Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Nalar Sehat Menuju Indonesia Emas 2045

4 Maret 2024   18:51 Diperbarui: 4 Maret 2024   19:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelas perlu anggaran jumbo, untuk program kerja dalam kerangka target yang besar itu. Jauh-jauh hari warning terkait defisit anggaran, disampaikan berbagai kalangan. Terlebih, ketidakmampuan dalam tata kelola sumber anggaran, tidak hanya berpotensi menggagalkan rencana program, bersamaan dengan itu dapat memupus harapan akan setting Indonesia Emas 2045.

Hal yang tidak kalah penting untuk menjadikan kesejahteraan, sebagai bagian dari milik publik dalam Indonesia Emas 2045, dengan memastikan terselenggaranya prinsip dasar etika, moralitas dan keadilan. Dengan itu, maka penjabaran program akan melindungi seluruh warga negara tanpa terkecuali.

Diluar aspek teknis, yang bisa disesuaikan secara dinamis dengan kondisi terkait, sesungguhnya terdapat kebutuhan untuk mengisi kekosongan dari spirit kepemimpinan yang mengedepankan kepentingan publik lebih dari sekedar syahwat berkuasa, untuk tujuan kekuasaan itu sendiri.

Selayaknya publik ditempatkan sebagai fokus dari proses pembangunan, tidak hanya menjadi objek pasif yang diombang-ambing pada saat periode pemilihan politik, tetapi dijadikan sebagai subjek aktif yang ikut terlibat dalam penentuan nasib masa depannya.

Sayangnya, kita perlahan namun terlihat pasti mendegradasi kemampuan publik untuk memiliki kecerdasan literasi politik dengan format stimulus politik uang, membangun relasi patron-klien yang mutlak berangsur menjadi kultus. Bisa jadi karena itu kita semakin menjauh dari slogan Indonesia Emas 2045".

Sebagaimana Cicero menyebut, "dalam pikiran yang berantakan, seperti dalam tubuh yang berantakan pula, kesehatan adalah hal yang mustahil". Kita perlu sehat sejak mulai pikiran, agar keputusan yang akan diambil para pemimpin, benar-benar mewakili kehendak publik.

Pada kehidupan sosial yang semakin sempit ruang bernalar kritis, hampir dipastikan kebijakan hanya akan menguntungkan segelintir pihak. Boleh jadi jadi mimpi Indonesia Emas 2045 membumbung terlalu tinggi, hingga kita tidak mampu lagi menjangkaunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun