Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Indonesiamu! Episode 11: Banten, di Mana Sejarah dan Modernitas Berbaur

29 Agustus 2024   23:29 Diperbarui: 29 Agustus 2024   23:32 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badak jawa dilestarikan di Taman Nasional Ujung Kulon. Si tampan ini adalah fauna identitas Banten. (sumber: IDN Times Banten)

Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah rehat sehari dari menulis serial "Kenali Indonesiamu", hari ini kita akan melanjutkan serial ini dengan meneroka Pulau Jawa. Dan karena kita bepergian dari barat ke timur, hari ini kita akan mengenal lebih dekat dengan Provinsi Banten. Anda mungkin mengenal Banten karena merupakan lokasi salah satu kesultanan yang berperan penting dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Atau Anda mengenal Banten karena Pantai Anyer, Pantai Carita, Pelabuhan Merak, dan mal-mal serba modern di Tangerang. But I promise, Banten lebih dari semua itu.

Tetapi sebelum kita mengenal lebih jauh tentang Provinsi Banten, kita harus terlebih dahulu mengenal tentang Pulau Jawa secara keseluruhan.

Pulau Jawa adalah pulau yang paling banyak penduduknya di dunia, rumah bagi setidaknya 56% populasi Indonesia, dengan populasi 156,4 juta jiwa, dan merupakan pulau terbesar ke-13 di dunia. Pulau Jawa mencakup enam provinsi di Indonesia, yaitu, dari barat ke timur: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Banyak dari peristiwa paling dikenal di Indonesia bertempat di Jawa. Pulau ini merupakan pusat bagi kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang penuh kuasa seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga, dan Kerajaan Mataram Kuno; kesultanan-kesultanan Islam seperti Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Demak, dan Kesultanan Mataram Islam; dan inti dari koloni Hindia Timur Belanda. Jawa juga merupakan pusat perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia selama tahun 1930-an dan 1940-an. Jawa mendominasi Indonesia dari segi politik, ekonomi, dan sosial budaya. Empat dari situs warisan UNESCO di Indonesia terletak di Pulau Jawa: Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Candi Prambanan di Yogyakarta, dan Situs Manusia Purba Sangiran di Sragen, Jawa Tengah.

Bentang alam Pulau Jawa beraneka ragam, mulai dari pantai utara, pantai selatan, dataran tinggi, hingga dataran rendah.

Sebagai orang yang besar di Pulau Jawa, saya akan lebih enjoy membahas semua provinsi ini secara detail.

Oke, kembali ke Banten. Sebelum resmi menjadi provinsi di Indonesia, Banten memainkan peran penting dalam proses Islamisasi di Indonesia. Banten dulunya merupakan sebuah kerajaan Islam yang mencakup wilayah Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, dan Lampung. Kesultanan ini berdiri sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Cirebon dan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa. Sultan pertamanya adalah Sultan Maulana Hasanuddin, yang memerintah dari tahun 1552 hingga 1570. Setelah Sultan Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570, beliau digantikan oleh beberapa sultan, namun yang paling terkenal dan keenam adalah Sultan Ageng Tirtayasa, yang memerintah dari tahun 1651 hingga 1683, ketika beliau dipenjarakan di Batavia dan meninggal dunia dalam penjara. Beliau dimakamkan di Komplek Pemakaman Raja-raja Banten, di sebelah utara Masjid Agung Banten, Banten Lama, Kota Serang, Banten.

Banten sarat akan sejarah perkembangan Islam. Namun saat ini, Banten adalah provinsi di mana modernitas dan sejarah bersatu padu. Berjalan dari satu kabupaten ke kabupaten lain seperti berjalan melalui waktu. Banten pernah menjadi wilayah dari Provinsi Jawa Barat sebelum resmi dimekarkan pada 4 Oktober 2000.

Seperti biasa kita mulai perjumpaan kita dengan meneroka Banten dari sisi geografis, alam, dan ekonomi. Secara geografis, Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Kepulauan Seribu milik DKI Jakarta di utara, dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat di timur, dengan Jawa Barat dan Samudera Hindia di selatan, serta dipisahkan dengan Provinsi Lampung oleh Selat Sunda di barat. Ibukotanya adalah Kota Serang.

