Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Jakartamu! Episode 15: The Most Brilliant Batavians

21 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohammad Husni Thamrin, salah satu pahlawan nasional Indonesia. (sumber: Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia)

Bismillahirrahmanirrahim.

Mohon maaf karena kemarin saya istirahat terlebih dahulu dalam menulis serial Kenali Jakartamu sebagai serangkaian postingan untuk merayakan ulang tahun Kota Jakarta yang ke-497. Namun Insya Allah, saya akan melanjutkan serial ini dengan episode penultimate, yaitu the most brilliant Batavians - tokoh-tokoh Betawi yang paling hebat. Jakarta adalah rumah bagi suku Betawi.

Stereotipenya yaitu jarang sekali orang Betawi yang sukses, baik itu di bidang sosbud maupun kesenian. Padahal kenyataannya, tidak sedikit orang Betawi yang sukses. Kita akan membahas 10 di antara tokoh Betawi yang hebat, di berbagai bidang, dari bidang politik, sosbud, ekonomi, seni, dan dari berbagai kurun waktu, dari zaman Indonesia belum merdeka hingga sekarang era kontemporer.

Detailnya:
Nomor 1-5: tokoh-tokoh Betawi terdahulu
Nomor 6-10: tokoh-tokoh Betawi kontemporer, dari tahun 2000-an hingga sekarang

So, without further ado, mari kita gaskeun.

1. Mohammad Husni Thamrin

Yang ini adalah salah satu tokoh Betawi yang namanya diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Jakarta Pusat. Mohammad Husni Thamrin (16 Februari 1894 - 11 Januari 1941) adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.

Sebagai pahlawan nasional, Thamrin berkontribusi banyak dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.

1. Aktivisme politik: Thamrin aktif terlibat dalam gerakan nasionalis Indonesia, menganjurkan kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan kolonial Belanda. Beliau memainkan peran penting dalam mengorganisasi dan memimpin berbagai organisasi politik dan demonstrasi di Jakarta.
2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI): Thamrin adalah salah satu pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI), yang merupakan partai politik nasionalis terkemuka pada tahun 1920-an. PNI memainkan peran penting dalam memobilisasi dukungan masyarakat terhadap kemerdekaan Indonesia.
3. Kepemimpinan di Jakarta: Sebagai penduduk asli Jakarta, Thamrin adalah tokoh yang dihormati dan berpengaruh dalam lanskap politik kota. Beliau menggunakan posisinya untuk menggalang dukungan bagi gerakan kemerdekaan dan mengadvokasi hak dan kepentingan masyarakat Jakarta.
4. Negosiasi dengan kaum Belanda: Thamrin terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah kolonial Belanda, berupaya mendapatkan lebih banyak otonomi dan hak bagi rakyat Indonesia. Upaya diplomasinya berperan penting dalam memajukan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
5. Advokasi untuk pendidikan dan kesejahteraan sosial: Thamrin adalah pendukung kuat peningkatan akses terhadap pendidikan dan mendorong inisiatif kesejahteraan sosial, khususnya di Jakarta. Beliau menilai upaya tersebut sangat penting untuk memberdayakan masyarakat Indonesia dan membina persatuan bangsa.

Kontribusi Thamrin terhadap kemerdekaan Indonesia dan kemajuan bangsa Indonesia menjadikan beliau salah satu tokoh Betawi yang sukses. Beliau meninggal pada 11 Januari 1941 dalam status tahanan rumah. Jenazah beliau dikebumikan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Atas jasa-jasa Thamrin, pemerintah Republik Indonesia mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, Rp2.000,00. Nama beliau juga diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Jakarta Pusat, dan juga salah satu mal di sana pula, yakni Thamrin City.

2. Firman Muntaco

Firman Muntaco, salah satu raksasa sastra Betawi yang hebat. (sumber: Komunitas Bambu)
Firman Muntaco, salah satu raksasa sastra Betawi yang hebat. (sumber: Komunitas Bambu)

Bagi Anda penikmat sastra, pasti tidak asing dengan Firman Muntaco. Beliau adalah salah satu raksasa sastra Betawi yang lahir di Jakarta, 5 Mei 1933. Semasa hidupnya, Firman telah menerbitkan lebih dari 5.000 cerita pendek.

Sebagai media ekspresinya, Firman menulis dalam dialek Betawi. Beliau meyakini dialek Betawi memiliki keunggulan dan kekuatan untuk menyampaikan ide-ide sastra. Terwarnainya karya-karya Firman dengan dialek Betawi dapat dilihat dari adanya kata-kata yang tidak lazim ditemukan dalam dunia kesusasteraan Indonesia pada era 1660-an, seperti bisa, sembari, nongol, dong, deh, sih, dsb.

Beberapa cerpen karya Firman dimuat dalam kumcer "Gambang Djakarte" yang diterbitkan dalam dua jilid pada tahun 1960-an. Mungkin kakek-nenek kita dulu besar dengan cerpen-cerpen karya beliau, bahkan kita yang tumbuh dewasa di zaman sekarang masih menikmati cerpen-cerpen karya seorang Firman Muntaco. Beliau meninggal pada 10 Januari 1993. Perginya beliau, tiada gantinya. Kontribusi Firman terhadap dunia sastra Indonesia membuat beliau akan terus diingat sebagai sastrawan nasional. Firman Muntaco adalah sastrawan legendaris.

3. Ismail Marzuki

Ismail Marzuki, seorang komponis besar Indonesia yang jenius. (sumber: Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia)
Ismail Marzuki, seorang komponis besar Indonesia yang jenius. (sumber: Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia)
Mungkin di antara Anda lebih mengenal komponis-komponis seperti Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven, Johann Sebastian Bach, Antonio Vivaldi, Gioacchino Rossini, dan Richard Wagner. Padahal, Indonesia juga punya komponis besar, dan salah satu yang paling terkenal adalah Ismail Marzuki. Beliau lahir pada 11 Mei 1914 di Jakarta, dari sebuah keluarga Betawi. Beliau dilahirkan di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Karir Ismail di bidang musik bermula pada usia 17 tahun, ketika beliau mengarang lagu bertajuk "O Sarinah" pada tahun 1931. Darah seni mengalir deras di tubuhnya; Ismail muda mahir memainkan alat-alat musik seperti gitar, saksofon, dan harmonium pompa.

Semasa hidupnya, Ismail telah mengarang berbagai macam lagu, seperti "Panon hideung", "Gugur bunga", "Rayuan pulau kelapa", "Hari Lebaran", "Halo-halo Bandung", dan "Indonesia pusaka". Kisahnya berakhir pada 25 Mei 1958 di kediamannya di Tanah Abang karena penyakit paru-paru.

Kontribusi Ismail Marzuki di dunia musik Indonesia membuat beliau diabadikan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama salah satu tempat wisata terbaik di Cikini, Jakarta Pusat, yaitu Taman Ismail Marzuki dan Planetarium Jakarta.

4. Benyamin Sueb

Benyamin Sueb, seniman legendaris Betawi yang selalu dikenang. (sumber: CNN Indonesia)
Benyamin Sueb, seniman legendaris Betawi yang selalu dikenang. (sumber: CNN Indonesia)

Bagi generasi orang Jakarta, ungkapan "muke lu jauh" dan "kingkong lu lawan" mungkin sudah tidak asing lagi di kedua telinga mereka. Yap, kita patut berterimakasih kepada Benyamin Sueb karena mempopulerkan kata-kata tersebut. Beliau adalah aktor, pelawak, sutradara, penyanyi, dan musisi Betawi yang sangat legendaris. Jika Malaysia mengenal Tan Sri P. Ramlee, Indonesia mengenal Benyamin Sueb.

Benyamin lahir pada 5 Maret 1939 di Kemayoran, Batavia (Jakarta sekarang). Beliau besar bersama tujuh orang kakak setelah ayahnya meninggal pada saat Benyamin berusia 2 tahun. Kiprahnya di dunia seni bermula saat Benyamin kecil membuat Orkes Kaleng bersama ketujuh kakaknya.

Bagi kita yang besar di tahun 90-an, pasti akan senang mendengar fakta bahwa Benyamin pernah bermain di sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" sebagai Babe Sabeni, ayah si Doel, yang bekerja sebagai pengemudi oplet. Meskipun kedua orangtuanya hidup sederhana, Doel sukses kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta bergengsi, jurusan teknik mesin. Dari tahun 1970 hingga akhir hayatnya pada 5 September 1995, Benyamin sudah bermain di berbagai film layar lebar Indonesia, seperti "Si Doel Anak Betawi", "Buaye Gile", "Samson Betawi", "Lima Sahabat", dan "Sama Gilanya".

Benyamin juga sukses sebagai seorang penyanyi. Lagu-lagu ciptaan beliau yang paling terkenal adalah "Bul bul efendi", "Cintaku berat di ongkos", "Hujan gerimis aje", dan "Biang kerok".

Sepeninggal Benyamin, namanya diabadikan sebagai nama salah satu jalan utama di Jakarta yang membentang dari pintu keluar Jalan Tol Pelabuhan, Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, hingga persimpangan Jalan Kemayoran Gempol, Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Dan ada salah satu stasiun radio swasta di Jakarta yang dinamai berdasarkan beliau, yaitu Bens Radio. Bens Radio didirikan dengan tujuan memperkenalkan budaya Betawi. Ibaratnya radio-radio di Bandung yang dalam setiap siarannya menggunakan bahasa Sunda, seperti Radio Cakra dan Cosmo Radio.

5. Ellya Khadam

Ellya Khadam, legenda dangdut Indonesia yang terkenal sebagai sang
Ellya Khadam, legenda dangdut Indonesia yang terkenal sebagai sang "Boneka dari India". (sumber: Indonesian Film Center)

Ellya Khadam adalah seorang legenda dangdut Indonesia asal Jakarta yang dikenal sebagai pelopor musik dangdut di Indonesia. Bisa dibilang musik dangdut lahir di tangan Bu Ellya. Bernama lahir Siti Alya Husnah pada 23 Oktober 1928, beliau dikenal karena lagu "Boneka dari India".


Saya tidak terlalu tahu soal Bu Ellya sebelum saya menulis postingan ini, namun yang saya tahu adalah beliau meninggal pada 2 November 2009 karena penyakit diabetes. Untuk mengenangnya, stasiun TV TPI (MNCTV sekarang) menggelar sebuah acara tribute untuk mengenang sang maestra. Beliaulah yang berhasil melahirkan sebuah genre musik yang unik, yang hanya ada di Indonesia, walaupun tidak semua orang menyukainya.

That covers it for the oldies, now for the newer ones.

6. Alya Rohali

Alya Rohali pertama dikenal sebagai perwakilan Indonesia di Miss Universe 1996. (sumber: Arsip Festival Film Indonesia)
Alya Rohali pertama dikenal sebagai perwakilan Indonesia di Miss Universe 1996. (sumber: Arsip Festival Film Indonesia)

Tokoh Betawi kontemporer yang akan kita bahas pertama kali adalah Alya Rohali. Tidak salah, kok, saya memanggil beliau dengan sebutan "Kakak" walaupun kini usianya telah menginjak 48 tahun, sedangkan saya 24 tahun (jalan 25 tahun). Kak Alya lahir pada 1 Desember 1976 di Jakarta. Beliau adalah seorang aktris, presenter, model, ratu kecantikan, dan notaris Indonesia keturunan Betawi.

Kak Alya memulai karirnya sebagai None Jakarta Barat pada tahun 1994, di mana beliau meraih gelar juara harapan satu. Dua tahun kemudian beliau berhasil meraih gelar Puteri Indonesia 1996, yang walhasil artinya beliau mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 1996 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Miss Universe 1996 merupakan edisi terakhir Miss Universe yang dikelola oleh ITT Corp, dan merupakan kali keempat di mana kontes tersebut dijuarai oleh orang Venezuela. Venezuela di Miss Universe, sebagaimana jamak diketahui, seperti Swedia di Eurovision Song Contest; sering menang kontes dan selalu haus akan piala berikutnya. Jumlah kemenangan Venezuela di Miss Universe dan Swedia di Eurovision Song Contest, yaitu sebanyak tujuh kali kemenangan.

Kak Alya memiliki seorang keponakan perempuan, yaitu penyanyi pop Alika Islamadina, yang pernah mengadu nasib di AFI Junior musim pertama. Dua tahun setelah AFI Junior selesai, Kak Alya menjejal dunia tarik suara sebagai produser untuk album debut eponim Alika. Beliau juga memiliki seorang anak perempuan yang cantik bin cerdas, yaitu Namira Adjani. Bisa dibilang bahwa kecerdasan seorang Adjani diturunkan dari mamanya; dia berhasil diterima kuliah S2 di kampus sebuah universitas top di Inggris. Sebelumnya Adjani menamatkan kuliah S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kak Alya juga diketahui merupakan lulusan ilmu hukum dan juga bekerja sebagai seorang notaris.

7. Umay Shahab

Umay Shahab, bekas aktor dan penyanyi cilik yang kini menjadi sutradara dan punya production house sendiri. (sumber: InsertLive)
Umay Shahab, bekas aktor dan penyanyi cilik yang kini menjadi sutradara dan punya production house sendiri. (sumber: InsertLive)

Kecil-kecil menggemaskan, besar-besar membanggakan. Itulah ungkapan yang cocok untuk seorang Muhammad Arfiza Shahab alias Umay Shahab. Lahir pada 16 Februari 2001 di Jakarta, Umay berketurunan Arab dan Betawi. Ketika Umay masih kecil, dia dikenal setelah membintangi sinetron "Eneng dan Kaos Kaki Ajaib" sebagai Bobby. Seakan belum cukup, dia membintangi film "The Tarix Jabrix 2" pada tahun 2009 ketika berusia 8 tahun, dan setahun kemudian membintangi sinetron "Akademi Anak Super" di TPI.

Seakan belum puas dengan pencapaiannya di bidang film, pada 15 Oktober 2019, Umay mendirikan sebuah production house bernama Sinemaku Pictures bersama aktris Prilly Latuconsina. Film pertama yang disutradarainya berjudul "Kukira Kau Rumah" pada tahun 2022, disusul dengan "Ketika Berhenti di Sini" pada tahun 2023. Saya menonton film tersebut dan membahasnya ketika masih membahas di akun lama.

Selain akting, Umay juga pandai menyanyi dan sudah merilis dua album cilik. Bahkan setelah tumbuh dewasa pun, dia masih menyanyi. Baru-baru ini bersama Natania Karin, Umay merilis lagu "Perayaan mati rasa" yang diambil dari OST film berjudul sama, yang diproduksi oleh rumah produksi diriannya, Sinemaku Pictures.

8. Bunga Jelitha Ibrani

Bunga Jelitha Ibrani mengharumkan nama Indonesia di Miss Universe 2017. (sumber: Fimela)
Bunga Jelitha Ibrani mengharumkan nama Indonesia di Miss Universe 2017. (sumber: Fimela)
Satu lagi putri Betawi yang mengharumkan nama Indonesia di ajang Miss Universe. Adalah Bunga Jelitha Ibrani, wanita kelahiran Jakarta, 6 September 1991 yang cantik dan anggun. Setelah memenangkan Puteri Indonesia 2017, Kak Bunga mendapatkan kesempatan untuk menerbangkan Sang Saka Merah Putih di ajang Miss Universe 2017 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Sayangnya dia gagal menjejal babak 16 besar.

Pada 21 Maret 2020, Kak Bunga secara resmi dipinang oleh pesepakbola Syamsir Alam, yang pernah bermain di tim Pelita Bandung Raya dan Persiba Balikpapan. Mereka dikaruniai satu anak perempuan, Akleema Regalo Zulaikha, pada 6 Januari 2021.

Di ajang national costume show, Kak Bunga mengenakan kostum bertemakan orangutan sebagai advokasi pelestarian orangutan, hewan primata asli Indonesia yang terancam punah karena tangan-tangan jahil manusia. Orangutan memang bukan hewan nasional Indonesia, namun kepintarannya setara manusia dan dapat hidup lama pula.

9. Azizi Asadel

Azizi Asadel, atau yang dikenal dengan nama Zee JKT48, adalah seorang aktris dan penyanyi muda Indonesia yang sukses. (sumber: Grid.ID)
Azizi Asadel, atau yang dikenal dengan nama Zee JKT48, adalah seorang aktris dan penyanyi muda Indonesia yang sukses. (sumber: Grid.ID)

Wota bersukalah! Karena salah satu personil JKT48 ini adalah satu lagi putri Betawi yang sukses di bidang kesenian. Adalah Azizi Asadel, yang dikenal dengan nama Zee JKT48, seorang wanita muda kelahiran 16 Mei 2004 yang sukses sebagai penyanyi dan aktris.

Baru saja tanggal 8 April 2024 kemarin, Zee mengumumkan akan lulus dari JKT48 karena akan fokus sebagai aktris. Sebelum mengumumkan hal tersebut, Zee telah bermain di film "Ancika: Dia yang Bersamaku 1995" sebagai the titular character, Ancika Mehrunisa Rabu, seorang cewek judes, pacar baru Dilan yang usianya jauh sekali di bawahnya. Ketika Dilan dan Ancika berpacaran, Dilan masih kuliah, sedangkan Ancika masih kelas 3 SMA. Di film ini, Iqbaal Ramadhan tidak lagi memerankan Dilan dan justru digantikan oleh Arbani Yasiz, aktor yang usianya 10 tahun lebih tua dari Zee.

10. Wali

Wali, my all-time favorite Indonesian Malay pop band. (sumber: IDN Times)
Wali, my all-time favorite Indonesian Malay pop band. (sumber: IDN Times)

Dan kita tutup postingan ini dengan membahas band pop Melayu favorit saya sepanjang masa, yaitu Wali. Jangan salah! Meskipun mengusung genre pop Melayu, band yang bermarkas di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten ini terdiri atas empat putra Betawi: Faank, Apoy, Ovie, dan Tomi. Hits-hits mereka pasti sudah sering kita dengar, seperti "Dik", "Egokah aku", "Cari jodoh", "Baik-baik sayang", "Yank", "Puaskah", "Mari sholawat", "Tomat (Tobat maksiat)", "Aku bukan Bang Toyib", "Doaku untukmu sayang", dll.

Wali memang sudah lama berkarya, dari tahun 1999 (tahun kelahiran saya). Keempat anggota merupakan lulusan pesantren dan sebagian merupakan alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka tidak heran jika beberapa lagu wali memiliki tema religi. Namun kali pertama saya jatuh cinta pada band ini adalah ketika mendengarkan lagu-lagu mereka saat melakukan fieldtrip ke TMII bersama teman-teman sekolah saat SMP. Lagu-lagu mereka diputar berulang-ulang, dan sejak saat itu, saya benar-benar jatuh cinta dengan Wali.

Bahkan jauh sebelum ini, saat SD saya pernah pergi bersama teman-teman ke Taman Wisata Mekarsari di Bogor, Jawa Barat, dan saat itu diputarkan lagu-lagu ST12. Saya memang pecinta lagu-lagu yang beraliran pop Melayu, dan jauh sebelum mendengarkan K-pop saya sudah terlebih dahulu mendengarkan pop Melayu. Mungkin Wali dan woo!ah harus berkolaborasi? Probably.

Dan itu dia, 10 tokoh Betawi yang hebat, di era terdahulu dan kontemporer.
Kontribusi mereka akan selalu dikenang sebagai orang yang mengubah Jakarta menjadi kota yang lebih baik.

Stay tuned! Di episode terakhir, saya akan menulis sebuah postingan spesial untuk Jakarta.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun