Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers dalam Pusaran Konflik Palestina-Israel

19 Mei 2021   14:02 Diperbarui: 19 Mei 2021   14:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktis, bersamaan dengan kehancuran kantor perwakilan media tersebut maka wacana mainstream mengenai perang Palestina-Israel dikuasai oleh kepentingan pro Israel. 

Kendali dan dominasi itu, hanya bisa dikonfrontir dengan menggunakan arus media baru, yakni media sosial. Berbagai aplikasi pesan dan platform online mampu menjadi sarana perlawanan atas tindakan semena-mena Israel.

Pada linimasa media sosial, ruang pertarungan cyber terjadi. Konstruksi opini dibangun baik oleh kelompok pro maupun kontra.

Sekurangnya, ada tiga bentuk perspektif yang berkembang, (i) perang Palestina-Israel bertalian dengan kaitan agama, (ii) konflik yang terjadi sesungguhnya merupakan bagian dari perebutan serta pengakuan wilayah kekuasaan, (iii) saling serang terus terjadi karena proksi pertarungan kepentingan kekuatan ekonomi dunia.

Israel dengan sekondan pendukung utamanya Paman Sam, jelas menggunakan hak veto sebagai keistimewaan di berbagai sidang PBB terkait serangan Israel. 

Bahkan Joe Biden pun seolah menuding kambing hitam, bahwa Hamas yang menyulut serta memulai pertikaian. Tetapi fakta lapangan berbeda. Media sosial memainkan peran. 

Keterlibatan publik untuk merekam gerik laku Israel yang mengusir paksa warga Palestina membuktikan kebiasaan serta ketidakadilan terjadi disana. 

Kerangka framing media sesuai kepentingan Israel dan Amerika terbantahkan. Media arus utama berperan memperkuat sinyal mengenai informasi atas fakta yang terjadi.

Pada akhirnya dalam sebuah konflik, hukum besinya menyebut: menang jadi arang, kalah jadi abu. Semua pihak menderita kerugian. Tentu penduduk dikedua belah pihak yang menjadi korban.

Mengulik keberadaan Israel yang mendasarkan klaim sepihak atas riwayat kisah dimasa lalu atas sebuah teritori yang terjanjikan tentu sebuah kenaifan. 

Tetapi melongok pada kesendirian Palestina, serta sikap diam negara-negara Arab di wilayah terdekatnya, mengingatkan kita tentang pentingnya menjalin relasi dan solidaritas internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun