Tentunya setiap provinsi di Indonesia memiliki senjata untuk membela diri dan rumah untuk berteduh. Senjata tradisional Banten adalah golok, sedangkan rumah adat mereka adalah rumah Sulah Nyanda, rumah adat Badui yang dapat kita jumpai di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak.
Dari sisi seni budaya, sebenarnya budaya Banten hampir tidak ada bedanya dengan budaya Sunda yang ada di Jawa Barat. But definitely try not to miss out on debus, kesenian ilmu kebal yang hanya dapat dijumpai di Banten. Kesenian ini mempertunjukkan kekebalan manusia terhadap senjata tajam, air keras, api, dll. Hanya boleh dipraktikkan oleh ahli, don't try this at home!
Kesenian debus yang paling sering dipertontonkan di antaranya adalah:
- Menusuk perut dengan senjata tajam tanpa terluka;
- Mengiris bagian tubuh dengan pisau atau golok;
- Memakan api;
- Memasukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi, atau anggota tubuh lainnya hingga tembus, tanpa mengeluarkan darah;
- Menyiram tubuh dengan air keras (sangat berbahaya, jangan ditiru!);
- Menggoreng telur di atas kepala;
- Membakar tubuh dengan api;
- Menaiki atau menduduki susunan golok tajam;
- dan berguling-gulingan di atas serpihan kaca.
Salah satu lagu daerah Banten yang terkenal adalah lagu "Dayung sampan", yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Mandarin dengan judul "Tian mi mi" oleh Teresa Teng dari Taiwan.
Salah satu tarian daerah Banten yang paling terkenal adalah tari cokek.
Rampak bedug menjadi salah satu alat musik Banten yang digemari.
Bagaimana dengan makanan khas Banten? Oho, makanan khas Banten terkenal lezat. Dua andalan banten adalah sate bandeng dan tauge goreng.
Bagian empat, yaitu "Teman Makan Anda", akan menguak salah satu cerita rakyat Banten yang wajib didengarkan sambil menyantap lezatnya makanan khas Banten. Judul cerita ini ialah "Zaenab, sang Jawara".