Bismillahirrahmanirrahim.
Postingan kali ini agak random sedikit, namun bukan tentang K-pop. Ketika saya masih SD, sedang zamannya ponsel BlackBerry. Pada zamannya BlackBerry, ada aplikasi untuk saling bertukar pesan, yaitu BlackBerry Messenger. Banyak orang yang suka bertukar pesan di BBM, meminta pin BB, atau bahkan sekedar bertukar lelucon.
Nah, ketika saya SD, saya pernah membeli buku berjudul "Kumpulan Humor BBM". Salah satu humor yang tertulis di buku tersebut adalah "Profil Anak Remaja Tahun 80-an". Sebagai anak yang dibesarkan oleh orangtua yang besar di tahun 80-an, saya ingin mengajak Anda yang memiliki orangtua yang besar di tahun 80-an pula walk down memory lane. Seperti apa kehidupan anak remaja tahun 80-an?
Saya juga akan menjelaskan penjelasan dari poin-poinnya.
1. Waktu SD kena perpanjangan tahun akademik 1978-1979
Ini menjadi salah satu alasan mengapa sekolah di Indonesia dimulai pada bulan Juli. Saat itu, tahun ajaran 1978 seharusnya berakhir pada Desember 1978, namun diundur hingga Juni 1979. Sebelum itu, tahun ajaran baru di Indonesia selalu dimulai setiap bulan Januari.
Perpanjangan tahun akademik ini karena kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Daoed Joesoef. Beliau membuat kebijakan baru, salah satunya terkait tahun ajaran baru yang awalnya bulan Januari harus diundur ke Juli. Tahun ajaran 1978-1979 pun tercatat sebagai tahun ajaran terpanjang dalam sejarah pendidikan Indonesia, yaitu 1,5 tahun.
Dan bukan tanpa alasanlah Pak Daoed Joesoef membuat kebijakan perpanjangan tahun akademik. Tahun ajaran dipindah dari Januari ke Juli agar bisa menyesuaikan jadwal rencana anggaran pendidikan dan juga menyesuaikan dengan tahun ajaran luar negeri.
2. Pernah punya buku teks dengan tulisan "Sesuai Kurikulum 1975"
Saat ini, sekolah-sekolah di Indonesia mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Namun, orangtua kita yang besar di tahun 80-an belajar di bawah Kurikulum 1975. Kurikulum 1975 disusun sebagai upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah pemerintahan masa Orde Baru dengan program Pelita dan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Kurikulum 1975 menggantikan Kurikulum 1968. Mapel yang diajarkan pada Kurikulum 1975 adalah pendidikan agama, pendidikan moral dan Pancasila (PMP), bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan sosial (IPS), matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), olahraga dan kesehatan, kesenian, dan keterampilan khusus.
3. Banyak mobil yang bannya diceper lalu ditempeli stiker dengan tulisan "Turbo" atau "Mugen Power"
Dalam bahasa otomotif, ban ceper sering disebut dengan istilah low-profile tire, artinya dipasang pada roda yang berdiameter lebih besar. Ban ceper dinilai lebih terlihat menarik daripada ban standar. Dengan diameter roda kemudi yang lebih kecil, ban akan berputar lebih cepat dibandingkan ban standar sehingga spidometer menunjukkan jarak tempuh yang lebih tinggi daripada yang ditempuh.
Stiker Turbo atau Mugen Power ditempel ke ban hanya agar terlihat keren.
4. Mengenakan sepatu bermerek ATT, Lotto, atau Panther
Sepatu bermerek di atas pada masanya merupakan sepatu populer, dan hanya bisa dibeli oleh anak-anak sultan.
5. Pernah ikut pembagian susu cokelat di sekolah, dan harganya gratis
Ovaltine dan Milo merupakan dua merek susu cokelat paling digemari di Indonesia dan Asia, dan mungkin orang tua Anda pernah ikut pembagian kedua merek susu di atas. Kedua merek susu cokelat ini sudah lama adanya; Ovaltine lahir di Swiss pada tahun 1904 sedangkan Milo lahir di Australia pada tahun 1934.
6. Saluran TV hanya TVRI
Sebelum tahun 1989, Indonesia hanya punya satu saluran TV, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah menjadi lembaga penyiaran televisi nasional kita sejak 1962. Baru pada tanggal 24 Agustus 1989, stasiun televisi swasta pertama Indonesia yaitu RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), perdana mengudara.
Seiring berjalannya waktu, stasiun TV swasta baru mulai bermunculan; SCTV dan TPI (sekarang MNCTV) pada tahun 1990, ANTV pada tahun 1993, Indosiar pada tahun 1995, Metro TV pada tahun 2000, TV7 (sekarang Trans7) dan Trans TV pada tahun 2001, Lativi (sekarang tvOne) pada tahun 2002, Kompas TV pada tahun 2011, dan NET pada tahun 2013.
7. Memakai tas sekolah buatan Jayagiri atau Alpina
Seperti sepatu bermerek ATT, Lotto, dan Panther, tas buatan Jayagiri dan Alpina merupakan tas populer pada masanya. Bahannya yang dari parasut membuatnya nyaman dipakai.
8. Setiap hari Minggu, menonton drama "Little House on the Prairie"
Drama Amerika Serikat yang tayang dari tahun 1974-1983 ini merupakan adaptasi dari novel anak karya Laura Ingalls Wilder. Bahkan replikanya dapat dikunjungi di kota Independence, negara bagian Kansas, Amerika Serikat.
9. Menggemari drama "Losmen" dan "Rumah Masa Depan"
Kedua drama ini tayang di TVRI pada tahun 80-an. Drama "Losmen" bercerita tentang keluarga Bu Broto yang memiliki usaha losmen atau penginapan. Drama ini dibintangi oleh Mieke Widjaja, Mathias Muchus, Ida Leman, Dewi Yull, dan Dwi Yan. Nuansa Jawa sangat kental di sinetron ini, mulai dari musik gamelan, penggunaan bahasa Jawa, serta pakaian dan latar losmen khas Jawa.
10. Menyewa film "Ikkyu-san" di rental video dari volume 1-5, namun setelah itu kecewa karena volume selanjutnya tidak diproduksi lagi
"Ikkyu-san" adalah anime yang tayang dari tahun 1975-1982. Ceritanya tentang Ikkyu-san, seorang biara Buddha yang meninggalkan istana bersama ibunya karena masalah politik di Jepang. Ketika Ikkyu-san berusia 5 tahun, dia berpisah dari ibunya dan ditahbiskan di Kuil Ankoku-ji.
Usaha rental video sudah lama adanya, walaupun lambat laun tergerus oleh usaha rental DVD dan kini tergerus usaha tontonan digital.
11. Menonton ramai-ramai drama "The Legend of Condor Heroes" di videotape berformat BETA
Drama Hong Kong ini sangat populer pada masanya dan tayang dari 21 Februari hingga 22 Juli 1983. Dibintangi oleh Felix Wong, Michael Miu, Barbara Yung, Sharon Yeung, Patrick Tse, Louise Lee, dll.
Di tahun 1980-an, mungkin orang tua Anda mengenal VCR (video cassette recorder), biasanya berformat Betamax. Ketika masih zamannya VCR, kita menonton rekaman kaset video di VCR player.
12. Rambut gaya John Taylor-nya Duran Duran sangat digandrungi
John Taylor adalah vokalis Duran Duran, band terkenal tahun 80-an asal Birmingham, Inggris. Gaya rambutnya menginspirasi gaya rambut Lupus, karakter novel terkenal karya Hilman Hariwijaya.
Ini baru bagian 1, kita akan lanjutkan ke bagian 2 besok.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI