Bismillahirrahmanirrahim.
Seharusnya saya melanjutkan serial "Kenali Indonesiamu" hari ini, dengan target sehari satu episode. Namun, pada hari penulisan episode kali ini, yaitu kemarin, saya menghadiri acara makan malam bersama dengan penghuni kompleks perumahan saya untuk merayakan HUT ke-79 Republik Indonesia, sehingga tidaklah mungkin untuk menulis pada malam hari. Tetapi Insya Allah, saya akan mengejar yang tertinggal dan melanjutkan serial ini dengan membahas salah satu provinsi big guys di Indonesia, yaitu Sumatera Selatan.
Sebelumnya apa itu provinsi big guys? Itu adalah sebutan untuk provinsi yang agaknya dikenal luas oleh semua orang saat disebutkan nama "Indonesia". Istilah tersebut adalah buatan saya sendiri. Provinsi yang tergolong big guys di Indonesia adalah:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Sumatera Selatan
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Daerah Istimewa Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Utara
Dan saya akan lebih enjoy melakukan riset tentang provinsi-provinsi ini. Tetapi, kita kembali ke Sumatera Selatan. Disingkat Sumsel, secara geografis provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jambi di utara, Bengkulu di barat, Lampung di selatan, dan di timur, Selat Bangka memisahkan mereka dengan Provinsi Bangka Belitung. Ibukota provinsi ini adalah Palembang. Biasanya, kata "Palembang" digunakan untuk merujuk kepada orang Sumatera Selatan secara umum. Namun, tidak semua orang Sumsel adalah orang Palembang, dan jangan sebut semua orang Sumsel orang Palembang; Anda akan membuat marah orang-orang yang tinggal di Lubuklinggau, Pagar Alam, Prabumulih, dan etnis lain yang mendiami Sumsel seperti suku Pasemah dan orang Jawa yang bertransmigrasi ke sini.
Sebelum kita menuju divisi-divisi administratif yang membentuk Sumatera Selatan, kita harus terlebih dahulu meneroka Sumsel dari segi alam dan ekonomi. Setiap provinsi di Indonesia pasti punya flora dan fauna khas yang menjadi bagian dari identitas mereka.
Flora khas Sumatera Selatan adalah buah duku (Lansium parasiticum). Berasal dari ordo Sapindales dan famili Meliaceae, duku adalah buah yang tumbuh dari pohon berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m (3,000 cm) dan gemang hingga 75 cm. Duku tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian hingga 600 mdpl, dan di wilayah dengan curah hujan setinggi 1.500-2.500 mm per tahun. Tanaman ini tumbuh dan berbuah baik pada pelbagai jenis tanah.
Banyak yang mengira duku dan kelengkeng adalah buah yang sama, namun nyatanya tidak. Kendati demikian, buah duku adalah buah-buahan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan dengan baik sebagai harta benda kebanggaan nasional. Selain vitamin A dan C, buah duku kaya akan kandungan kalium yang bahkan lebih besar daripada pisang ambon. Rasanya manis dan sedikit asam.
Fauna khas Sumatera Selatan adalah ikan belida (Chitala lopis). Ikan ini mendapatkan namanya dari salah satu sungai di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya, yaitu Sungai Belida. Sayangnya dewasa ini sulit sekali menemukan atau menangkap ikan belida karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan. Ikan ini merupakan bahan baku untuk kerupuk kemplang, salah satu oleh-oleh khas Kota Palembang.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan didukung oleh lima sektor: pengolahan, pertambangan, pertanian, konstruksi, serta perdagangan besar dan eceran. Cadangan batu bara di Sumsel berjumlah sekitar 22,24 miliar ton atau 48,45% dari total cadangan nasional, menjadikannya komoditas barang tambang terbesar di provinsi ini. Konsentrasi penambangan batu bara terbesar di Sumsel ada di Kabupaten Muara Enim. Selain itu, Sumsel juga memiliki 4,18 triliun standar kaki kubik gas alam dan 757,4 triliun standar kaki kubik minyak bumi.
Meskipun begitu, sektor pertanian masih menjadi andalan penyerapan tenaga kerja di Sumsel jika dibandingkan sektor lainnya, dengan capaian serapan 1,9 juta orang. Komoditas pertanian utama Sumsel di antaranya adalah beras, jagung, kedelai, minyak sawit, kopi, dan kelapa. Kopi banyak dipanen dan dibudidayakan di Kota Pagar Alam.
Industri perikanan juga memainkan peran penting dalam ekonomi Sumatera Selatan. Sumsel dijuluki "Miracle on the Musi" karena suatu alasan: Sungai Musi merupakan lifeblood bagi penduduk Sumatera Selatan. Dari sungai inilah nelayan menangkap ikan dan menjualnya ke pasaran. Ikan-ikan ini nantinya akan diolah menjadi berbagai masakan yang lezat.
Sebentar saja Anda akan mengetahui bahwa Sumatera Selatan memiliki koneksi kuat terhadap air.
Itu saja Sumsel dari segi alam dan ekonomi, sekarang kita akan berkenalan dengan divisi-divisi administratif yang membentuk Sumsel. Ada 13 kabupaten dan empat kota.
** KABUPATEN **
1. Kabupaten Banyuasin (Pangkalan Balai):
- Kecamatan Air Kumbang
- Kecamatan Air Salek
- Kecamatan Banyuasin I
- Kecamatan Banyuasin II
- Kecamatan Banyuasin III
- Kecamatan Betung
- Kecamatan Karang Agung Ilir
- Kecamatan Makarti Jaya
- Kecamatan Muara Padang
- Kecamatan Muara Sugihan
- Kecamatan Muara Telang
- Kecamatan Pulau Rimau
- Kecamatan Rambutan
- Kecamatan Rantau Bayur
- Kecamatan Selat Penuguan
- Kecamatan Sembawa
- Kecamatan Suak Tapeh
- Kecamatan Sumber Marga Telang
- Kecamatan Talang Kelapa
- Kecamatan Tanjung Lago
- Kecamatan Tungkal Ilir
2. Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi):
- Kecamatan Lintang Kanan
- Kecamatan Muara Pinang
- Kecamatan Pasemah Air Keruh
- Kecamatan Pendopo
- Kecamatan Pendopo Barat
- Kecamatan Saling
- Kecamatan Sikap Dalam
- Kecamatan Talang Padang
- Kecamatan Tebing Tinggi
- Kecamatan Ulu Musi
3. Kabupaten Lahat (Lahat):
- Kecamatan Gumay Talang
- Kecamatan Gumay Ulu
- Kecamatan Jarai
- Kecamatan Kikim Barat
- Kecamatan Kikim Selatan
- Kecamatan Kikim Tengah
- Kecamatan Kikim Timur
- Kecamatan Kota Agung
- Kecamatan Lahat
- Kecamatan Lahat Selatan
- Kecamatan Merapi Barat
- Kecamatan Merapi Selatan
- Kecamatan Merapi Timur
- Kecamatan Muarapayang
- Kecamatan Mulak Sebingkai
- Kecamatan Mulak Ulu
- Kecamatan Pagar Gunung
- Kecamatan Pajar Bulan
- Kecamatan Pseksu (Penjalang Suku Empayang Kikim dan Saling Ulu)
- Kecamatan Pulau Pinang
- Kecamatan Sukamerindu
- Kecamatan Tanjung Sakti Pumi
- Kecamatan Tanjung Sakti Pumu
- Kecamatan Tanjung Tebat
- Kecamatan Belida Darat
- Kecamatan Belimbing
- Kecamatan Benakat
- Kecamatan Empat Petulai Dangku
- Kecamatan Gelumbang
- Kecamatan Gunung Megang
- Kecamatan Kelekar
- Kecamatan Lawang Kidul
- Kecamatan Lembak
- Kecamatan Lubai
- Kecamatan Lubai Ulu
- Kecamatan Muara Belida
- Kecamatan Muara Enim
- Kecamatan Panang Enim
- Kecamatan Rambang
- Kecamatan Rambang Niru
- Kecamatan Semende Darat Laut
- Kecamatan Semende Darat Tengah
- Kecamatan Semende Darat Ulu
- Kecamatan Sungai Rotan
- Kecamatan Tanjung Agung
- Kecamatan Ujan Mas
- Kecamatan Babat Supat
- Kecamatan Babat Toman
- Kecamatan Batanghari Leko
- Kecamatan Bayung Lencir
- Kecamatan Jirak Jaya
- Kecamatan Keluang
- Kecamatan Lais
- Kecamatan Lalan
- Kecamatan Lawang Wetan
- Kecamatan Plakat Tinggi
- Kecamatan Sanga Desa
- Kecamatan Sekayu
- Kecamatan Sungai Keruh
- Kecamatan Sungai Lilin
- Kecamatan Tungkal Jaya
6. Kabupaten Musi Rawas (Muara Beliti):
- Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu
- Kecamatan Jayaloka
- Kecamatan Megang Sakti
- Kecamatan Muara Beliti
- Kecamatan Muara Kelingi
- Kecamatan Muara Lakitan
- Kecamatan Purwodadi
- Kecamatan Selangit
- Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas
- Kecamatan Sumber Harta
- Kecamatan Suka Karya
- Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut
- Kecamatan Tuah Negeri
- Kecamatan Tugumulyo
7. Kabupaten Musi Rawas Utara (Rupit):
- Kecamatan Karang Dapo
- Kecamatan Karang Jaya
- Kecamatan Nibung
- Kecamatan Rawas Ilir
- Kecamatan Rawas Ulu
- Kecamatan Rupit
- Kecamatan Ulu Rawas
- Kecamatan Indralaya
- Kecamatan Indralaya Selatan
- Kecamatan Indralaya Utara
- Kecamatan Kandis
- Kecamatan Lubuk Keliat
- Kecamatan Muara Kuang
- Kecamatan Payaraman
- Kecamatan Pemulutan
- Kecamatan Pemulutan Barat
- Kecamatan Pemulutan Selatan
- Kecamatan Rambang Kuang
- Kecamatan Rantau Alai
- Kecamatan Rantau Panjang
- Kecamatan Sungai Pinang
- Kecamatan Tanjung Batu
- Kecamatan Tanjung Raja
9. Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kayuagung):
- Kecamatan Air Sugihan
- Kecamatan Cengal
- Kecamatan Jejawi
- Kecamatan Kayu Agung
- Kecamatan Lempuing
- Kecamatan Lempuing Jaya
- Kecamatan Mesuji
- Kecamatan Mesuji Makmur
- Kecamatan Mesuji Raya
- Kecamatan Pampangan
- Kecamatan Pangkalan Lampam
- Kecamatan Pedamaran
- Kecamatan Pedamaran Timur
- Kecamatan Sirah Pulau Padang
- Kecamatan Sungai Menang
- Kecamatan Tanjung Lubuk
- Kecamatan Teluk Gelam
- Kecamatan Tulung Selapan
- Kecamatan Baturaja Barat
- Kecamatan Baturaja Timur
- Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya
- Kecamatan Lengkiti
- Kecamatan Lubuk Batang
- Kecamatan Lubuk Raja
- Kecamatan Pengandonan
- Kecamatan Peninjauan
- Kecamatan Muara Jaya
- Kecamatan Semidang Aji
- Kecamatan Sinar Peninjauan
- Kecamatan Sosoh Buay Rayap
- Kecamatan Ulu Ogan
- Kecamatan Banding Agung
- Kecamatan Buana Pemaca
- Kecamatan Buay Pemaca
- Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah
- Kecamatan Buay Rawan
- Kecamatan Buay Runjung
- Kecamatan Buay Sandang Aji
- Kecamatan Kisam Ilir
- Kecamatan Kisam Tinggi
- Kecamatan Mekakau Ilir
- Kecamatan Muara Dua
- Kecamatan Muara Dua Kisam
- Kecamatan Pulau Beringin
- Kecamatan Runjung Agung
- Kecamatan Simpang
- Kecamatan Sindang Danau
- Kecamatan Sungai Are
- Kecamatan Tiga Dihaji
- Kecamatan Warkuk Ranau Selatan
12. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Martapura):
- Kecamatan Belitang
- Kecamatan Belitang II
- Kecamatan Belitang III
- Kecamatan Belitang Jaya
- Kecamatan Belitang Madang Raya
- Kecamatan Belitang Mulya
- Kecamatan Buay Madang
- Kecamatan Buay Madang Timur
- Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja
- Kecamatan Buay Pemuka Peliung
- Kecamatan Bunga Mayang
- Kecamatan Cempaka
- Kecamatan Jayapura
- Kecamatan Madang Suku I
- Kecamatan Madang Suku II
- Kecamatan Madang Suku III
- Kecamatan Martapura
- Kecamatan Semendawai Barat
- Kecamatan Semendawai Suku III
- Kecamatan Semendawai Timur
13. Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Talang Ubi):
- Kecamatan Abab
- Kecamatan Penukal
- Kecamatan Penukal Utara
- Kecamatan Talang Ubi
- Kecamatan Tanah Abang
** KOTA **
14. Kota Lubuklinggau:
- Kecamatan Lubuklinggau Barat I
- Kecamatan Lubuklinggau Barat II
- Kecamatan Lubuklinggau Selatan I
- Kecamatan Lubuklinggau Selatan II
- Kecamatan Lubuklinggau Timur I
- Kecamatan Lubuklinggau Timur II
- Kecamatan Lubuklinggau Utara I
- Kecamatan Lubuklinggau Utara II
15. Kota Pagar Alam:
- Kecamatan Dempo Selatan
- Kecamatan Dempo Tengah
- Kecamatan Dempo Utara
- Kecamatan Pagaralam Selatan
- Kecamatan Pagaralam Utara
16. Kota Palembang:
- Kecamatan Alang-alang Lebar
- Kecamatan Bukit Kecil
- Kecamatan Gandus
- Kecamatan Ilir Barat I
- Kecamatan Ilir Barat II
- Kecamatan Ilir Timur I
- Kecamatan Ilir Timur II
- Kecamatan Ilir Timur III
- Kecamatan Jakabaring
- Kecamatan Kalidoni
- Kecamatan Kemuning
- Kecamatan Kertapati
- Kecamatan Plaju
- Kecamatan Sako
- Kecamatan Seberang Ulu I
- Kecamatan Seberang Ulu II
- Kecamatan Sematang Borang
- Kecamatan Sukarami
17. Kota Prabumulih:
- Kecamatan Cambai
- Kecamatan Prabumulih Barat
- Kecamatan Prabumulih Selatan
- Kecamatan Prabumulih Timur
- Kecamatan Prabumulih Utara
- Kecamatan Rambang Kapak Tengah
Itu dia, 17 kabupaten dan kota yang membentuk Provinsi Sumatera Selatan.
Sekarang kita lihat Sumatera Selatan dari segi sosial budaya.
Sebenarnya banyak sekali suku yang mendiami Sumatera Selatan, seperti Pasemah, Palembang, Komering, dll. Tetapi kita hanya akan membahas suku Palembang saja. Suku Palembang adalah sub-suku Melayu yang mendiami Kota Palembang dan beberapa wilayah lain di Sumatera Selatan. Mereka berjumlah sekitar 4.040.000 orang. Pada dasarnya, suku Palembang adalah suku Melayu yang telah melebur dan berasimilasi dengan budaya bangsa Arab, Tiongkok, India, dan Jawa dikarenakan Palembang dulu merupakan pusat perdagangan antarbangsa.
Suku Palembang bertutur dalam bahasa Palembang, dan ada dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-sari. Mirip dengan tingkatan ngoko dan kromo dalam bahasa Jawa.
Sebelum kita lanjut, saya mau sharing sebentar. Dari keluarga besar mama saya, saya memiliki anggota keluarga yang berasal dari Palembang. Adik bungsu mama saya, yang saya panggil Om Aji, menikah dengan seorang wanita asal Palembang yang bernama Tante Ifon.
Anggota keluarga saya lainnya yang berasal dari Palembang adalah Mas Amru, suami kepada Mbak Uwi, kakak sepupu saya yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Sebenarnya Mas Amru orang Jawa tulen, namun lahir dan besar di Palembang. Suku Jawa memang kelompok transmigran terbesar di Sumatera Selatan.
Senjata tradisional Sumatera Selatan yaitu keris Palembang. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan keris yang kita jumpai di Tatar Jawa.
Orang Sumatera Selatan memiliki rumah adat, yaitu rumah limas. Rumah limas dapat kita temukan di uang kertas Rp10.000 lama, yang bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II itu. Di bawah adalah gambar rumah limas yang saya gambar sendiri di Adobe Photoshop.
Lalu bagaimana dengan musik dan tari khas Sumatera Selatan? Mari kita intip Sumsel dari segi seni budaya. Salah satu lagu daerah Sumatera Selatan yang terkenal adalah "Dek sangke". Semua orang Palembang pasti tahu lagu "Dek sangke".
Dua tarian tradisional Sumatera Selatan yang terkenal adalah tari gending Sriwijaya dan tari putri bekhusek. Kedua tarian ini biasanya dibawakan untuk menyambut tetamu istimewa atau tetamu agung yang berkunjung ke Kota Palembang, seperti presiden, politisi, atau bahkan public figure. Waduh, jika suatu hari ada konser K-pop di Palembang, katakanlah KCON Palembang, apakah para artis yang tampil di sana akan disuguhkan tari gending Sriwijaya saat mendarat di bandara?
Alat musik khas Sumatera Selatan adalah accordion atau akordion. Akordion sebenarnya dapat dengan mudah dijumpai di seluruh dunia, khususnya di Eropa, dengan style sendiri-sendiri. Biasanya akordion dipakai dalam musik tradisional Perancis...
...dalam musik Cajun di Amerika Serikat bagian selatan...
...dan bahkan mengiringi musik tango di Argentina.
Tetapi akordion masuk Sumatera Selatan sebagai hasil masuknya budaya luar ke Indonesia, dan menjadi ciri khas pengiring lagu-lagu Palembang. Sayangnya pemain akordion di Palembang kini semakin sedikit.
Bicara soal makanan khas Sumatera Selatan memang tak ada habisnya. Sebut saja contoh klasik seperti pempek dan mie celor. Keduanya lezat dan berkhasiat, karena mengandung kebaikan hasil budidaya laut dan perairan yang menjadi bahan dasar kedua makanan ini dan mengandung banyak protein.
Pempek dewasa ini dibuat dengan bahan dasar ikan tenggiri, namun zaman dulu, Â ikan belida pernah jadi bahan dasar pempek. Pempek hadir dalam berbagai variasi, seperti pempek keriting, pempek telur, pempek adaan, pempek lenggang, pempek lenjer, dan yang paling lezat adalah pempek kapal selam.
Mie celor sekilas tampak seperti hidangan mie kuah pada umumnya, namun yang membuatnya spesial adalah kuahnya yang berwarna putih kental. Mie celor rasanya sangat gurih, karena menggunakan bahan dasar kaldu udang. Biasanya, hidangan mie pada umumnya menggunakan kaldu ayam atau sapi, tetapi mie celor menggunakan kaldu udang yang memberinya citarasa dan warna kuah yang khas.
Dan apalah artinya menyantap lezatnya makanan khas Palembang tanpa menyimak salah satu cerita daerah Sumatera Selatan. Judul cerita ini ialah "Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat".
Alkisah, di sebuah daerah bernama Banding Agung di Sumatera Selatan, hiduplah dua orang jawara bernama Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Kedua jawara ini sama-sama disegani dan merasa diri mereka masing-masinglah yang terhebat. Oleh karena itu, mereka sepakat beradu kekuatan untuk membuktikan siapa yang paling hebat di antara Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Peraduan tersebut dilakukan di tepi Danau Ranau.
Tantangannya yaitu, Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat akan bergiliran berbaring di bawah pohon aren, sementara lawannya akan memotong bunga dan tangkai buah aren dari atas pohon. Sesiapa yang tertimpa buah aren itu akan kalah dan harus mengakui kekalahannya di depan sang pemenang.
Pertama, Si Mata Empat berbaring di bawah pohon aren. Si Pahit Lidah kemudian memotong dahan pohon aren, namun sesuai namanya, Si Mata Empat memiliki dua mata lagi di belakang kepalanya, sehingga dia tahu persis di mana dahan pohon tersebut akan jatuh, maka dia berhasil menghindar. Walaupun Si Pahit Lidah berusaha mengalahkan Si Mata Empat sebanyak tiga kali, Si Mata Empat selalu bisa menghindar.
Kali ini giliran Si Pahit Lidah yang berbaring di bawah pohon aren. Merasa bahwa ajalnya sudah dekat, dia menyuruh Si Mata Empat untuk segera memotong dahan pohon aren tanpa banyak oceh. Dan dalam sekejap, Si Pahit Lidah tertimpa batang pohon aren dan tewas dengan mengenaskan.
Akhirnya Si Mata Empat menang dan tertawa puas, tetapi dia penasaran dengan Si Pahit Lidah. Apakah lidahnya sepahit namanya? Si Mata Empat kemudian menghampiri Si Pahit Lidah. Dia meletakkan jarinya ke atas lidah Si Pahit Lidah dan mencicipinya. Rupanya, itu racun yang mematikan! Dalam waktu beberapa detik, Si Mata Empat tewas di tempat yang sama. Kedua jawara ini pun akhirnya dimakamkan di tepi Danau Ranau.
Sebagai epilog, kita akan berkenalan dengan anggota asal Sumatera Selatan di bawah divisi Indonesia di skuad perlindungan Bluebell City milik Walikota Joost Klein di "A Musical Revolution 3", yang nantinya akan membantu Jiyoon dan Isa dalam misi penting Weeekly saat fieldtrip di region Baruna. Siapakah dia? Dia adalah Olivia Suwandi, gadis berusia 18 tahun asal Palembang.
Stay tuned! Episode depan, kita akan meneroka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H