidze dan Maka Davitaia. Andria bisa dibilang kuda hitam di Junior Eurovision tahun ini; ketika "To my mom" dirilis, tidak ada yang menyukai lagunya, bahkan tidak sedikit yang bilang lagunya meniru "Golden hour"-nya JVKE. Jujur, pertama kali saya mendengarkan "To my mom", lagunya membosankan sekali, dan jika dibanding "Stilla ckejkna", lagunya sulit menguras air mata.

Tetapi siapa sangka, Andria berhasil mengesankan para juri di Madrid. Dia berhasil mendapatkan 12 poin dari 12 negara. Juri memberinya 180 poin sedangkan publik hanya memberinya 59 poin, namun itu sudah cukup untuk membuat Georgia mencetak sejarah sebagai negara dengan kemenangan terbanyak di Junior Eurovision Song Contest, dengan empat! Andria bahkan mengalahkan favorit penggemar seperti Victoria Nicole dari Portugal, Artem Kotenko dari Ukraina, dan Chloe DelaRosa dari Spanyol.


Dan itulah rekam jejak Georgia di Junior Eurovision Song Contest.

Mungkin Georgia tidak se-OP Perancis, tetapi dengan keberanian mencoba semua genre musik, negara Kaukasus ini selalu bisa membuat penggemar jatuh suka. Dengan kemenangan Andria Putkaradze di Junior Eurovision 2024, Georgia akan menjadi tuan rumah Junior Eurovision 2025. Mungkin kita akan ke Tbilisi atau Batumi, dengan Billlie dan QWER sebagai bintang tamu Asia berikutnya.

Sampai jumpa di Tbilisi!
Sukses terus untuk Georgia di Junior Eurovision Song Contest!
Miqvarkhar Sakartvelo!

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun