Mendarat di Bandara Supadio, Anda akan disambut hangat oleh ikon Pontianak, yaitu Tugu Khatulistiwa. Tugu ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda sebagai penanda titik nol derajat garis khatulistiwa. Pada tahun 1930, tugu tersebut disempurnakan dengan ditambahkan lingkaran di atas tugu.
Tugu Khatulistiwa adalah tempat terjadinya peristiwa alam yang sangat langka, yaitu kulminasi matahari. Kulminasi matahari adalah fenomena astronomi ketika matahari berada di posisi tertinggi di langit saat mengedari bumi. Fenomena ini terjadi karena pergerakan semu tahunan matahari yang disebabkan oleh kemiringan sumbu bumi. Peristiwa ini hanya terjadi di 14 negara, termasuk Indonesia, namun hanya Pontianak yang tepat berada di garis khatulistiwa.
Setiap kulminasi matahari, matahari tepat berada pada titik ekuator, sehingga bayangan benda hilang. Peristiwa tersebut juga menghilangkan gravitasi, sehingga benda seperti sebutir telur ayam bisa berdiri tegak.
Tugu Khatulistiwa bukan satu-satunya tugu di Pontianak. Ada juga Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing, yang didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalbar yang dibuang ke Boven Digoel, Papua. Tugu ini berdiri dengan tegak di Bundaran Universitas Tanjungpura.
Pontianak adalah salah satu kota paling toleran di Indonesia. Di sini kita dapat menemukan rumah ibadah berbagai agama, seperti Masjid Raya Mujahidin. Masjid ini termasuk terbesar di Kalbar dan sudah berdiri sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1978. Masjid ini mampu menampung hingga 9.000 jemaah yang datang untuk salat dan mendengarkan dakwah dari asatiz yang disegani.
Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak juga tak kalah menarik dari segi arsitektur. Mirip dengan katedral di kota Firenze, Italia, gereja ini merupakan paroki dari Gereja Katolik Roma di pusat Keuskupan Agung Pontianak. Setiap pagi, jam 5.30 WIB, teman-teman Katolik kita di Pontianak menghadiri misa harian di katedral bergaya Neo-Klasik ini.
Teman-teman Buddha kita di Pontianak juga memiliki rumah ibadah, yaitu Vihara Maitreya Pontianak. Vihara ini berdiri berdampingan dengan Vihara Vajra Bumi Kertayuga. Di sini, teman-teman Buddha kita berdoa dan memberikan penghormatan mereka kepada Sang Buddha, bahkan saat Waisak.