Kisah Paul berlanjut di Tekken 6, di mana kini dia terjebak utang yang sangat besar. Padahal, hadiah turnamen King of Iron Fist setiap tahun adalah uang tunai dalam jumlah yang besar. Paul kalah, jadi dia tidak dapat uang. Namun, dia mendapat kabar bahwa turnamen King of Iron Fist 6 akan diadakan. Berharap untuk memenangkan turnamen dan melunasi utangnya, Paul berkonsentrasi menyusun rencana untuk memastikan kemenangannya. Dia sampai pada kesimpulan bahwa kegagalannya di masa lalu adalah karena masuk turnamen sendirian dan memutuskan bahwa masuk bersama orang lain akan meningkatkan peluangnya untuk menang.
Paul memutuskan untuk meminta teman lamanya, Marshall Law, untuk ikut dengannya. Mereka juga mengajak si tukang pukul tampan, Steve Fox. Tidak ada di antara mereka yang menang. Padahal, jika salah satu di antara mereka menang turnamen, Paul berjanji akan membagi tiga uangnya dengan Law dan Steve.
Paul masuk turnamen King of Iron Fist 7 dan mengalahkan Panda, hewan peliharaan Ling Xiaoyu, namun dia dicemooh para penonton. Di game ini ending-nya kembali dianggap lelucon.
Di Tekken 8, rambut Paul jatuh dengan bebas dan tergerai indah bak penyanyi rock.
Bandai Namco memang kerap memberi Paul ending lelucon sejak Tekken 5, yang tidak masuk akal. Paul ini orangnya kuat, tidaklah mungkin dia terus-terusan diberi ending yang tidak serius. Kisah hidupnya juga kurang disorot. Apa pekerjaan orang tuanya dulu? Di mana Paul menetap? Mengapa Paul tidak pernah berinteraksi dengan Kazuya? Paul ini sudah ada sejak Tekken pertama, takkanlah mungkin Bandai Namco terus-terusan menjadikannya bahan candaan.