Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenali Indonesiamu! Episode 5: Kepulauan Riau, Raja Minyak di Selat Malaka yang Penuh Kompleksitas

21 Agustus 2024   22:02 Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:12 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahirrahmanirrahim.

Kelanjutan serial "Kenali Indonesiamu" di episode ini akan membahas tentang salah satu provinsi di Indonesia yang terbentuk pada era Reformasi. Provinsi ini dibentuk atas pemekaran Provinsi Riau melalui UU No. 25 Tahun 2002, dan diresmikan pada 24 September 2002, tepat saat Gaeul dari Ive lahir ke dunia. Ada yang tahu? Yap, Kepulauan Riau.

Kepulauan Riau adalah salah satu dari tujuh provinsi yang terbentuk dari pemekaran provinsi pada era Reformasi, yaitu:
- Kepulauan Riau (dimekarkan dari Provinsi Riau)
- Kepulauan Bangka Belitung (dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan)
- Banten (dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat)
- Sulawesi Barat (dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Selatan)
- Gorontalo (dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Utara)
- Maluku Utara (dimekarkan dari Provinsi Maluku)
- Papua Barat (dimekarkan dari Provinsi Papua)

Bahkan anjungan ketujuh provinsi tersebut berdiri berderet di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, alias theme park favorit saya sejak masih kecil. Oke, kembali ke Kepulauan Riau.

Secara geografis, Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan Vietnam, Kamboja, dan Laut Cina Selatan di sebelah utara Laut Natuna Utara; Provinsi Kalimantan Barat dan negara bagian Sarawak, Malaysia di sebelah timur; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; dan di sebelah barat mereka berbatasan dengan Singapura, tiga negara bagian Malaysia bagian barat: Terengganu, Pahang, dan Johor, serta Provinsi Riau. Kebanyakan orang awam akan beranggapan bahwa ibukota Kepulauan Riau adalah Batam, tetapi bukan; ibukota provinsi ini adalah Tanjungpinang. Batam adalah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, dan kekayaan serta kemakmurannya setara dengan Singapura.

Sebagian besar kekayaan Kepulauan Riau berasal dari ekspor minyak dan gas bumi. Namun, sebagai negara yang mana 96% wilayahnya adalah lautan, industri perikanan dan budidaya hasil laut juga menjadi salah satu sumber kekayaan Kepulauan Riau. Beberapa hasil laut yang dibudidayakan di Kepulauan Riau adalah ikan kakap, rumput laut, dan keramba jaring apung.

Tambak ikan kakap. (sumber: Bisnis Sumatra)
Tambak ikan kakap. (sumber: Bisnis Sumatra)

Budidaya rumput laut. (sumber: Batamtoday.com)
Budidaya rumput laut. (sumber: Batamtoday.com)

Keramba jaring apung. (sumber: Ekonomi - Bisnis.com)
Keramba jaring apung. (sumber: Ekonomi - Bisnis.com)
Secara administratif, Kepulauan Riau terdiri atas lima kabupaten dan dua kota. Salah satu kabupaten tersebut akan kita bahas dengan lebih mendalam. Nanti Anda akan lihat.

** KABUPATEN **

1. Kabupaten Bintan (Bandar Seri Bentan):
- Kecamatan Bintan Pesisir
- Kecamatan Bintan Timur
- Kecamatan Bintan Utara
- Kecamatan Gunung Kijang
- Kecamatan Mantang
- Kecamatan Seri Kuala Lobam
- Kecamatan Tambelan
- Kecamatan Teluk Bintan
- Kecamatan Teluk Sebong
- Kecamatan Toapaya

Pulau Bintan. (sumber: KSMTour.com)
Pulau Bintan. (sumber: KSMTour.com)

2. Kabupaten Karimun (Tanjung Balai Karimun):
- Kecamatan Belat
- Kecamatan Buru
- Kecamatan Durai
- Kecamatan Karimun
- Kecamatan Kundur
- Kecamatan Kundur Barat
- Kecamatan Kundur Utara
- Kecamatan Meral
- Kecamatan Meral Barat
- Kecamatan Moro
- Kecamatan Selat Gelam
- Kecamatan Sugie Besar
- Kecamatan Tebing
- Kecamatan Ungar

Pulau Kundur, bagian dari Kabupaten Karimun. (sumber: Lendoot.com)
Pulau Kundur, bagian dari Kabupaten Karimun. (sumber: Lendoot.com)

3. Kabupaten Kepulauan Anambas (Tarempa):
- Kecamatan Jemaja
- Kecamatan Jemaja Barat
- Kecamatan Jemaja Timur
- Kecamatan Kute Siantan
- Kecamatan Palmatak
- Kecamatan Siantan
- Kecamatan Siantan Selatan
- Kecamatan Siantan Tengah
- Kecamatan Siantan Timur
- Kecamatan Siantan Utara

Kota Tarempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas. (sumber: Inikepri.com)
Kota Tarempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas. (sumber: Inikepri.com)

4. Kabupaten Lingga (Daik):
- Kecamatan Bakung Serumpun
- Kecamatan Katang Bidare
- Kecamatan Kepulauan Posek
- Kecamatan Lingga
- Kecamatan Lingga Timur
- Kecamatan Lingga Utara
- Kecamatan Selayar
- Kecamatan Senayang
- Kecamatan Singkep
- Kecamatan Singkep Barat
- Kecamatan Singkep Pesisir
- Kecamatan Singkep Selatan
- Kecamatan Temiang Pesisir

Pulau Singkep, bagian dari Kabupaten Lingga, merupakan salah satu penghasil timah terbesar di Indonesia.

Pulau Lingga, bagian dari Kabupaten Lingga. (sumber: Batamnews.co.id)
Pulau Lingga, bagian dari Kabupaten Lingga. (sumber: Batamnews.co.id)

5. Kabupaten Natuna (Ranai):
- Kecamatan Bunguran Barat
- Kecamatan Bunguran Batubi
- Kecamatan Bunguran Selatan
- Kecamatan Bunguran Tengah
- Kecamatan Bunguran Timur
- Kecamatan Bunguran Timur Laut
- Kecamatan Bunguran Utara
- Kecamatan Midai
- Kecamatan Pulau Laut
- Kecamatan Pulau Panjang
- Kecamatan Pulau Seluan
- Kecamatan Pulau Tiga
- Kecamatan Pulau Tiga Barat
- Kecamatan Serasan
- Kecamatan Serasan Timur
- Kecamatan Suak Midai
- Kecamatan Subi

Pulau Natuna, bagian dari Kabupaten Natuna. (sumber: IDN Times)
Pulau Natuna, bagian dari Kabupaten Natuna. (sumber: IDN Times)

Kawasan Laut Natuna Utara adalah tempat terjadinya konflik antara Indonesia dengan Cina. Pasalnya, Cina mengklaim wilayah Laut Natuna Utara milik mereka, sedangkan Indonesia menegaskan bahwa ujung selatan Laut Cina Selatan adalah zona ekonomi eksklusif milik Republik Indonesia di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Pada tahun 2017, Indonesia menamai wilayah tersebut Laut Natuna Utara. Hingga kini konflik tersebut masih berlangsung.

** KOTA **

6. Kota Batam:
- Kecamatan Batam Kota
- Kecamatan Batu Aji
- Kecamatan Batu Ampar
- Kecamatan Belakang Padang
- Kecamatan Bengkong
- Kecamatan Bulang
- Kecamatan Galang
- Kecamatan Lubuk Baja
- Kecamatan Nongsa
- Kecamatan Sagulung
- Kecamatan Sei Beduk
- Kecamatan Sekupang

Kota Batam, salah satu kota terkaya di Indonesia. (sumber: KepriNews.co)
Kota Batam, salah satu kota terkaya di Indonesia. (sumber: KepriNews.co)

7. Kota Tanjungpinang:
- Kecamatan Bukit Bestari
- Kecamatan Tanjungpinang Barat
- Kecamatan Tanjungpinang Kota
- Kecamatan Tanjungpinang Timur

Pulau Penyengat, salah satu objek wisata religi di Kota Tanjungpinang, ibukota Kepulauan Riau. (sumber: Pemko Tanjungpinang)
Pulau Penyengat, salah satu objek wisata religi di Kota Tanjungpinang, ibukota Kepulauan Riau. (sumber: Pemko Tanjungpinang)

Dan itulah, tujuh kabupaten dan kota di Kepulauan Riau.

Now, usually this is the part where I talk about suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau. Dan di Kepri, ada tiga suku utama yang menghuni provinsi ini: suku Melayu, Bonai, dan Laut. Suku Melayu Kepulauan Riau tidak jauh beda dengan suku Melayu Riau, dan lebih dalam tentang suku Melayu Riau sudah kita bahas di episode Riau.

Suku Melayu Kepulauan Riau. (sumber: Batamnews.co.id)
Suku Melayu Kepulauan Riau. (sumber: Batamnews.co.id)

Tetapi mari kita bahas dua suku yang lain, yaitu suku Bonai dan suku Laut.

Suku Bonai adalah salah satu suku asli Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang hidup jauh dari peradaban manusia yang serba teknologi dan jarang tersentuh pembangunan. Mereka hidup di pedalaman hutan rimba. Dengan perkiraan jumlah kurang dari 5.000 jiwa, orang Bonai hidup dengan berburu, meramu hasil hutan, sedikit berladang, dan menangkap ikan di daerah aliran Batang Rokan dan anak-anak sungainya. Menganut sistem kekerabatan bilateral, masyarakat Bonai saat ini masih menganut kepercayaan animisme, namun sebagian sudah memeluk agama Islam.

Suku Bonai, salah satu suku asli Riau yang hidup jauh dari peradaban teknologi. (sumber: poskotasumatera.com)
Suku Bonai, salah satu suku asli Riau yang hidup jauh dari peradaban teknologi. (sumber: poskotasumatera.com)

Suku Laut menghuni Kepulauan Riau. Kebanyakan di antara mereka tinggal di rumah panggung di atas laut. Mereka adalah nelayan dan pelaut ulung, dan sumber penghidupan mereka bergantung kepada memancing ikan dan menjualnya ke pasar.

Suku Laut, pelaut dan nelayan ulung di Kepulauan Riau. (sumber: Lintaskepri)
Suku Laut, pelaut dan nelayan ulung di Kepulauan Riau. (sumber: Lintaskepri)

Rumah adat Kepulauan Riau adalah Rumah Belah Bubung. Berikut adalah gambar Rumah Belah Bubung yang saya gambar sendiri di Adobe Photoshop beserta deskripsinya.

Rumah Belah Bubung, rumah adat Kepulauan Riau. (sumber: Dokpri)
Rumah Belah Bubung, rumah adat Kepulauan Riau. (sumber: Dokpri)

Senjata tradisional dari Kepulauan Riau adalah keris tumbuk lada.

Senjata keris tumbuk lada. (sumber: Hobikoe)
Senjata keris tumbuk lada. (sumber: Hobikoe)

Secara seni budaya, kesenian tradisional Kepulauan Riau hampir tidak ada bedanya dengan Riau. Mereka masih memegang erat akar kebudayaan Melayu mereka lewat musik gambus, tari zapin, tari mak yong, dan lagu "Soleram". Namun yang ingin saya bagikan adalah satu tarian tradisional Kepulauan Riau, yaitu tari joget lambak. Tarian ini juga ditarikan di Riau, di daratan utama Sumatera.


Kesenian gurindam dua belas, salah satu syair Melayu lama yang masih lestari hingga sekarang, juga populer di kalangan suku Melayu Kepulauan Riau. Gurindam dua belas dikarang oleh penyair Raja Ali Haji dan memiliki dua belas pasal. Syair ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Adapun Raja Ali Haji, sosok di balik syair ini, adalah seorang sastrawan, pahlawan nasional, dan bangsawan dari Kesultanan Lingga yang kini menjadi wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Acara TV "Pustaka Anak Nusantara" yang tampil di tahun 2000-an awal mendokumentasikan tentang kesenian gurindam dua belas ini dengan sangat baik. Episode tentang gurindam dua belas ini menceritakan tentang Ihsan, seorang anak suku Melayu yang hidup di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.


Salah satu lagu daerah Kepulauan Riau yang terkenal adalah "Segantang lada". To be fair, saya baru tahu soal lagu ini ketika menulis tentang artikel ini.


Mengenai kuliner Kepulauan Riau, hampir tidak ada bedanya juga dengan kuliner khas Riau, tetapi mungkin mereka makan lebih banyak ikan karena hidup melaut dan menangkap ikan, jadi ikan dan hasil budidaya laut lainnya menjadi sumber protein yang bagus untuk masyarakat Kepri. Namun ada dua makanan khas Kepri yang lezat: gonggong dan mie lendir. Saya juga baru mengetahui tentang dua makanan ini sekarang.

Gonggong (Laevistrombus canarium) adalah sejenis siput laut yang dimasak menjadi salah satu kuliner favorit di Kota Batam. Biasa dimasak rebus, dalam setiap 100 gram gonggong rebus terkandung 47,48% protein (elok untuk anak dalam masa pertumbuhan) dan 24,95% kolesterol.

Gonggong, hewan moluska kegemaran rakyat Kota Batam. (sumber: IDN Times)
Gonggong, hewan moluska kegemaran rakyat Kota Batam. (sumber: IDN Times)

Mie lendir adalah olahan mie khas Kota Tanjungpinang. Ciri khasnya terletak pada kuahnya yang kental berwarna cokelat, karena dicampurkan beberapa bahan seperti kacang tanah dan ubi jalar. Mie lendir ini rasanya sangat gurih. Biasanya makanan ini dijajakan di warung-warung makanan di pinggiran jalan Kota Tanjungpinang.

Mie lendir, olahan mie khas Kota Tanjungpinang. (sumber: IDN Times)
Mie lendir, olahan mie khas Kota Tanjungpinang. (sumber: IDN Times)

Menyantap kedua makanan tersebut akan lebih lezat jika ditemani dengan salah satu cerita rakyat Kepulauan Riau. Judulnya "Putri Pandan Berduri", folklore suku Laut.

Alkisah, di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, suku Laut dipimpin oleh seseorang bernama Batin Lagoi, seorang yang sangat santun dan memimpin dengan adil. Tutur katanya yang lemah lembut membuat Batin Lagoi disegani dan dicintai oleh orang-orang Laut.

Suatu hari, ketika Batin Lagoi sedang menyusuri pantai yang ditumbuhi semak pandan, dia mendengar sayup-sayup tangisan seorang bayi. Lambat laun, suara tangisan bayi tersebut terdengar semakin jelas dan keras. Ketika dia menyibak semak, Batin Lagoi terkejut melihat seorang bayi perempuan. Karena tidak mengetahui siapa yang meletakkan bayi itu di atas dedaunan, Batin Lagoi memutuskan merawat bayi itu seperti anaknya sendiri. Diberinya nama Putri Pandan Berduri karena memang ditemukan di antara semak pandan berduri.

Bertahun-tahun pun berlalu, dan Putri Pandan Berduri tumbuh menjadi wanita muda yang cantik jelita. Tutur katanya yang lemah lembut, sikapnya yang sopan, anggun, dan santun, serta parasnya yang menawan membuat masyarakat suku Laut sangat mencintainya. Banyak pemuda yang terpikat pada kecantikan Putri Pandan Berduri, salah satunya adalah pedagang bernama Jenang Perkasa.

Jenang Perkasa yang merupakan pendatang dari Pulau Galang cepat menyesuaikan diri. Sikapnya yang sopan dan gaya bahasanya yang halus membuatnya dikagumi setiap orang. Cerita tentangnya sampai ke tangan Batin Lagoi. Jenang Perkasa pun segera menyetujui tawaran Batin Lagoi untuk dinikahkan dengan Putri Pandan Berduri.

Akhirnya, Putri Pandan Berduri dan Jenang Perkasa menikah. Jenang Perkasa pun menjadi pemimpin Pulau Bintan. Mereka dikaruniai tiga anak lelaki yang diberi nama dengan adat kesukuan. Mereka adalah Batin Mantang, Batin Mapoi, dan Kelong. Ketika dewasa, mereka menjadi kepala suku di Pulau Bintan; Batin Mantang menjadi kepala suku di utara, Batin Mapoi di barat, dan Kelong di timur. Adapun adat suku Laut tetap menjadi pedoman bagi mereka, bahkan setelah mereka tiada.

Sebagai epilog, kita akan mengungkap siapa anggota asal Kepulauan Riau yang menjadi bagian dari subdivisi Sumatera di divisi Indonesia skuad perlindungan Bluebell City milik Walikota Joost Klein, yang mana tugasnya adalah mendampingi Jiyoon dan Isa saat Weeekly berada dalam misi penting di tengah-tengah fieldtrip mereka di region Baruna, di "A Musical Revolution 3" tahun depan. Dia adalah Tiara Wijaya, gadis usia 17 tahun asal Batam. Saat Tiara pertama kali memperkenalkan dirinya kepada para anggota Weeekly, mereka benar-benar jatuh cinta dengan keindahan rambut hitam panjangnya. Sebagai masyarakat Kepulauan Riau yang beradaptasi dengan kehidupan pulau, Tiara pandai berenang.

Stay tuned! Besok kita akan melanjutkan serial ini dengan membahas tentang Provinsi Jambi.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun