- Kecamatan Bumi Waras
- Kecamatan Enggal
- Kecamatan Kedamaian
- Kecamatan Kedaton
- Kecamatan Kemiling
- Kecamatan Labuhan Ratu
- Kecamatan Langkapura
- Kecamatan Panjang
- Kecamatan Rajabasa
- Kecamatan Sukabumi
- Kecamatan Sukarame
- Kecamatan Tanjung Senang
- Kecamatan Tanjung Karang Barat
- Kecamatan Tanjung Karang Pusat
- Kecamatan Tanjung Karang Timur
- Kecamatan Teluk Betung Barat
- Kecamatan Teluk Betung Selatan
- Kecamatan Teluk Betung Timur
- Kecamatan Teluk Betung Utara
- Kecamatan Way Halim
- Kecamatan Metro Barat
- Kecamatan Metro Pusat
- Kecamatan Metro Selatan
- Kecamatan Metro Timur
- Kecamatan Metro Utara
Dan itulah, 15 kabupaten dan kota yang membentuk Provinsi Lampung.
Sekarang kita teroka Lampung dari segi sosial budaya.
Bisa dibilang Lampung adalah transmigrant haven. Ini adalah salah satu provinsi di luar Pulau Jawa di mana mayoritas penduduknya adalah suku Jawa. Populasi suku Jawa mencakup sekitar 64,17% dari Provinsi Lampung. Mereka berasal dari provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian Jawa Barat. Mereka bermigrasi dari Pulau Jawa yang padat penduduknya ke Lampung yang lebih jarang penduduknya. Bahasa Jawa yang mereka tuturkan tiada ubahnya dari saat mereka masih menetap di Pulau Jawa.
Di urutan kedua adalah suku Lampung. Mereka adalah suku bangsa pribumi Provinsi Lampung. Pada awalnya, mereka mendiami tengkuk Gunung Pesagi. Kemudian populasi mereka tersebar ke seluruh Provinsi Lampung dan provinsi lain di luar Lampung seperti persekitaran Danau Ranau di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, yang mana mereka berbagi danau tersebut dengan Lampung juga. Mereka berbahasa Lampung. Suku Lampung mencakup sekitar 13,56% dari populasi Lampung.
Selain dari suku Jawa dan Lampung, Provinsi Lampung juga dihuni oleh suku Sunda, Melayu, Bali, Minangkabau, Batak, Tionghoa, Bugis, dll. Mereka semua hidup berdampingan tanpa membeda-bedakan, sesuai semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.
Senjata tradisional Lampung adalah badik Lampung. Mata pisaunya membengkok pada bagian ujungnya, sedangkan bagian gagangnya seperti gagang pada golok. Pada zaman dahulu, orang Lampung menggunakan badik untuk menjaga diri dari serangan musuh, namun sekarang senjata ini sudah digunakan untuk keperluan sehari-sehari sebagai identitas Lampung.