Puncak tertinggi di Provinsi Banten yang sepenuhnya terletak di Banten adalah Gunung Karang, di Kabupaten Pandeglang. Gunung ini termasuk gunung api strato yang berpotensi meletus. Tingginya 1.778 meter di atas permukaan laut dengan puncaknya yang bernama Sumur Tujuh. Puncak tertinggi sebenarnya, Gunung Halimun, terletak di antara Kabupaten Bogor di Jawa Barat dan Kabupaten Lebak.

Gunung Karang adalah puncak tertinggi di Banten yang sepenuhnya terletak di Banten. Letaknya di Kabupaten Pandeglang. (sumber: Haluan Lifestyle - Haluan.co)
Gunung Karang adalah puncak tertinggi di Banten yang sepenuhnya terletak di Banten. Letaknya di Kabupaten Pandeglang. (sumber: Haluan Lifestyle - Haluan.co)

Adapun sungai terpanjang di Banten adalah Sungai Cisadane, yang bermuara ke Laut Jawa. Hulu sungai ini berada di lereng Gunung Pangrango dengan beberapa anak sungai yang berawal di Gunung Salak, kemudian melintasi sisi barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terus ke arah Kabupaten Tangerang dan bermuara di sekitar Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Sungai Cisadane adalah sungai terpanjang di Banten. (sumber: bantenexpres.com)
Sungai Cisadane adalah sungai terpanjang di Banten. (sumber: bantenexpres.com)

Setiap provinsi pasti mempunyai flora dan fauna identitasnya. Flora identitas Provinsi Banten adalah kokoleceran (Vatica bantamensis), sejenis pohon besar yang termasuk ke dalam suku Dipterocarpaceae. Pohon yang terancam punah ini merupakan salah satu tanaman endemik Banten dan hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, yang terkenal dengan badak jawanya.

Kokoleceran, flora identitas Provinsi Banten. (sumber: RRI)
Kokoleceran, flora identitas Provinsi Banten. (sumber: RRI)

Fauna identitas Provinsi Banten adalah badak jawa, yang hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Saat ini jumlah badak jawa semakin berkurang di alam liar, dan statusnya kritis. Taman Nasional Ujung Kulon dibangun sebagai pelestarian badak jawa agar tidak cepat punah. Karena, seperti kata iklan salah satu minuman kesehatan di Indonesia, tidak ada badak, tidak bagus.

Badak jawa dilestarikan di Taman Nasional Ujung Kulon. Si tampan ini adalah fauna identitas Banten. (sumber: IDN Times Banten)
Badak jawa dilestarikan di Taman Nasional Ujung Kulon. Si tampan ini adalah fauna identitas Banten. (sumber: IDN Times Banten)

Salah satu komoditas utama Banten adalah lada. Mereka bertani lada sebagai bahan baku merica, yang lazim digunakan sebagai bumbu masak. Konsentrasi penanaman lada terbesar di Banten ada di Kabupaten Lebak. Lada sudah dipanen di Banten sejak masa Kesultanan Banten.

Petani lada di Kabupaten Lebak, Banten. (sumber: ANTARA News Banten)
Petani lada di Kabupaten Lebak, Banten. (sumber: ANTARA News Banten)

Itu saja dari segi geografis, alam, dan ekonomi untuk Banten, sebagai pertanda bahwa Banten memiliki alam yang indah dan orang-orangnya dapat memanfaatkan apa yang mereka punya untuk pembangunan berkelanjutan.

Sekarang kita akan berkenalan dengan delapan kabupaten dan kota yang membentuk Provinsi Banten. Provinsi ini mencakup empat kabupaten dan empat kota, semua dengan quirk-nya sendiri.

1. Kabupaten Lebak (Rangkasbitung):
- Kecamatan Banjarsari
- Kecamatan Bayah
- Kecamatan Bojongmanik
- Kecamatan Cibadak
- Kecamatan Cibeber
- Kecamatan Cigemblong
- Kecamatan Cihara
- Kecamatan Cijaku
- Kecamatan Cikulur
- Kecamatan Cileles
- Kecamatan Cilograng
- Kecamatan Cimarga
- Kecamatan Cipanas
- Kecamatan Cirinten
- Kecamatan Curugbitung
- Kecamatan Gunungkencana
- Kecamatan Kalang Anyar
- Kecamatan Lebak Gedong
- Kecamatan Leuwidamar
- Kecamatan Maja
- Kecamatan Malingping
- Kecamatan Muncang
- Kecamatan Panggarangan
- Kecamatan Rangkasbitung
- Kecamatan Sajira
- Kecamatan Sobang
- Kecamatan Wanasalam
- Kecamatan Warunggunung

Kabupaten Lebak, beribukota di Rangkasbitung, merupakan rumah bagi Desa Kanekes, salah satu desa suku Badui. Tentang suku-suku di Banten akan kita bahas kemudian.

Desa Kanekes, salah satu desa suku Badui. Letaknya di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. (sumber: TripAdvisor)
Desa Kanekes, salah satu desa suku Badui. Letaknya di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. (sumber: TripAdvisor)

Di ibukota Kabupaten Lebak yaitu Rangkasbitung, ada museum yang didedikasikan untuk salah satu raksasa sastra Belanda yang membentuk dan memodifikasi kebijakan kolonial Belanda di Hindia Belanda abad ke-19. Adalah Eduard Douwes Dekker atau Multatuli yang menulis novel berjudul "Max Havelaar", yang membuat masyarakat Eropa mulai menyadari bahwa kekayaan yang mereka dapat merupakan hasil penderitaan di bagian lain dunia.

Museum Multatuli di Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. (sumber: Tripadvisor)
Museum Multatuli di Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. (sumber: Tripadvisor)

2. Kabupaten Pandeglang (Pandeglang):
- Kecamatan Angsana
- Kecamatan Banjar
- Kecamatan Bojong
- Kecamatan Cadasari
- Kecamatan Carita
- Kecamatan Cibaliung
- Kecamatan Cibitung
- Kecamatan Cigeulis
- Kecamatan Cikedal
- Kecamatan Cikeusik
- Kecamatan Cimanggu
- Kecamatan Cimanuk
- Kecamatan Cipeucang
- Kecamatan Cisata
- Kecamatan Jiput
- Kecamatan Kaduhejo
- Kecamatan Karang Tanjung
- Kecamatan Koroncong
- Kecamatan Labuan
- Kecamatan Majasari
- Kecamatan Mandalawangi
- Kecamatan Mekarjaya
- Kecamatan Menes
- Kecamatan Munjul
- Kecamatan Pagelaran
- Kecamatan Pandeglang
- Kecamatan Panimbang
- Kecamatan Patia
- Kecamatan Picung
- Kecamatan Pulosari
- Kecamatan Saketi
- Kecamatan Sindangresmi
- Kecamatan Sobang
- Kecamatan Sukaresmi
- Kecamatan Sumur

Kabupaten Pandeglang merupakan rumah bagi dua tempat wisata ternama Indonesia: Taman Nasional Ujung Kulon dan Pantai Carita. Kita sudah membahas sedikit sebanyak tentang badak jawa yang dilestarikan di Ujung Kulon, namun taman nasional ini juga menyembunyikan surga, yaitu Pulau Peucang. Wisatawan yang pergi ke Pulau Peucang biasanya menghabiskan waktu dengan berenang, menyelam, memancing, snorkeling, atau sekedar bertemu mata-ke-mata dengan satwa langka yang dilindungi di sini, seperti rusa, merak hijau, monyet ekor panjang, kijang, babi hutan, dan biawak.

Pulau Peucang, salah satu daya tarik wisatawan yang bepergian ke Taman Nasional Ujung Kulon. (sumber: TripAdvisor)
Pulau Peucang, salah satu daya tarik wisatawan yang bepergian ke Taman Nasional Ujung Kulon. (sumber: TripAdvisor)

But definitely try not to miss out on salah satu objek wisata terbaik di Kabupaten Pandeglang, dan tentunya seluruh Banten, yaitu Pantai Carita. Hamparan tepian yang amat landai dengan ombak laut yang kecil dan lembut menyapu di sepanjang pantai yang terletak di pesisir barat Banten ini. Darinya kita dapat melihat pemandangan Gunung Krakatau. Wisatawan lokal dan mancanegara tertarik pada pasir Pantai Carita yang putih. Jarak tempuh Pantai Carita dari Jakarta sekitar 130 km (2 jam 51 menit).

Pantai Carita, salah satu pantai terindah di Indonesia. Letaknya di Kabupaten Pandeglang. (sumber: TripAdvisor)
Pantai Carita, salah satu pantai terindah di Indonesia. Letaknya di Kabupaten Pandeglang. (sumber: TripAdvisor)
Dai kondang Indonesia, Ustadz Adi Hidayat, adalah salah satu tokoh Pandeglang yang paling tersohor. Gaya penyampaian materinya yang lugas dan jelas dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran membuat beliau digemari. Beliau saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022--2027 .

Ustadz Adi Hidayat berasal dari Kabupaten Pandeglang. (sumber: SumateraLine)
Ustadz Adi Hidayat berasal dari Kabupaten Pandeglang. (sumber: SumateraLine)

3. Kabupaten Serang (Ciruas):
- Kecamatan Anyar
- Kecamatan Bandung
- Kecamatan Baros
- Kecamatan Binuang
- Kecamatan Bojonegara
- Kecamatan Carenang
- Kecamatan Cikande
- Kecamatan Cikeusal
- Kecamatan Cinangka
- Kecamatan Ciomas
- Kecamatan Ciruas
- Kecamatan Gunung Sari
- Kecamatan Jawilan
- Kecamatan Kibin
- Kecamatan Kopo
- Kecamatan Kragilan
- Kecamatan Kramatwatu
- Kecamatan Lebak Wangi
- Kecamatan Mancak
- Kecamatan Pabuaran
- Kecamatan Padarincang
- Kecamatan Pamarayan
- Kecamatan Petir
- Kecamatan Pontang
- Kecamatan Pulo Ampel
- Kecamatan Tanara
- Kecamatan Tirtayasa
- Kecamatan Tunjung Teja
- Kecamatan Waringinkurung

Kabupaten Serang merupakan rumah bagi salah satu pantai yang sangat terkenal sebagai daerah pariwisata di Indonesia, yaitu Pantai Anyer. Anyer, atau secara baku Anyar, merupakan titik awal dari Jalan Raya Pos yaitu Jalan Raya Anyer-Panarukan, yang dibangun pada masa Hindia Belanda abad ke-19, yang berlangsung sepanjang 1.000 km di ujung timur Pulau Jawa.

Seperti Pantai Carita di Pandeglang, Pantai Anyer menghadap barat, sehingga kita dapat menyaksikan secara langsung mentari terbenam dengan pemandangan Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.

Pantai Anyer, salah satu pantai penarik wisatawan di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. (sumber: TripAdvisor)
Pantai Anyer, salah satu pantai penarik wisatawan di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. (sumber: TripAdvisor)

4. Kabupaten Tangerang (Tigaraksa):
- Kecamatan Balaraja
- Kecamatan Cikupa
- Kecamatan Cisauk
- Kecamatan Cisoka
- Kecamatan Curug
- Kecamatan Gunung Kaler
- Kecamatan Jambe
- Kecamatan Jayanti
- Kecamatan Kelapa Dua
- Kecamatan Kemiri
- Kecamatan Kresek
- Kecamatan Kronjo
- Kecamatan Kosambi
- Kecamatan Legok
- Kecamatan Mauk
- Kecamatan Mekarbaru
- Kecamatan Pagedangan
- Kecamatan Pakuhaji
- Kecamatan Panongan
- Kecamatan Pasar Kemis
- Kecamatan Rajeg
- Kecamatan Sepatan
- Kecamatan Sepatan Timur
- Kecamatan Sindang Jaya
- Kecamatan Solear
- Kecamatan Sukadiri
- Kecamatan Sukamulya
- Kecamatan Teluknaga
- Kecamatan Tigaraksa

Tigaraksa, ibukota Kabupaten Tangerang. (sumber: TripAdvisor)
Tigaraksa, ibukota Kabupaten Tangerang. (sumber: TripAdvisor)

5. Kota Cilegon:
- Kecamatan Cibeber
- Kecamatan Cilegon
- Kecamatan Citangkil
- Kecamatan Ciwandan
- Kecamatan Gerogol
- Kecamatan Jombang
- Kecamatan Pulomerak
- Kecamatan Purwakarta

Cilegon dikenal sebagai "Kota Baja", dikarenakan adanya industri baja milik pemerintah Indonesia, yaitu Krakatau Steel. Perusahaan ini berdiri sejak 31 Agustus 1970. Produk yang mereka hasilkan berupa baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan batang kawat baja. Jasa yang disediakan di Krakatau Steel berupa rekayasa dan kontruksi, pemeliharaan mesin, konsultasi teknis, dan penyediaan infrastruktur-suprastruktur. Pada November 2021, Krakatau Steel mencetak pendapatan sebesar Rp30 triliun.

Pabrik pusat Krakatau Steel di Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)
Pabrik pusat Krakatau Steel di Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)

Satu lagi daya tarik Kota Cilegon adalah Pelabuhan Merak. Pelabuhan yang terletak di Kecamatan Pulomerak ini menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera yang dipisahkan oleh Selat Sunda. Setiap harinya, ratusan kapal feri melayani arus penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Jadi jika kita punya teman orang Sumatera yang tinggal di Jakarta, dan dia pulang kampung ke Sumatera setiap Idulfitri, dia bisa naik kapal dari Pelabuhan Merak.

Pelabuhan Merak yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, terletak di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)
Pelabuhan Merak yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, terletak di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)

Satu lagi tempat wisata yang sangat recommended di Kota Cilegon adalah Gunung Batur, di Desa Mekarsari, Kecamatan Pulomerak. Jaraknya 119 km dari Jakarta dan dapat memakan waktu 2-3 jam. Dari puncaknya kita bisa melihat seluruh Cilegon.

Gunung Batur di Desa Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)
Gunung Batur di Desa Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (sumber: TripAdvisor)

6. Kota Serang:
- Kecamatan Cipocok Jaya
- Kecamatan Curug
- Kecamatan Kasemen
- Kecamatan Serang
- Kecamatan Taktakan
- Kecamatan Walantaka

Kota Serang berperan penting sebagai pusat budaya Sunda Banten dan Jawa Serang. Tentang bahasa yang dituturkan oleh penduduk Banten juga akan kita bahas kemudian. Di kota inilah bisa kita temukan sisa-sisa bangunan bersejarah masa kejayaan Kesultanan Banten, seperti Masjid Agung Banten dan Keraton Kaibon.

Masjid Agung Banten, peninggalan Kesultanan Banten di Kota Serang. (sumber: TripAdvisor)
Masjid Agung Banten, peninggalan Kesultanan Banten di Kota Serang. (sumber: TripAdvisor)

Novel "Beautiful Days" dari serial Kecil-Kecil Punya Karya milik DAR! Mizan, yang ditulis oleh Nabila Nurkhalisah Harris, berlatar tempat di Kota Serang, Banten. Ceritanya tentang kehidupan anak panti asuhan di Panti An-Nasyir, yang dipimpin oleh Bunda Arma. Tokoh utamanya adalah Bunga dan Billa, dua anak perempuan yatim piatu yang menghuni Panti An-Nasyir yang bersahabat sejak masih kecil. Di novel ini kita juga berkenalan dengan beberapa tokoh lain seperti Annisa, Rafli, Chintya, Catherine, Detya, si kembar Marsha dan Cahya, dan juga Chandra, teman lama Detya.

Novel "Beautiful Days" juga menampilkan tempat nyata di Kota Serang, yaitu Pasar Rau.

7. Kota Tangerang:
- Kecamatan Batuceper
- Kecamatan Benda
- Kecamatan Cibodas
- Kecamatan Ciledug
- Kecamatan Cipondoh
- Kecamatan Jatiuwung
- Kecamatan Karangtengah
- Kecamatan Karawaci
- Kecamatan Larangan
- Kecamatan Neglasari
- Kecamatan Periuk
- Kecamatan Pinang
- Kecamatan Tangerang

Bendungan Pintu Air 10, ikon Kota Tangerang. Letaknya di Kecamatan Neglasari. (sumber: Liputan6.com)
Bendungan Pintu Air 10, ikon Kota Tangerang. Letaknya di Kecamatan Neglasari. (sumber: Liputan6.com)

8. Kota Tangerang Selatan:
- Kecamatan Ciputat
- Kecamatan Ciputat Timur
- Kecamatan Pamulang
- Kecamatan Pondok Aren
- Kecamatan Serpong
- Kecamatan Serpong Utara
- Kecamatan Setu

Ciputat, Kota Tangerang Selatan. (sumber: detikNews - detikcom)
Ciputat, Kota Tangerang Selatan. (sumber: detikNews - detikcom)

Dan itu dia, delapan kabupaten dan kota yang membentuk Provinsi Banten.

Sekarang kita akan meneroka Banten dari sisi sosial budaya.

Dari 10,6 juta penduduk Banten, kelompok etnis yang terbesar adalah suku Sunda. Suku Sunda Banten ini agak lain sedikit dari suku Sunda yang mendiami Provinsi Jawa Barat. Mereka bertutur dalam bahasa Sunda dialek Banten, yang mana lebih dekat dengan bahasa Sunda Kuno karena memiliki beberapa perbedaan leksikon, morfologi, dan fonologi dengan bahasa Sunda baku, dan memiliki karakteristik tertentu yang tidak dimiliki bahasa Sunda Priangan.

Suku Sunda Banten. (sumber: Kumparan)
Suku Sunda Banten. (sumber: Kumparan)

Yang menarik dari orang Sunda Banten adalah sebagian dari mereka memiliki gelar seperti Tubagus, Ratu, Entol, dan Nyi Ayu. Mereka memeluk agama Islam dan tidak bisa lepas dari budaya keislaman yang sangat kental, karena Banten memiliki sejarah sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia.

Suku Sunda Banten mencakup 63,43% dari populasi Banten, kemudian diikuti oleh suku Jawa, Betawi, Tionghoa, Melayu, Batak, Minangkabau, Lampung, dll. But definitely try not to miss on the ethnic group that makes Banten stand out from the rest of Java. Adalah suku Badui, sekelompok masyarakat adat Sunda yang tinggal di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak. Dengan populasi sekitar 26.000 orang, mereka hidup menutup diri dari dunia luar dan juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk Badui Dalam.

Sekitar 99% orang Badui menganut kepercayaan Sunda Wiwitan, kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang bersatu dengan alam yang dianut oleh orang asli Sunda. Sedangkan 1% di antaranya memeluk agama Islam.

Orang Badui bertutur dalam bahasa Sunda dialek Badui. Mereka tidak bersekolah, karena pendidikan formal berlawanan dengan adat istiadat mereka. Mereka juga tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan dalam tuturan lisan saja.

Suku Badui membuat Banten stand out dari provinsi lainnya di Pulau Jawa. (sumber: CNN Indonesia)
Suku Badui membuat Banten stand out dari provinsi lainnya di Pulau Jawa. (sumber: CNN Indonesia)
Sekarang kita akan membahas bahasa. Video berikut membahas bahasa Sunda Banten dan perbedaannya dengan bahasa Sunda Priangan. Pengunggahnya adalah saluran YouTube "TheBudakBageur".


Di Serang dan Cilegon, sebagian besar penduduknya adalah orang Jawa, dan mereka bertutur dalam bahasa Jawa Serang. Bahasa Jawa Serang disebut juga bahasa Bebasan oleh penutur setempat. Dialeknya jika diperhatikan agak mirip dengan bahasa Jawa Indramayu dan Cirebon. Berikut adalah video yang menunjukkan percakapan dalam bahasa Jawa Serang, yang diunggah oleh saluran YouTube "HanJAi (HananJaiAin)".


Tentunya setiap provinsi di Indonesia memiliki senjata untuk membela diri dan rumah untuk berteduh. Senjata tradisional Banten adalah golok, sedangkan rumah adat mereka adalah rumah Sulah Nyanda, rumah adat Badui yang dapat kita jumpai di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak.

Senjata golok Banten. (sumber: Gramedia)
Senjata golok Banten. (sumber: Gramedia)

Rumah Sulah Nyanda, rumah adat Suku Badui. (sumber: Kumparan)
Rumah Sulah Nyanda, rumah adat Suku Badui. (sumber: Kumparan)
Dari sisi seni budaya, sebenarnya budaya Banten hampir tidak ada bedanya dengan budaya Sunda yang ada di Jawa Barat. But definitely try not to miss out on debus, kesenian ilmu kebal yang hanya dapat dijumpai di Banten. Kesenian ini mempertunjukkan kekebalan manusia terhadap senjata tajam, air keras, api, dll. Hanya boleh dipraktikkan oleh ahli, don't try this at home!

Kesenian debus yang paling sering dipertontonkan di antaranya adalah:
- Menusuk perut dengan senjata tajam tanpa terluka;
- Mengiris bagian tubuh dengan pisau atau golok;
- Memakan api;
- Memasukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi, atau anggota tubuh lainnya hingga tembus, tanpa mengeluarkan darah;
- Menyiram tubuh dengan air keras (sangat berbahaya, jangan ditiru!);
- Menggoreng telur di atas kepala;
- Membakar tubuh dengan api;
- Menaiki atau menduduki susunan golok tajam;
- dan berguling-gulingan di atas serpihan kaca.


Salah satu lagu daerah Banten yang terkenal adalah lagu "Dayung sampan", yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Mandarin dengan judul "Tian mi mi" oleh Teresa Teng dari Taiwan.


Salah satu tarian daerah Banten yang paling terkenal adalah tari cokek.


Rampak bedug menjadi salah satu alat musik Banten yang digemari.


Bagaimana dengan makanan khas Banten? Oho, makanan khas Banten terkenal lezat. Dua andalan banten adalah sate bandeng dan tauge goreng.

Sate bandeng. (sumber: IDN Times Banten)
Sate bandeng. (sumber: IDN Times Banten)

Tauge goreng. (sumber: Indonesia Kaya)
Tauge goreng. (sumber: Indonesia Kaya)

Bagian empat, yaitu "Teman Makan Anda", akan menguak salah satu cerita rakyat Banten yang wajib didengarkan sambil menyantap lezatnya makanan khas Banten. Judul cerita ini ialah "Zaenab, sang Jawara".

Alkisah, Zaenab adalah seorang gadis cantik jago silat yang tinggal bersama orangtuanya, Bang Basri, di daerah Marunda. Meskipun wanita, tingkah laku Zaenab seperti seorang lelaki. Teman-temannya juga rerata lelaki. Selain jago silat, Zaenab juga mahir mendayung dan berenang, dan hampir semua anak lelaki di kampungnya telah dia kalahkan dalam cabang olahraga tersebut.

Suatu hari, saat malam menjelang, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari rumah Babah Yong di daerah Kemayoran. Rumah Babah Yong kerampokan. Para centeng (penjaga rumah) Babah Yong terkapar di lantai, sedangkan Babah Yong terikat di tiang rumah. Harta bendanya ludes diambil perampok-perampok yang nampaknya jago silat. Para warga berduyun-duyun datang ke rumah Babah Yong, termasuk Tuan Ruys, petugas keamanan di daerah tersebut, yang datang bersama Bek Kemayoran. Tuan Ruys mencurigai bahwa Dullah, pemuda jago silat yang tak terkalahkan, adalah orang yang melakukan perampokan tersebut.

Tuduhan Tuan Ruys disangkal dengan mudah oleh seorang warga yang melihat Dullah sedang minum kopi di rumahnya saat peristiwa perampokan berlangsung. Karena tidak cukupnya bukti dari beberapa saksi, Dullah pun dibebaskan dari tahanan Tuan Ruys dan disuruh mencari perampok aslinya. Dullah merasa sangat bingung, ke mana harus mencari dan menangkap si perampok asli, hingga pergi sampai ke Marunda. Setelah mengalahkan seorang penjaga gardu dalam perkelahian, dia bertemu dengan Zaenab untuk pertama kalinya.

Bang Basri mengajak Dullah ke rumahnya. Beliau menjodohkan Dullah dan Zaenab. Dullah pun menceritakan hajat dia datang ke Marunda sebenarnya, yaitu mencari perampok rumah Babah Yong. Berdasarkan ciri-ciri perampok yang dipaparkan Dullah, Bang Basri yakin bahwa perampok tersebut adalah Jonet, seorang anak yatim piatu.

Tibalah pesta pernikahan Dullah dan Zaenab digelar. Jonet dan kawan-kawannya hadir. Setelah Jonet selesai menikmati jamuan pesta dan hendak pergi, Tuan Ruys, Bek Kemayoran, para opas, dan centeng-centeng Babah Yong segera menangkapnya. Mereka ternyata sengaja diundang oleh Bang Basri untuk menangkap Jonet.

Jonet yang sudah terkepung tak bisa lagi berkutik. Terdesak dengan keadaan, dia menembakkan pistolnya ke arah Bek Kemayoran, namun naas, peluru mengenai Bang Basri. Akibatnya terjadilah perebutan senjata. Tiba-tiba, pistol meletus. Dalam hitungan detik, Jonet ambruk di hadapan Zaenab dan tergeletak di tanah. Peluru Jonet ternyata mengenai dirinya sendiri.

Saat sekarat, Jonet meminta maaf karena merusak acara Zaenab. Dia menyerahkan pending emas kepada Zaenab, yang kemudian memperkenalkan Dullah kepada Jonet. Betapa terkejutnya Jonet ketika mengetahui bahwa Dullah adalah adiknya sendiri. Mereka seayah namun beda ibu. Ibu Dullah dari Banten, sementara ibu Jonet dari Karawang. Itulah kata-kata terakhir Jonet kepada Dullah. Setelah itu, dia meninggal dunia. Bang Basri ternyata tidak meninggal, lukanya berhasil diobati. Dullah dan Zaenab pun menjadi pasangan yang hidup bahagia selamanya.

Epilog:
Banten adalah provinsi di mana modernitas dan sejarah berbaur menjadi satu kesatuan yang indah. Mulai dari pantainya, suku Badui yang hidupnya masih jauh dari peradaban, hingga mal-mal serba modern dengan kenyamanan ber-AC, semua itu hanya dapat kita temukan di provinsi yang sangat menghargai keberadaan badak jawa ini. Sambil melihat mentari terbenam, mereka melahap sate bandeng dan tauge goreng sambil mendengarkan cerita tentang seorang wanita jago silat. Segala aspek tentang Banten bersatu padu seperti lukisan yang indah.

Dan sebagai penutup, kita akan berkenalan dengan anggota subdivisi Jawa di bawah divisi Indonesia skuad perlindungan Bluebell City milik Walikota Joost Klein yang nantinya akan mendampingi Jiyoon dan Isa di "A Musical Revolution 3". Dia adalah Siti Rahmawati, wanita muda usia 24 tahun asal Tangerang, Banten.

Stay tuned! Episode depan akan membahas Jakarta, namun khusus untuk episode tersebut, karena Jakarta secara detail telah kita bahas di serial "Kenali Jakartamu" yang saya tulis untuk merayakan ulang tahun Jakarta yang ke-497 kemarin, kita hanya akan meringkas serial tersebut di episode 12 nanti.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun