Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggugat Etika di Era Digital

10 April 2020   04:47 Diperbarui: 10 April 2020   05:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kegelisahan. Disrupsi teknologi yang selaras dunia modern menghadirkan ruang penuh keresahan. Perubahan teknokratik terjadi, memudarkan pondasi dasar bagi etika kehidupan sosial kita. 

Potret kegusaran itu terlihat, melalui buku Vivid F Argarini, Manner Matter No Matter What: Seni Berkomunikasi untuk Naik Kelas, 2020. Disrupsi mengubah bentuk dari semua sendi kehidupan.

Termasuk didalamnya, terjadi perubahan perilaku dan nilai-nilai sebagai kelaziman baru. Dengan perlahan, Vivid memberikan catatan pada konstruksi manner, yang dipadankan dengan etika sebagai hal pokok.

Proyek literasi buku ini, disampaikan dengan bahasa populer, sebagai bahan perenungan semua kalangan, mulai dari segmen muda milenial hingga dewasa profesional. Tuturan sebagai penghantarnya ringkas.

Secara keseluruhan, Vivid hendak menyampaikan keberadaan aspek fundamental dari sebuah relasi sosial, yakni bingkai etika. Dimana, keberadaan etika bersifat universal dan abadi serta tidak tergantikan.

Etika sebagai keutamaan dalam kehidupan manusia, terimplementasi dalam praktik keseharian dan pada lingkungan sosial sekitar. Pendek kata, tiada kecerdasan akal budi yang sempurna tanpa kehadiran etika.

Alam Pengasuhan

Proses pengenalan etika yang berulang kali ditekankan Vivid, tidak lepas dan bermula bahkan sejak lingkup mikro, melalui pengasuhan keluarga. Tetapi asupan etika terus mengalami pertumbuhan serta perkembangan.

Interaksi sosial pada lingkup makro, menambah tautan etika bagi individu. Basis utama etika tidak hanya pada kebiasaan, nilai, norma tetapi juga atas keyakinan, yang keseluruhannya bermuara pada akar kebaikan.

Keguncangan itu terjadi bersamaan dengan transformasi digital. Sosial media adalah medium baru yang menandai modernitas berbeda. Keberadaan pertemuan fisik diperantarai teknologi.

Simbol representasi atas kehadiran, kemudian menghilang. Bahkan dunia maya mengakseptasi sifat anonymous, false identity hingga fake account. Menghidupkan identitas berganda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun