Bismillahirrahmanirrahim.
Hari ini kita akan melanjutkan serial "Kenali Indonesiamu" dengan meneroka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mungkin di antara Anda ada yang tahu provinsi ini karena film "Laskar Pelangi" karya Miles Films yang tayang pada tahun 2008.
Sesuai nama provinsinya, Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Provinsi ini juga mencakup ratusan pulau kecil lainnya, yang mana 470 di antaranya memiliki nama dan 50 di antara pulau-pulau tersebut dihuni. Bangka Belitung terletak di lepas pantai timur Pulau Sumatera. Di sebelah barat mereka terpisahkan oleh Selat Bangka dengan Provinsi Sumatera Selatan. Di utara mereka berbatasan dengan Laut Natuna, di selatan dengan Laut Jawa, dan di timur dengan Selat Karimata yang memisahkan mereka dengan Pulau Kalimantan.
Bangka Belitung jamak dikenal sebagai salah satu penghasil timah terbesar di Indonesia. Konsentrasi penambangan di Bangka Belitung ada di Pulau Bangka, pulau terbesar di provinsi ini. Timah menjadi sumber kekayaan masyarakat Bangka Belitung.
Tanpa kita sadari kita telah memulai sesi pertama dalam episode ini, yaitu Bangka Belitung dari segi alam dan ekonomi. Sekarang kita lihat flora dan fauna yang menjadi identitas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Flora khas Bangka Belitung adalah pohon nyatoh (Palaquium rostratum), yaitu tumbuhan sejenis sawo (famili Sapotaceae). Pohon nyatoh tumbuh dengan lebat di Desa Air Bulin, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat.
Selain daripada timah, karena Kepulauan Bangka Belitung berada di tengah lautan, pastinya industri perikanan juga memainkan peran penting dalam perekonomian provinsi. Ikan-ikan ini nantinya juga dijual ke pasaran untuk diolah menjadi penganan yang sedap lagi lezat.
Industri kerajinan juga tak kalah penting di Bangka Belitung. Orang-orang kreatif di provinsi ini setiap harinya membuat kerajinan berupa pewter dari timah, gelang, cincin, atau tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah atau peci resam, dsb.
Sekarang kita akan melihat tujuh kabupaten dan kota yang membentuk Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Bangka mencakup empat kabupaten dan satu kota, yaitu ibukota provinsi ini, Kota Pangkalpinang, sedangkan Pulau Belitung mencakup dua kabupaten.
1. Kabupaten Bangka (Sungai Liat):
- Kecamatan Bakam
- Kecamatan Belinyu
- Kecamatan Mando Barat
- Kecamatan Merawang
- Kecamatan Pemali
- Kecamatan Puding Besar
- Kecamatan Riau Silip
- Kecamatan Sungai Liat
2. Kabupaten Bangka Barat (Muntok):
- Kecamatan Jebus
- Kecamatan Kelapa
- Kecamatan Muntok
- Kecamatan Parittiga
- Kecamatan Simpang Teritip
- Kecamatan Tempilang
- Kecamatan Air Gegas
- Kecamatan Kepulauan Pongok
- Kecamatan Lepar Pongok
- Kecamatan Payung
- Kecamatan Pulau Besar
- Kecamatan Simpang Rimba
- Kecamatan Toboali
- Kecamatan Tukak Sadai
4. Kabupaten Bangka Tengah (Koba):
- Kecamatan Koba
- Kecamatan Lubuk Besar
- Kecamatan Namang
- Kecamatan Pangkalan Baru
- Kecamatan Simpang Katis
- Kecamatan Sungai Selan
5. Kabupaten Belitung (Tanjung Pandan):
- Kecamatan Badau
- Kecamatan Membalong
- Kecamatan Selat Nasik
- Kecamatan Sijuk
- Kecamatan Tanjung Pandan
6. Kecamatan Belitung Timur (Manggar):
- Kecamatan Damar
- Kecamatan Dendang
- Kecamatan Gantung
- Kecamatan Kelapa Kampit
- Kecamatan Manggar
- Kecamatan Simpang Pesak
- Kecamatan Simpang Renggiang
7. Kota Pangkalpinang:
- Kecamatan Bukit Intan
- Kecamatan Gabek
- Kecamatan Gerunggang
- Kecamatan Girimaya
- Kecamatan Pangkal Balam
- Kecamatan Rangkui
- Kecamatan Taman Sari
Dan itu dia, tujuh kabupaten dan kota yang membentuk Kepulauan Bangka Belitung.
Sekarang kita akan meneroka Bangka Belitung dari sisi sosial budaya.
