Flora dan fauna di seluruh Pulau Kalimantan, termasuklah Kalbar, tergolong flora dan fauna Asiatis. Mereka berada tepat di sebelah garis Wallace, yang meliputi wilayah seperti Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Beberapa karakteristik fauna Asiatis yaitu berukuran besar, menyusui, lebih banyak jenis primata, ikan air tawar, spesies kucing dan kera, burung yang memiliki satu warna dan bersuara merdu, tidak ada hewan berkantung atau marsupialia, banyak jenis reptil, dan terdapat jenis hewan endemik yang hanya hidup di wilayah tertentu. Fauna dan flora Asiatis memiliki kesamaan dengan fauna dan flora di Asia, khususnya India.
Sementara itu, flora Asiatis biasanya berada di hutan hujan tropis yang didominasi oleh pohon yang tinggi dan besar. Beberapa contoh flora Asiatis adalah bunga Rafflesia arnoldii atau bunga padma raksasa dan bunga anggrek.
Flora dan fauna identitas Kalimantan Barat, yaitu tengkawang tungkul dan enggang gading, tergolong flora dan fauna Asiatis.
Tengkawang tungkul atau meranti merah (Shorea macrophylla) adalah flora endemik Provinsi Kalimantan Barat. Pohon ini sudah lama menjadi flora identitas Kalimantan Barat karena sudah lama digunakan dan dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Kayunya kerap digunakan sebagai bahan baku perabot rumah tangga, dinding rumah, dan kertas. Selain kayunya, biji tengkawang tungkul juga dipakai sebagai sumber penghasil minyak nabati, yang kerap digunakan untuk memasak. Sayangnya, karena deforestasi dan perubahan fungsi lahan, tengkawang tungkul terancam punah.
Adapun fauna identitas Kalimantan Barat adalah seekor burung, enggang gading (Rhinoplax vigil). Si tampan dari famili Bucerotidae ini menjadi fauna identitas Kalimantan Barat karena memiliki nilai-nilai yang bisa menjadi teladan dalam kehidupan suku Dayak. Burung ini juga memiliki makna filosofis yang sangat dekat dengan kehidupan suku Dayak, seperti:
- Simbol kebesaran dan kemuliaan
- Simbol perdamaian dan persatuan
- Simbol kesetiaan dan kerukunan
- Tanda kemakmuran rakyat suku Dayak
- Contoh kehidupan keluarga yang senantiasa mencintai dan mengasihi pasangan hidupnya
- Pengingat pentingnya bertanggung jawab dan mengasuh anak menuju kedewasaan
Sayangnya, burung enggang gading sudah jarang ditemui di alam liar. Lembaga IUCN menetapkan enggang gading sebagai spesies kritis (sangat terancam punah), dengan ancaman seperti diburu untuk dijadikan hiasan dan hilangnya habitat. Berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan burung ini dari ambang kepunahan, termasuk salah satunya dilindungi di kebun binatang. Jika Anda pergi ke kebun binatang saat liburan, lihatlah di bagian burung, mungkin Anda dapat menemukan enggang gading yang tampan ini.
Masyarakat Kalbar sangat menyayangi alam sekitar mereka dan pandai memanfaatkan hasil alam yang mereka punya. Hasil tani mereka berupa padi, jagung, kedelai, dll., sedangkan hasil kebun mereka berupa karet, kelapa sawit, kelapa, lidah buaya, dll. Bahkan di Pontianak, ada pusat budidaya lidah buaya, yaitu Aloe Vera Center. Lidah buaya dimanfaatkan sebagai bahan baku sampo untuk melebatkan rambut. Jika Anda fans girl group K-pop, tripleS, perhatikan rambut mereka yang senantiasa lebat dan sehat. Sampo yang mereka pakai bisa saja mengandung lidah buaya!
Selain itu, sebagai bukti cinta dan kasih sayang mereka terhadap alam, Kalbar memiliki taman nasional untuk melestarikan spesies langka mereka:
- Taman Nasional Betung Kerihun (Kapuas Hulu)
- Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Sintang)
- Taman Nasional Danau Sentarum (Kapuas Hulu)
- Taman Nasional Gunung Palung (Kayong Utara/Ketapang)