Kehadiran jurnalisme investigasi, disebabkan karena banyak isu publik yang menjadi kepentingan khalayak, tidak mendapatkan penjelasan yang sepenuhnya.
Ketidakjelasan adalah kamar gelap bagi transaksi kekuasaan. Dengan begitu, eksistensi media investigasi ditujukan untuk menerangi apa-apa yang terlihat buram, agar mampu dipahami publik secara utuh senyata-nyatanya.
Kredibilitas media jelas dipertaruhkan, manakala mengangkat tema yang sensitif. Karena itu, jurnalisme investigasi adalah bentuk puncak dari kualitas produk media.
Kita tentu mengingat novel klasik George Orwell, 1984, mengisahkan negeri totalitarian yang mengatur pikiran, bahkan dibentuk kementerian kebenaran untuk mensortir apa yg benar menurut penguasa, dan melakukan propaganda demi kepentingan kekuasaan.
Dalam ruang sempit demokrasi, kita berharap pada peran media yang independen, tidak terkooptasi kuasa, serta menjadi antitesis dari praktik hegemoni. Hanya itu agaknya harapan yang tersisa, dan kita masih bermimpi tentang ujung terang dari lorong gelap ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H