Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 19: Nusa Tenggara Timur, Provinsi yang Mencintai Komodo dan Potensi Wisata Budaya

9 November 2024   20:46 Diperbarui: 9 November 2024   21:09 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan kita sampai di ibukota NTT, Kota Kupang, yang terletak di Pulau Timor.

Di Taman Nostalgia Kupang, terpajang sebuah gong perdamaian berdiameter 100 cm dengan berat 120 kilogram. Monumen Gong Perdamaian Nusantara (GPN), itulah namanya, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 8 Februari 2011, sebagai simbol perdamaian dan persatuan antarumat beragama, sesuai sila ketiga Pancasila, yaitu persatuan Indonesia.

Monumen Gong Perdamaian di Taman Nostalgia, Kota Kupang. (sumber: Indonesia Kaya)
Monumen Gong Perdamaian di Taman Nostalgia, Kota Kupang. (sumber: Indonesia Kaya)
Setiap provinsi di Indonesia memiliki museum negeri yang didedikasikan untuk sejarah panjang provinsi tersebut. Jawa Barat punya Museum Sri Baduga di Bandung, Jawa Tengah punya Museum Ronggowarsito di Semarang, Jawa Timur punya Museum Mpu Tantular di Sidoarjo, dan NTT punya Museum Daerah Nusa Tenggara Timur di Kota Kupang. Ketika pertama kali dibuka pada tahun 1977, koleksi awal museum ini meliputi kerangka ikan paus, kerangka manusia purba Homo floresiensis, dan beberapa jenis kain tenun khas NTT. Namun sekarang, koleksi yang dipamerkan beraneka ragam, ada 7.453 benda koleksi bersejarah, seperti 4.954 benda etnografika, 843 benda koleksi numismatika atau heraldika, 755 benda keramikologika, 244 benda koleksi etnografika, dll. Semuanya terpajang dengan baik di Museum Daerah Nusa Tenggara Timur.

Museum Daerah Nusa Tenggara Timur. (sumber: TripTrus)
Museum Daerah Nusa Tenggara Timur. (sumber: TripTrus)

Kupang juga merupakan rumah bagi salah satu perguruan tinggi ternama Indonesia, yaitu Universitas Nusa Cendana (Undana). Di sinilah orang-orang dari NTT menempuh pendidikan tinggi setelah lulus dari sekolah. Kampus Undana mengambil namanya dari flora identitas NTT, yaitu cendana.

Kampus Universitas Nusa Cendana, Kupang. (sumber: Quipper Campus)
Kampus Universitas Nusa Cendana, Kupang. (sumber: Quipper Campus)

Makanan khas Pulau Timor adalah se'i sapi, sejenis hidangan daging asap yang berasal dari Kota Kupang. Cara memasaknya yaitu daging sapi disayat dalam ukuran kecil memanjang, lalu diasapi dengan bara api hingga matang. Saat ini, se'i sapi banyak dijajakan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Bahkan, content creator Edho Zell punya usaha se'i sapi kekinian, yaitu Nyapii. Se'i sapi enak dimakan bersama nasi dan lauk lainnya untuk menu bergizi seimbang.

Se'i sapi khas Timor. (sumber: Indonesia Kaya)
Se'i sapi khas Timor. (sumber: Indonesia Kaya)

Dan itulah, 22 divisi administratif yang membentuk Nusa Tenggara Timur.

3. NTT dari Segi Sosial Budaya
Untuk pembahasan ini, kita tidak perlu berkenalan lagi dengan suku-suku yang mendiami NTT, karena sudah kita bahas di pembahasan divisi administratif. NTT terdiri dari banyak suku bangsa, namun jika ada satu hal yang menyatukan mereka, yaitu agama Katolik.

Di sebuah negara mayoritas Muslim di mana toleransi beragama dijunjung tinggi, umat Katolik di NTT hidup berdampingan dengan kaum Muslim, Hindu, Buddha, dan bahkan Protestan. Tetapi, bagaimana NTT menjadi satu-satunya provinsi Indonesia dengan mayoritas penganut agama Katolik? Ada pelbagai faktor:
- Pengaruh kolonial. Kedatangan para misionaris Portugis pada abad ke-16 memainkan peran penting dalam penyebaran agama Katolik di wilayah tersebut. Portugis mendirikan misi dan mengkristenkan banyak penduduk setempat, terutama di Pulau Flores, Sumba, dan Timor.
- Kegiatan misionaris. Setelah Portugis, berbagai organisasi misionaris Katolik, seperti Serikat Yesus (Jesuit) dan Gereja Reformasi Belanda, terus menyebarkan agama Kristen di daerah tersebut. Upaya mereka difokuskan pada pendidikan, perawatan kesehatan, dan pengembangan masyarakat, yang membantu membangun kehadiran Katolik yang kuat.
- Integrasi budaya. Agama Katolik sering kali dipadukan dengan adat dan tradisi setempat. Sinkretisme ini membuat agama tersebut lebih menarik bagi penduduk setempat, karena agama tersebut menyatu dengan praktik budaya yang ada daripada menggantikannya sepenuhnya.
- Struktur sosial. Gereja Katolik sering menyediakan layanan sosial, pendidikan, dan dukungan masyarakat, yang memperkuat pengaruh dan penerimaan Gereja di antara masyarakat. Gereja menjadi lembaga sentral di banyak masyarakat.
- Faktor politik. Setelah Indonesia merdeka, lanskap politik memengaruhi afiliasi keagamaan. Di beberapa daerah, menjadi penganut Katolik dapat dikaitkan dengan identitas politik tertentu, terutama selama masa konflik dan perubahan sosial.
- Migrasi dan demografi. Pola migrasi juga berperan. Komunitas Katolik di NTT sering kali memelihara ikatan yang kuat melalui jaringan keluarga, yang menumbuhkan rasa identitas dan keberlanjutan dalam iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun