Kita tentu berharap ada pihak yang bertindak dalam fungsi check and balances, agar koridor demokrasi terjaga.Â
Pada banyak kasus, ketiadaan oposisi membuat kekuasaan berjalan serampangan. Terlebih ketika kemudian oposisi tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk mengimbangi kekuasaan.
Tengok film Netflix, Man on The Run, 2023, sebuah kisah nyata dari tanah Jiran, tentang upaya menggangsir kekayaan negara melalui proyek mercusuar 1MDB. Kongkalikong antar elit politik dan rente ekonomi terjadi. Momentum itu, menyediakan ruang bagi perubahan.Â
Namun, pihak oposisi tidak siap, baca: gagap atas kekuasaan, dan berperilaku sama dengan elit sebelumnya. Ketidakpuasan lalu kembali muncul di tengah publik, hingga akhirnya cengkraman elit penguasa lama perlahan hadir kembali.
Pemilu 2024 memberikan ruang kesadaran untuk bisa mempersiapkan dan membentuk oposisi berdaya, yang dengan kuat memegang prinsip untuk berjarak dari kekuasaan. Disanalah tugas kesejarahan dalam kehidupan berbangsa itu dimulai, tepat selepas masa pemilu usai.
Mendewasakan rasionalitas politik publik, jelas membutuhkan teladan. Peran partai politik, lebih dari sekedar kanalisasi suara publik, juga menjadi wadah edukasi yang mencerahkan.Â
Kita akan melihat siapa saja yang taat asas pada kepentingan publik, atau sekedar menjadi hamba dari kursi kuasa.