Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tepuk Tangan di Hari Kesehatan Nasional

14 November 2020   02:13 Diperbarui: 14 November 2020   02:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Infrastruktur bagi optimalisasi program 3T harus mampu dipenuhi, mulai dari ketersediaan peralatan laboratorium, sarana penunjang, hingga sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam memperbesar kemampuan pemeriksaan -testing. 

Belum lagi menyoal pemerataan lokasi sarana pengujian di daerah. Disamping itu pula, diperlukan kemampuan dari tenaga terlatih melalui instrumen sarana kesehatan milik pemerintah yang dapat menjangkau publik dalam memaksimalkan upaya pelacakan kasus -tracing.

Tidak ketinggalan peran kolaborasi seluruh sarana kesehatan di tanah air dalam memberikan dukungan pelayanan guna mengobati -treatment pasien Covid-19. Lagi-lagi pada bagian ini kebutuhan sarana dan prasarana guna melayani hingga tahap paripurna juga masih terkendala.

Semesta Tepuk Tangan 

Wujud tepuk tangan di Hari Kesehatan Nasional perlu menjadi titik balik bersama, untuk melihat kembali apa yang telah terjadi dalam kurun waktu dibawah tekanan pandemi kali ini. 

Tingkat kesembuhan yang 380 ribu kasus, patut disyukuri, namun kematian 14 ribu nyawa juga perlu kita renungkan dengan baik. Bagaimanapun satu nyawa sangatlah berharga, terlebih individu terhubung melalui jejaring sosial kehidupannya. Begitu juga pengorbanan 282 petugas medis yang meninggal terinfeksi Covid-19.

Tepuk tangan itu menjadi pengingat bagi peran dan kontribusi kita bersama dalam upaya keluar dari situasi serba sulit akibat pandemi. Peringatan Hari Kesehatan Nasional menjadi penting untuk sebuah momentum perubahan, bukan sekedar seremonial semata. Ini tentang tanggung jawab.

Dalam konteks ruang privat, kita memiliki tugas untuk memastikan hidup bersih sehat dan tidak menjadi agen penularan. Sementara itu di ruang publik, para pemangku kekuasaan dan kebijakan dituntut untuk bisa membangun kerangka sistem bagi perlindungan menyeluruh, baik pada persoalan kesehatan hingga sosial ekonomi.

Seluruh sumberdaya yang dimiliki harus mampu dikonversi bagi penguatan kehidupan bersama. Percepatan penanganan pandemi membutuhkan seluruh elemen kekuatan publik, termasuk kerja keras para ilmuwan dalam menghadirkan berbagai solusi domestik yang mandiri.

Semua kita jelas berharap tepuk tangan itu adalah ujung happy ending dari periode bersejarah peradaban umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun