Kehidupan sosial saat ini yang tersedia melalui ruang virtual dalam jejaring online, menjadikan kaum intelektual dan para pakar menjemput kematian, kalah suara dalam jumlah pengikut -followers di media sosial. Tom Nichols, 2018, dalam The Death of Expertise sudah mengingatkan hal tersebut.
Lebih jauh lagi kematian kelompok intelektual termasuk mahasiswa, akademisi dan elemen kritis lainnya, terjadi karena ruang demokrasi di kampus yang semakin menyempit karena birokratisasi dan komersialisasi pendidikan.
Peter Fleming dalam Dark Academia: How Universities Die, 2021 menyebut bahwa lembaga pendidikan bernama universitas mengalami kebuntuan bagi kebebasan dirinya, tekanan psikologis melalui ukuran publikasi ilmiah, tingkat kelulusan, termasuk kompetisi antar kampus semakin menjadi.
Bila kondisinya sudah sedemikian pelik, agak tampak sulit membayangkan mahasiswa untuk bisa memberi kontribusi solusi bagi persoalan publik di sekitarnya.
Di titik tersebut, jati diri mahasiswa dan kaum intelektual harus dikembalikan rohnya pada kesejatian publik, melalui moralitas kemanusiaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Semoga.