Membaca Big Data
Pada banyak kasus, di berbagai wilayah yang berhadapan dengan Pandemi COVID-19 sangat terbantu menggunakan kemampuan analisis big data. Operator seluler perlu berkontribusi aktif.
Kementerian informatika memperluas proses edukasi, memanfaatkan koneksi seluler. Menganalisis pergerakan pengguna mobile phone. Peluncuran aplikasi dan portal baik, tetapi belum cukup.
Peran integrasi serta konsolidasi satu data kependudukan, terbilang menjadi signifikan dalam situasi ini. Momentum perbaikan ke depan. Bisa dimulai pelacakan atas register nomor seluler.
Big data menyajikan perilaku, dan kontrol perilaku menjadi hal penting saat ini. Kita berhadapan dengan dilema etik, atas penggunaan data privat. Dalam situasi kedaruratan terdapat abnormalitas.
Padanan big data adalah artificial intelligence, menguatkan basis dukungan kecerdasan buatan, untuk melakukan pengaturan. Sentralisasi data ini, memberikan posisi pijakan yang kuat bagi kekuasaan, untuk merumuskan intervensi kebijakan.
Kolaborasi sektor teknologi harus dipercepat, pergunakan teknologi informasi, untuk meluaskan informasi, sekaligus mengumpulkan informasi penting dari kebiasaan-kebiasaan publik. Rekayasa sosial dalam bidang kesehatan, berbasis teknologi dibutuhkan.
Kuasa PanoptikÂ
Manusia, menurut Yuval Noah Harari, Homo Deus, 2016, di masa depan sangat terkait dengan aspek technoscience dan bioscience. Disrupsi teknologi akan menjadi kekuatan baru manusia. Futuristik.
Penggunaan teknologi yang mengawasi seluruh penduduk, membawa kita pada konsep penjara Panoptik, yang diterangkan Michael Foucault. Kondisi, hyperconnected, membuat kekuasaan melekat pada individu.Â
Pada penjara abad pertengahan, arsitektur panoptik dengan menara pengawas di tengah, yang dilengkapi lampu sorot ke sekeliling bangunan penjara, menjadi representasi kuasa pengawasan. Terasa diamati.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!