Secara demografis, Bangka Belitung dihuni oleh banyak suku, seperti suku Sekak, Sakai, Ameng Sewang, Lom, dll. Juga ada suku-suku transmigran seperti Jawa, Tionghoa, Palembang, Bugis, Sunda, Melayu, Madura, Batak, Minang, dll. Suku Melayu Bangka Belitung tampak tiada bedanya dengan suku-suku Melayu yang menghuni sebagian Pulau Sumatera. Hampir semua dialog di film "Laskar Pelangi" menggunakan bahasa Melayu dialek Belitung.
Senjata tradisional Bangka Belitung yaitu parang badau.
Dari segi seni budaya, musik dan tarian tradisional Bangka Belitung masih terpengaruh tradisi Sumatera Selatan, namun dicampur dengan musik tradisional Melayu. Lagu tradisional Bangka Belitung yang terkenal di antaranya adalah "Yok miak" dan "Zapin serumpun sebalai".
Tarian tradisional Bangka Belitung yang terkenal adalah tari sambut. Tari ini biasanya dibawakan saat ada tetamu kehormatan yang datang berkunjung.
Alat musik dambus biasanya dipakai untuk mengiringi lagu-lagu khas Bangka Belitung.
Untuk makanan, Bangka Belitung memiliki sambal yang khas terbuat dari ikan yang difermentasikan. Namanya rusip. Cara membuatnya yaitu ikan yang telah dibersihkan akan dicampur bersama garam dan gula merah yang diawetkan. Setelah ikan terfermentasi dan menghasilkan bau asam, kemudian dicampurkan dengan jeruk kunci, bawang merah, dan cabai. Rusip biasa dimakan dengan sayur-sayuran untuk diet yang seimbang. Namun, pempek juga dapat ditemukan.
Tentunya menyantap rusip akan lebih lezat jika ditemani dua benda: nasi dan salah satu cerita rakyat Bangka Belitung. Judul cerita ini ialah "Kelingking". Cerita ini mirip dengan dongeng Tom Thumb di Eropa.
Alkisah, di sebuah desa di Pulau Belitung, hiduplah sepasang suami-istri miskin yang belum dikaruniai anak. Setiap malam, mereka berdua berdoa kepada Tuhan agar segera mendapatkan keturunan. Tuhan mendengarkan permintaan mereka, dan selang beberapa bulan setelah hamil, sang istri pun melahirkan seorang bayi lelaki. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika melihat bayi yang keluar dari rahim sang istri hanya sebesar kelingking. Meski demikian, mereka tetap merawat bayi itu dengan penuh kasih sayang hingga dia besar.
Tahun demi tahun berganti, namun anak itu tetap sebesar kelingking. Sehingga, orangtuanya memberi dia nama si Kelingking. Ketika dia beranjak besar, Kelingking memiliki nafsu makan yang sangat besar untuk anak sekecil dia. Sekali makan, dia dapat menghabiskan secanting nasi, bahkan terkadang masih kurang. Orangtua Kelingking bingung, bagaimana anak sekecil itu mempunyai nafsu makan sebesar itu, bahkan makanan di rumah hanya cukup untuk dia saja.
Oleh karena tidak bisa menghidupi Kelingking, orangtuanya sepakat untuk menghapus dia dari kehidupan mereka. Berbagai cara mereka lakukan, seperti menebang pohon dan menimpanya dengan batu. Namun setiap kali mereka mencoba membunuh Kelingking, dia selalu selamat, dan bahkan memikul kayu dan batu yang menimpanya dengan tubuhnya sendiri, kemudian menghabiskan nasi secanting.
Dari situ orangtua Kelingking menyadari bahwa anak mereka istimewa, memiliki kekuatan yang tidak dimiliki orang-orang biasa, dan rajin membantu ayahnya. Berkat Kelingking, pekerjaan berat ayahnya lebih cepat selesai. Mereka pun menerima Kelingking sebagai anak lagi di rumah mereka.
Adapun tokoh Bangka yang menjadi pahlawan nasional Indonesia adalah Depati Amir. Beliau dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam melawan Belanda yang mulai membuat parit-parit penambangan timah di Pulau Bangka, membuat beliau menjadi ancaman bagi Belanda.
Epilog:
Kepulauan Bangka Belitung lebih dari sekedar pantai-pantainya yang elok nan indah dengan batu granit di sekitarnya. Provinsi yang dimekarkan dari Sumatera Selatan ini memiliki orang-orang yang kuat usaha dan kreatif, mulai dari pertambangan timah, memancing ikan, dan mengrajin kerajinan. Tentunya sambil menyantap rusip dan mendengarkan cerita tentang anak seukuran kelingking manusia.
Oh, dan Clarissa Wibisono dari Pangkalpinang adalah anggota divisi Indonesia skuad perlindungan Bluebell City milik Walikota Joost Klein di "A Musical Revolution 3", yang akan membantu Jiyoon dan Isa.
Stay tuned! Episode 10 akan membahas Lampung, yang sekaligus menutup perjalanan kita di Pulau Sumatera.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI