Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, hari ini kita sudah memasuki bulan suci Ramadan 1445 H. Selama sebulan, kita melatih diri untuk menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu. Puasa mengajarkan kita untuk merenungkan betapa susahnya teman-teman kita yang tidak bisa makan dan minum dengan enak, karena mereka sulit secara ekonomi dan therefore hanya bisa berbuka dengan garam atau lauk yang sudah basi, karena sudah tidak ada makanan lagi. Maka bersyukurlah kita yang hidup serba berkecukupan namun tetap rendah hati.
Seperti yang saya pernah katakan di salah satu postingan terdahulu, konten spesial Ramadan tahun ini akan berbeda. Selama menunggu waktu iftar atau berbuka puasa, kita melakukan kegiatan ringan. Istilahnya ngabuburit.Â
Ngabuburit adalah kegiatan menunggu azan Magrib menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadan. Salah satu kegiatan ngabuburit yang paling sering dilakukan adalah bermain video game. Karena saya dari kecil suka bermain video game, maka ini adalah konten yang sempurna untuk tahun ini kita bahas.
Kibor kita di tangan kiri, mouse di tangan kanan. Berjam-jam kita tak berdiri, mengatur serangan. Shortcut keys kita hafal mati, teknik main aman. Tiap hari kita berlatih menghadapi rintangan. Tahu-tahu... beduk Magrib bertalu-talu, menandakan waktunya kita berbuka puasa.
Namun kita harus terlebih dahulu mengetahui sejarah video game. Pada tahun 2010, seorang pengguna YouTube asal Amerika Serikat bernama AtomWinston menjelaskan sejarah singkat video game dalam bentuk lagu rap. Ini dia videonya:
Video game sudah lama adanya. Komputer digital elektronik pertama, Colossus dan ENIAC, dibangun selama Perang Dunia II untuk membantu upaya perang Sekutu.Â
Setelah perang selesai, pengumuman arsitektur program tersimpan di Universitas Manchester (Manchester Mark 1), Universitas Cambridge (EDSAC), Universitas Pennsylvania (EDVAC), dan Universitas Princeton (mesin IAS) memungkinkan komputer untuk diprogram ulang dengan mudah untuk melakukan pelbagai tugas.Â
Sebagai imbalannya, hal ini mendorong adopsi komputer oleh universitas, organisasi pemerintah, dan perusahaan besar seiring berjalannya dekade. Di sinilah video game pertama lahir.
Pada awal tahun 1950, ilmuwan komputer menggunakan mesin-mesin elektronik untuk membangun sistem permainan yang relatif sederhana, seperti Bertie the Brain pada tahun 1950 untuk bermain tic-tac-toe, atau Nimrod pada tahun 1951 untuk bermain Nim. Sistem-sistem ini menggunakan tampilan lampu elektronik dan digunakan sebagai sistem demonstrasi pada pameran besar untuk memamerkan kekuatan komputer pada saat itu.
Pada tahun 1958, seorang ahli fisika Amerika Serikat bernama William Higinbotham menciptakan sebuah game bertajuk Tennis for Two untuk sebuah pameran tiga hari di Laboratorium Nasional Brookhaven, Upton, Long Island, New York, menggunakan sebuah komputer analog dan osiloskop untuk tampilan.
Pada tahun 1962, seorang ilmuwan komputer Amerika Serikat bernama Steve Russell menciptakan game bertajuk Spacewar di komputer PDP-1 di Massachusetts Institute of Technology. Spacewar menjadi video game digital pertama di dunia.
Pada tahun 1960-an, sejumlah game komputer diciptakan untuk sistem mainframe dan komputer mini, namun gagal mencapai penyebaran yang luas karena beberapa faktor seperti: kelangkaan sumber daya komputer, kurangnya pemrogram terlatih yang tertarik untuk membuat produk hiburan, dan kesulitan dalam memindahkan program antarkomputer di wilayah geografis yang berbeda.
Namun semuanya berubah pada tahun 1970-an, ketika bahasa pemrograman BASIC dan C mulai diadopsi secara luas, yang lebih mudah diakses daripada bahasa-bahasa pemrograman terdahulu seperti FORTRAN dan COBOL, yang membuka penciptaan game komputer kepada basis pengguna yang lebih besar.
Saat itulah muncul sebuah gebrakan baru: pada tahun 1966, ketika sedang bekerja di Sanders Associates, Ralph Baer muncul dengan sebuah ide untuk merakit sebuah perangkat hiburan yang dapat dipasangkan ke monitor televisi. Setelah mempresentasikan idenya kepada atasannya di Sanders dan mendapatkan persetujuan dari mereka, Baer, bersama dengan William Harrison dan William Rusch, menyempurnakan konsep beliau menjadi prototipe "Brown Box" dari konsol video game rumahan yang dapat memainkan permainan tenis meja sederhana.
Mereka bertiga mematenkan teknologi tersebut, dan Sanders, yang tidak berada di bisnis komersialisasi, menjual lisensi hak paten kepada Magnavox untuk komersialisasi. Maka, lahirlah Magnavox Odyssey, konsol video game pertama di dunia, pada tahun 1972.
Di tahun yang sama, 1972, Nolan Bushnell dan Ted Dabney mendirikan Atari. Salah satu game yang paling disukai adalah Pong, game semacam tenis meja seperti Table Tennis di Magnavox Odyssey.
Budaya game arcade menjamur di Jepang pada tahun karena kemitraan antara perusahaan Amerika dan Jepang yang membuat perusahaan Jepang tetap mengikuti perkembangan teknologi di Amerika Serikat. Pada tahun 1975, Taito merilis Gun Fight, video game arcade pertama yang menggunakan mikroprosesor alih-alih komponen TLL diskrit.
Tomohiro Nishikado, desainer Taito, yang sebelumnya telah mengembangkan Gun Fight, terinspirasi oleh game Breakout di Atari untuk mengembangkan Space Invaders pada tahun 1978. Di game ini kita menyerang alien dengan meriam laser sambil berhati-hati agar tidak kehilangan nyawa.
Sejak kemunculannya pada tahun 1978, Space Invaders menjadi video game paling laris di dunia. Kesuksesan Space Invaders memicu lahirnya beberapa video game shoot-'em-up lain dari kurun waktu 1979-1981, seperti Asteroids, Galaxian, Defender, Missile Command, Tempest, dan Galaga.
Pada tahun 1980, seseorang bernama Pak Tohru Iwatani membuat gebrakan baru dengan menciptakan Pac-Man, si bulat kuning yang dikejar hantu warna-warni dan makan pelet. Pac-Man kini menjadi maskot Namco.
Di game Pac-Man World 3, yang bertepatan dengan hari jadi ke-25 Pac-Man, Pak Iwatani menceritakan bagaimana beliau menciptakan Pac-Man. Beliau terinspirasi dari sepotong pizza ketika menciptakan Pac-Man. Berikut videonya:
Kesuksesan Pac-Man dan sekuelnya yaitu Miss Pac-Man memicu kelahiran video game serupa, yaitu Donkey Kong, Q*bert, dan Dig Dug.
Hikmah dari postingan ini:
Dulu, video game arcade atau yang biasa dikenal dengan sebutan dingdong hanya bisa dimainkan oleh orang-orang kaya, sebelum ada konsol rumahan keluaran Nintendo, Sega, dan bahkan Sony PlayStation. Maka bersyukurlah kita yang sekarang bisa bermain game kapan saja, karena ada game gratis di ponsel atau platform Steam untuk game komputer yang orisinil tanpa khawatir membeli game bajakan.
Seperti bulan Ramadan yang mengajarkan kita bersyukur masih bisa berbuka puasa dengan enak dan layak, dengan makanan yang bergizi seimbang, empat sehat lima sempurna. Rerata orang yang sulit secara ekonomi kekurangan gizi karena tidak bisa makan dengan layak.
Di episode #MAGANG berikutnya kita akan membahas serial Mario.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H