Mandau bukan saja sebuah senjata; mandau memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Dayak. Mandau sering dianggap sebagai simbol identitas dan warisan. Dalam upacara dan ritual, mandau dapat digunakan untuk menandakan status atau memohon perlindungan.
Masyarakat Dayak tinggal di rumah Betang atau rumah Radakng, sebuah rumah panjang. Banyak suku Dayak yang tinggal di rumah panjang, yang merupakan tempat tinggal komunal yang dapat menampung banyak keluarga. Bangunan-bangunan ini penting untuk kegiatan sosial dan budaya.
Musik dan tari memainkan peran penting dalam seni budaya Kalimantan Barat. Beberapa lagu tradisional mereka bisanya diiringi oleh iringan alat musik sampek, gerdek, dan tuma.
Bagaimana dengan lagu tradisional Kalimantan Barat? Kita akan mendengarkan lagu "Cik-cik periuk".
Beberapa tarian tradisional Kalbar dipengaruhi berabad-abad budaya Dayak dan Melayu. Namun untuk pembahasan hari ini, kita akan membahas tarian tradisional Dayak saja. Salah satu tari tradisional Dayak yang terkenal adalah tari monong. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat untuk menyembuhkan penyakit atau mengusir roh jahat, sehingga memiliki nilai spiritual yang tinggi.
Sekarang kita akan membahas makanan khas Kalbar. Tetapi sebelum itu, di Kalimantan, masyarakatnya mengenal sebuah budaya yang disebut kepuhunan, yang mana jika kita bertamu, kita harus memakan semua makanan yang disuguhkan oleh tuan rumah. Bagaimana jika tidak dimakan? Konon, kita bisa mendapat musibah! Kalau toh tidak suka, tetap harus dimakan, meskipun hanya secuil. Yang penting kita menyentuh dan menelannya.
Makanan khas Kalbar terpengaruh oleh budaya Melayu dan Tionghoa selama berabad-abad. Hari ini, kita akan mencicipi beberapa di antaranya.
Yang pertama adalah pengkang. Pengkang adalah camilan yang terbuat dari ketan dan ebi, dibungkus daun pisang, dan dijepit bambu. Rasanya lezat, dan cocok sebagai makanan pokok pengganti beras. Cocok dimakan dengan sambal.